Kisah Habib Keramat Empang dari Bogor, Sosoknya Bikin Bingung Belanda saat Dipenjara
Di masanya, Habib Empang dikenal memiliki banyak karamah seperti menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan binatang yang mati atas seizin Allah.
Sudah kenal dengan Habib Empang? Sosok ini amat berpengaruh dalam proses penyebaran agama Islam di wilayah Bogor, Jawa Barat, ratusan tahun silam.
Ia merupakan keturunan ke-32 dari Rasulullah SAW dan berkesempatan mengenalkan ajaran tauhid ke wilayah Indonesia, tepatnya selatan Batavia. Di daratan nusantara inilah, namanya semakin dikenal karena metode dakwahnya yang unik.
-
Kapan Habib Muhammad bin Idrus Al Habsyi meninggal? Makam Habib Muhammad meninggal di Kota Surabaya pada tahun 1917 Masehi.
-
Siapa Habib Ali Kwitang? Di awal abad ke-20, Habib Ali Kwitang menjadi sosok ulama yang paling berpengaruh di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Ia merupakan keturunan dari Rasulullah di Betawi yang turut membantu kelahiran Republik Indonesia.
-
Kapan Habib Ali Kwitang wafat? Sampai sekarang, jejak dakwah dari ulama yang wafat pada 13 Oktober 1968 itu masih ada.
-
Kapan Habib Hasan Bin Ja'far Assegaf wafat? "Segenap Keluarga Besar Rabithah Alawiyah turut berduka cita atas wafatnya Habib Hasan bin Ja'far bin Umar Assegaf (Pimpinan Majelis Nurul Musthofa) pada hari Rabu, 13 Maret 2024," tulis akun @rabithah_alawiyah.
-
Kapan Alimin bin Prawirodirjo lahir? Lahir di Surakarta, Jawa Tengah pada tahun 1889, pria yang kerap disapa Alimin ini terlahir dari kalangan keluarga miskin.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
Ketika itu, daerah Bogor menjadi konsentrasinya untuk berdakwah. Ia kemudian mendirikan tempat belajar agama, agar masyarakat bisa mudah mengenal lebih dekat kehadirannya.
Di masanya Habib Empang dikenal memiliki banyak karamah, seperti menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan binatang yang mati atas seizin Allah. Karamah ini pun mampu membuat Belanda kebingungan, sehingga kegiatan dakwahnya tidak dilarang.
Bernama Asli Al-Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas
Merujuk situs qotrunnada-depok.ponpes.id, Habib Empang atau Habib Keramat Empang sebenarnya merupakan julukan. Nama aslinya adalah Al-Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas.
Ia lahir di al-Kasri, Hadramaut, Yaman, 17 April 1849 dan terus melakukan penjelajahan untuk belajar agama Islam.
Sejak kecil, dirinya memang sudah dikenalkan dengan pendidikan agama Islam dan perhatian khusus terhadap kitab-kitab yang terkait. Mu’alim Syaikh Umar bin Faraj bin Sabah ialah gurunya yang membimbing habib untuk menghafal Al-Qur'an sebelum usia 17 tahun.
Berkeliling dari Satu Ulama ke Ulama Lain
Di usia remaja, Al-Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas berkesempatan melaksanakan ibadah haji pertamanya. Selama berada di Tanah Suci, ia bertemu dan berdialog dengan banyak ulama terkemuka untuk menambah wawasan dan keilmuan tentang Islam.
Setelah menunaikan ibadah haji, al-Habib Abdullah kembali ke Hadramaut dengan membawa berbagai keberkahan. Salah satu langkah pentingnya adalah mengunjungi Kota Tarim untuk memperoleh manfaat dari para wali yang terkenal di sana.
Ia juga melakukan kunjungan ke beberapa desa dan kota di Hadhramaut, bertemu dengan para wali serta tokoh agama dan tasawuf dari berbagai latar belakang termasuk keluarga ‘Alawiyyin dan lainnya.
Datang ke Indonesia
Setelah menjalankan haji untuk kedua kalinya, ia menjelajah ke berbagai belahan dunia. Menariknya, ia mengarahkan tujuannya ke Indonesia yang kala itu tengah dijajah oleh Belanda pada 1866.
Di Indonesia, ia bertemu dengan waliyullah, antara lain al-Habib Ahmad bin Muhammad bin Hamzah Alattas yang tinggal di Pekalongan. Kemudian, Habib Hamzah menjadi gurunya selama di Indonesia.
Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas pun selalu mengikuti perjalanan dakwah selama di Pulau Jawa. Akhirnya, ia diarahkan ke wilayah Bogor yang ketika itu ajaran Islam masih harus dikembangkan agar dikenal semakin luas.
Bikin Bingung Belanda saat Dipenjara
Namun karena kegiatan dakwahnya yang dianggap bertentangan dengan kepentingan penjajah, al-Habib Abdullah atau Habib Kramat Empang pun kemudian ditawan. Ia dimasukkan ke dalam penjara.
Karena karamahnya sudah dikenal luas, setiap hari kamar lapas yang ia tempati tidak pernah sepi. Selalu ada orang yang mendatanginya untuk belajar Agama dan minta didoakan.
Belanda pun kebingungan karena semakin hari, jumlah orang datang semakin bertambah. Saat dipenjara, kondisi tangan, kaki dan lehernya diborgol agar tidak bisa lolos.
Dalam tulisan tersebut, dikatakan bahwa kedatangan pengunjung karena doa yang dimohonkan selalu terwujud selama tujuannya untuk kebaikan.
Sembuhkan Penyakit Kepala Lapas
Beberapa waktu berlalu, kunjungan orang semakin banyak. Ketika itu penjaga bersama kepala lapas menawarkannya untuk bebas, sebelum masa tahanan selesai. Namun, hal ini langsung ditolaknya karena ia ingin mengikuti aturan sampai masa dipenjaranya selesai.
Di tengah-tengah hukuman, tiba-tiba kepala lapas mendapati dirinya mengidap suatu penyakit langka. Karenya dokter pun angkat tangan untuk mengobatinya. Kemudian diutuslah bawahannya untuk memohon doa kesembuhan kepada habib.
Kemudian, kepala penjara diminta mengenakan borgol di kaki dan kepalanya. Atas seizin Allah penyakit demam parah yang diderita kepala lapas dan keluargnya benar-benar sembuh.
Dari sini kepala lapas dan keluarganya semakin yakin, bahwa al-Habib Abdullah bin Muhsin al-Attas memiliki karamah karena membawa ajaran Islam yang baik.
Menghidupkan Ikan Mati
Sebelumnya, kedatangan ke Indonesia ini adalah jawaban atas mimpinya saat ia beribadah di Makkah. Ketika itu ia bermimpi bertemu Rasulullah hingga tergeraklah hatinya menuju negara kepulauan ini.
Dari Pekalongan ia melanjutkan perjalanan menuju Batavia lalu berziarah ke makam al-Habib Husain bin Abu Bakar Al-Aydrus di Luar Batang, Penjaringan Jakarta Utara. Dari sana sampailah perjalanan hingga ke Empang, Bogor.
Banyak peristiwa yang terjadi di Empang, mulai dari sebuah kampung tak bertuan yang mulanya gelap gulita menjadi terang, hingga Habib Abdullah yang mencoba menghidupkan hewan ikan yang telah mati setelah dimakan hingga bisa bergerak dan loncat ke empang.
Kejadian ini sebelumnya diminta oleh warga yang ingin membuktikan sisi karamahnya dan diduga menjadi asal mula dirinya dikenal sebagai Habib Keramat Empang.