Jalan-Jalan Bareng Komunitas Wara-wiri Mengajar, Ajak Milenial Kenali Sejarah Kota Tangerang
Komunitas Wara-wiri Mengajar akan mengajak siapapun, khususnya generasi milenial agar mengenal seluk-beluk Kota Tangerang di masa silam.
Komunitas Wara-wiri Mengajar mengajak para milenial untuk belajar sejarah di Kota Tangerang. dengan cara seru.
Jalan-Jalan Bareng Komunitas Wara-wiri Mengajar, Ajak Milenial Kenali Sejarah Kota TangerangTangerang.
Membumikan sejarah Kota Tangerang
Ketua Pelaksana, Roslina Martiana, mengatakan jika komunitasnya dibuat bukan tanpa alasan. Wara-wiri Mengajar memiliki misi ingin membumikan sejarah di Kota Tangerang. Kegiatan ini lantas menarik minat masyarakat, terlebih kalangan muda dengan jumlah peserta mencapai puluhan tiap sesinya. Roslina pun membuka pendaftaran secara online untuk memudahkan para pecinta sejarah. “Yang mengikuti kegiatan ini ada 92 peserta yang sebelumnya mereka sudah mendaftar melalui online,” katanya, dikutip dari laman Pemkot Tangerang.
-
Bagaimana Jembatan Kaca Berendeng menggambarkan keragaman di Kota Tangerang? “Tidak hanya sebagai jembatan penghubung, Jembatan Kaca Berendeng juga menjadi ikon yang merepresentasikan heterogenitas kebudayaan di Kota Tangerang,” ujar Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Tangerang, Rizal Ridolloh, melalui keterangan tertulis.
-
Siapa yang mengeluh tentang honor guru ngaji di Tangerang? Saat itu, Mahfud mendengarkan keluhan guru ngaji asal Tangerang Selatan (Tangsel) yang mengaku hanya menerima honor sebesar Rp250 ribu per bulan.
-
Tempat wisata apa yang menawarkan pemandangan indah hutan dan sungai di Tangerang? Tebing Koja menawarkan panorama alam yang memukau, terutama saat matahari terbenam. Dari atas tebing, pengunjung dapat menyaksikan pemandangan hutan dan sungai yang hijau, serta kota Jakarta yang terlihat jauh di kejauhan.
-
Siapa yang pernah berkunjung ke Tangerang dan meninggalkan jejak budaya di sana? Dikisahkan bahwa rombongan yang dipimpin prajurit kepercayaan kerajaan besar Tiongkok Muslim itu mendarat di Tangerang pada 1405.Ketika itu rombongan sebanyak 30.000 pasukan datang dengan 300-an kapal besar. Laksamana Cheng Ho memiliki misi pertukaran budaya, termasuk melakukan perdagangan ke beberapa wilayah yang dijelajahinya, termasuk Tangerang.
-
Siapa yang tertarik untuk mempelajari Tari Jaipong di Bandung? WNA bernama Shizuka Hayashi itu kemudian menceritakan ketertarikan dengan tari Jaipong dan berniat mengenalkannya ke negeri Sakura.
-
Apa yang terjadi di Peristiwa Tanjung Morawa? Peristiwa Tanjung Morawa menjadi salah satu tragedi paling berdarah di Indonesia dan runtuhnya Kabinet Wilopo pada saat itu.
Gunakan bus kota
Untuk mengikuti ini, peserta akan diarahkan untuk berkumpul di tempat yang telah ditentukan yakni area Masjid Raya Al Azhom. Setelahnya, jelajah sejarah akan dilakukan dengan menggunakan Bus Jawara.
Para peserta mengikuti ini dengan antusias, terlebih acara jelajah sejarah di Kota Tangerang ini tidak dipungut biaya alias gratis. “Kita Wara-wiri Belajar, mendalami sejarah dengan naik dua bus Jawara dan ini tanpa dipungut biaya alias gratis. Mereka hanya membawa botol minum dan payung atau jas hujang masing-masing,” katanya.
Tempat-tempat yang dikunjungi
Beberapa tempat yang dikunjungi tentunya memiliki nilai sejarah yang kuat seperti Taman Makam Pahlawan Taruna, Stadion Benteng Reborn, Klenteng Boen Tek Bio, Makam Kalipasir serta kawasan Pasar Lama Tangerang. Agar informasi sejarah yang didapatkan semakin lengkap, pihaknya juga menyiapkan tourguide untuk mendampingi peserta. “Harapannya agar warga Kota Tangerang, khususnya generasi milenial mengetahui sejarah kotanya. Sebagai contoh di Taman makam pahlawan Taruna, disitu ada pahlawan yang dimakamkan dan namanya abadi menjadi jalan yg melintasi Tangerang hingga Jakarta, yaitu Mayor Elias Daniel Mogot atau lebih dikenal dengan nama Daan Mogot,” terangnya.
Disediakan snack dan doorprize
Kegiatan jelajah sejarah di Kota Tangerang ini semakin lengkap dengan adanya snack yang disuguhkan oleh pihak panitia. Peserta bisa menikmati camilan sembari menambah wawasan tentang sejarah kotanya. Peserta juga akan mendapatkan doorprize yang telah disiapkan oleh panitia, sehingga makin menambah keseruan. Sebelumnya Wara-wiri Mengajar berangkat dari sebuah taman baca masyarakat yang dibentuk sejak 2017 lalu.
Gelar bakti sosial
Tak hanya soal sejarah, komunitas tersebut juga fokus membantu kalangan yang membutuhkan dengan menggelar kegiatan bakti sosial. Saat ini komunitas tersebut diketuai oleh Panji Bahri. Komunitas ini biasa berkumpul di Jalan Marsekal Suryadarma, Gang Kong Aneng, Kelurahan Mekarsari, Kecamatan Neglasari. Biasanya mereka menginformasikan jadwal dan mendokumentasikan kegiatannya melalul laman media sosial Instagram @warawiri.mengajar.
- Jubir TPN Ganjar Resmi Jadi Caleg Nomor 2
- Perjuangan Komunitas Literasi di Tambun Selatan Kenalkan Minat Baca ke Anak, Keliling Tiap Taman Sambil Bawa Buku
- Mengenal Komunitas Tanoker, Berdayakan Kampung Buruh Migran Jember hingga Dikenal Dunia
- Mengenal Paguyuban Asep Dunia, Komunitas Unik yang Sunda Banget