Ciri-ciri Difteri, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya
Difteri adalah infeksi bakteri yang serius dan menular. Penting untuk mengenali cirinya karena penyakit ini tergolong berbahaya.
Penting untuk tahu ciri-ciri penyaki ini karena bisa berbahaya bagi tubuh.
Ciri-ciri Difteri, Kenali Penyebab dan Cara Mencegahnya
Difteri adalah infeksi bakteri yang serius dan menular yang biasanya mempengaruhi selaput lendir hidung dan tenggorokan. Difteri disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae, yang dapat menyebar melalui udara, kontak langsung, atau benda-benda yang terkontaminasi.
Difteri adalah penyakit yang berbahaya dan bisa mengancam jiwa. Bakteri penyebab penyakit ini bisa merusak sel-sel di hidung dan tenggorokan, serta bisa menyebar ke organ lain, seperti jantung, ginjal, atau otak.
-
Siapa yang bisa terkena penyakit difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Apa yang dimaksud dengan difteri? Difteri adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria yang menyerang hidung, tenggorokan, atau kulit.
-
Bagaimana cara mencegah penularan difteri secara efektif? Cara mencegah difteri yang paling efektif adalah dengan mendapatkan vaksinasi difteri. Vaksinasi ini dapat melindungi tubuh dari bakteri penyebab difteri dan racunnya.
-
Bagaimana cara mencegah bayi terkena infeksi akibat ciuman sembarangan? Penting bagi orang dewasa untuk berhati-hati dan menjaga kebersihan ketika berinteraksi dengan bayi. Hindari ciuman sembarangan, terutama jika Anda sedang sakit atau mengalami gejala infeksi.
-
Bagaimana cara untuk menurunkan risiko perceraian? Penelitian ini menunjukkan bahwa pasangan yang memilih untuk menikah dengan cara yang lebih praktis mungkin akan "lebih berhasil" dalam jangka panjang. Menurut temuan penelitian yang dipublikasikan di The Economic Times (7/8/2023), mempelai yang membuat pesta pernikahan lebih sederhana berpeluang lebih besar untuk menjalin hubungan yang langgeng dan kemungkinan bercerainya lebih rendah.
-
Siapa yang berpotensi terkena komplikasi Difteri? Komplikasi yang berpotensi mengancam jiwa dapat terjadi jika toksin memasuki aliran darah dan merusak jaringan vital lainnya.
Penyebab Difteri
Penyebab difteri adalah infeksi bakteri Corynebacterium diphtheria, yang dapat menyebar dari orang ke orang.
Bakteri ini menghasilkan racun yang merusak sel-sel di hidung dan tenggorokan, serta bisa menyebar ke organ lain, seperti jantung, ginjal, atau otak.
Bakteri difteri bisa hidup di dalam tubuh manusia tanpa menimbulkan gejala, tetapi bisa menular ke orang lain yang rentan.
Penularan juga terjadi ketika menyentuh benda yang sudah terkontaminasi air liur penderita, seperti gelas atau sendok.
Faktor-faktor yang meningkatkan risiko tertular difteri antara lain:
- Tidak mendapat vaksinasi difteri secara lengkap
- Tinggal di area padat penduduk atau yang buruk kebersihannya
- Bepergian ke daerah yang tingkat difterinya sedang tinggi
- Memiliki daya tahan tubuh lemah, misalnya karena menderita AIDS
Ciri-ciri Difteri
Ciri-ciri difteri yang paling umum adalah:
- Terbentuknya lapisan tebal berwarna abu-abu yang menutupi tenggorokan dan amandel. Lapisan ini disebut pseudomembran dan bisa mengganggu pernapasan jika tidak segera diobati.
- Sakit tenggorokan, batuk, suara serak, dan kesulitan menelan.
- Demam, menggigil, lemas, dan sakit kepala.
- Pembengkakan kelenjar getah bening di leher.
- Keluar cairan dari hidung.
Selain pada hidung dan tenggorokan, difteri juga bisa terjadi pada kulit. Ciri-cirinya adalah:
- Kulit kemerahan, timbul bintik-bintik berisi nanah, dan bisul di kulit.
- Bintik-bintik dan bisul akan menghilang dalam waktu 2–3 bulan setelah sembuh.
Jika Anda mengalami ciri-ciri difteri di atas, segera periksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.
Cara Mencegah Difteri
Cara mencegah difteri yang paling efektif adalah dengan melakukan vaksinasi.
Vaksin difteri biasanya diberikan bersamaan dengan vaksin tetanus dan batuk rejan dalam imunisasi DPT.
Vaksin ini diberikan sejak bayi dan diulang pada usia 18 bulan, 5 tahun, dan 10 tahun. Selain itu, vaksinasi ulang juga dianjurkan bagi orang dewasa yang belum pernah mendapatkan vaksin difteri atau tidak mengetahui status imunisasinya.
Selain vaksinasi, ada beberapa langkah lain yang bisa dilakukan untuk mencegah difteri, yaitu:
- Mencuci tangan menggunakan sabun sebelum atau sesudah melakukan kegiatan, misalnya berolahraga, bekerja, dan aktivitas lain yang memungkinkan Anda terpapar bakteri.
- Membersihkan lingkungan rumah, terutama pada area yang berpotensi menjadi tempat bakteri tinggal.
- Menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi difteri atau barang-barang yang terkontaminasi.
- Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan tisu atau siku bagian dalam.
- Menggunakan masker jika berada di tempat umum yang padat atau berisiko terpapar bakteri.