Imbas Abrasi Laut, Harga Garam Petani Cirebon Anjlok Jadi Rp500 per Kilo
Banjir rob terjadi di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Bencana ini mengakibatkan aktivitas petani garam tradisional terdampak. Harga garam anjlok di angka Rp500 per kilogram.
Banjir rob terjadi di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Bencana ini mengakibatkan aktivitas petani garam tradisional terdampak. Harga garam anjlok di angka Rp500 per kilogram.
Menurut salah satu petambak, Ismail, banjir dari Laut Jawa itu sudah terjadi sejak dua tahun terakhir. Kejadian ini mengakibatkan lingkungan sekitar rusak dan daerah produksi garam terkena abrasi.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Bagaimana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan teks proklamasi di Tugu Kejaksan itu dilakukan spontan,” kata pemerhati sejarah dan budaya Cirebon Jajat Sudrajat.
-
Di mana teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Teks proklamasi kemerdekaan Indonesia ternyata lebih dulu dibacakan di Kota Cirebon, Jawa Barat. Pembacaannya dilakukan oleh tokoh penting bernama Soedarsono di Simpang Kejaksan, yang kini lebih dikenal dengan Tugu Pensil.
-
Kapan teks proklamasi dibacakan di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan Indonesia di Cirebon dua hari lebih awal dari yang dilakukan oleh Soekarno, yakni pada 15 Agustus 1945.
-
Siapa yang membacakan teks proklamasi di Cirebon? Pembacaan proklamasi kemerdekaan oleh Soedarsono dihadiri oleh sekitar 100 sampai 150 orang dari berbagai penjuru di kota pesisir Jawa Barat itu.
-
Kapan Sunan Gunung Jati tiba di Cirebon? Setelah menuntut ilmu di Makkah, Syarif Hidayatullah berangkat ke Nusantara. Ia mampir di Gujarat dan Kerajaan Samudra Pasai sebelum akhirnya tiba di Cirebon pada tahun 1470 Masehi.
"Sudah dua tahun ini sebagian petani garam kita menangis. Sebab tempat produksi terganggu abrasi hingga sebagian lahan garam mereka sering kali terendam laut pasang, akibatnya petani tidak bisa mengolah lahan mereka,” terang Ismail, Minggu (10/10), melansir dari Antara.
Harga Anjlok di Angka Rp500 Per Kilo
Area tambak garam di wilayah pesisir Utara Cirebon ©2021 Youtube Kamarudin Adventure/editorial Merdeka.com
Area produksi garam tergenang akibat banjir, membuat para petani kesulitan memproduksi garam. Akibatnya, harga jual garam menjadi anjlok, hingga berada di angka Rp500 per kilogram.
Para penambak mengharapkan perhatian dari pemerintah, terutama dalam mengatasi abrasi, agar para petani garam bisa kembali normal.
"Harga garam anjlok sekali hanya Rp500 per kilogram. Kami mohon Pemerintah bisa segera menetapkan Harga Eceran Terendah (HET)," ungkap Ismail
Manfaatkan Alat Produksi Seadanya
Ismail menambahkan, selain anjloknya harga garam, petani juga kesulitan menghasilkan garam dengan metode geomembran karena keterbatasan sumber daya.
Menurutnya, harga satu gulung geomembran mencapai Rp5 juta, sedangkan untuk menghasilkan garam dengan kualitas baik dibutuhkan sebanyak 10 sampai 12 gulung per satu hektarnya.
“Jadi untuk 1 hektar saja setidaknya bisa membutuhkan 10-12 gulung geomembran. Petani akhirnya menggunakan plastik busa yang menghasilkan garam tidak maksimal," kata Ismail lagi.
Sempat Tak Berpenghasilan karena Abrasi
Senada dengan Ismail, petani garam lainnya, Insyaf mengatakan jika tahun lalu para petani tidak berpenghasilan sama sekali, akibat terjadinya abrasi tersebut.
"Tahun lalu terjadi banjir rob dari utara dan selatan, petani gagal panen dan tidak memiliki penghasilan,” tutur Insyaf.
Berdasarkan pantauan di lapangan, banjir rob dan abrasi yang terjadi di sekitar kawasan Pangenan dikarenakan tidak ada tanggul alami untuk mencegah air laut masuk ke areal tambak. Kondisi itu menyebabkan bibir pantai, hingga area pengolahan garam mengalami kerusakan.