Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda
Karena fokus ke ajaran Nasrani, sosoknya pernah dikhawatirkan murtad oleh kalangan ulama di masa silam.
Karena fokus ke ajaran Nasrani, sosoknya pernah dikhawatirkan murtad oleh kalangan ulama di masa silam.
Kisah KH Anwar Musaddad, Ulama Kharismatik Sunda Lulusan Sekolah Nasrani Belanda
Profesor KH Anwar Musaddad dikenal sebagai ulama kharismatik kelahiran Garut, 3 April 1910 silam.
Sosoknya dikenal bersahaja dan punya keinginan belajar yang kuat sejak kecil. Pemahamannya juga luas, termasuk di luar lingkup agama Islam. Ia pun kerap mendalami perspektif agama lain, untuk memperkaya khazanah keilmuannya.
-
Siapa saja ulama yang dimakamkan di Karimunjawa? Salah satu alim ulama yang dimakamkan di Karimunjawa adalah Mbah Amir Hasan alias Sunan Nyamplung. Ada dua versi yang mengungkapkan siapa Sunan Nyamplung ini. Versi pertama mengatakan kalau dia adalah putra Sunan Muria. Versi kedua mengatakan kalau dia adalah putra Sunan Kudus.
-
Siapa yang mengajarkan Sunan Kalijaga tentang agama Islam di Cirebon? Sebelum mulai menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga sebenarnya ingin belajar lebih dalam tentang agama Islam bersama Syekh Datuk Kahfi yang merupakan pelopor ajaran Islam di Cirebon.
-
Siapa yang berjasa membantu Mahmud Yunus dalam memperjuangkan pendidikan Islam di Indonesia? Usulan ini dibahas oleh Departemen Pendidikan dan Pengajaran dan Yunus sendiri perwakilan dari Departemen Agama.
-
Siapa saja yang terlibat dalam ukhuwah Islamiyah? Ukhuwah Islamiyah merupakan konsep persaudaraan dalam agama Islam yang mengajarkan umat Muslim untuk saling tolong menolong, saling menghormati, dan saling menyayangi satu sama lain tanpa memandang perbedaan suku, ras, atau status sosial.
-
Bagaimana Syekh Wasil mendekati masyarakat dalam penyebaran Islam di Kediri? Saat pertama kali datang ke Kediri, Syekh Wasil tidak secara langsung menyebarkan Islam ke masyarakat. Ia menggunakan pendekatan tertentu, yakni memulai dakwahnya dengan mendekati para raja yang saat itu berada dalam masa pemerintahan Prabu Sri Aji Jayabaya.
-
Siapa saja yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Jawa? Para pemimpin Kesultanan Demak dan wali-wali (termasuk Walisongo) berperan aktif dalam penyebaran Islam di wilayah Jawa dan sekitarnya. Salah satu tokoh terkenal dari Kesultanan Demak adalah Sunan Kalijaga.
Banyak cerita unik dari sosok ulama tersebut, seperti jenjang sekolahnya yang mayoritas dilaksanakan di lembaga pendidikan Nasrani, hingga ia total mendalami agama lain.
Walau demikian, sosoknya amat berpengaruh, terutama di bidang Kristologi dan perbandingan agama hingga sering dijadikan acuan.
Yuk kenalan lebih dekat dengan KH Anwar Musaddad.
Gambar: Pecinta Ulama Nusantara
Mengenyam Pendidikan di Sekolah Nasrani Sejak Kecil
Mengutip laman unisgd.ac.id, sejak kecil KH Anwar memang sudah disekolahkan di lembaga milik komunitas Nasrani di Hindia Belanda.
Gambar: Liputan6
Pada tingkat dasar, ia mengenyam pendidikan di Hollandsh-Inlandsche School (HIS) Chirestelijk yang berdiri di Garut.
Pasca lulus, pada 1921, ia lanjut bersekolah di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs (MULO) Christelijk, Sukabumi. Di tingkat atas, KH Anwar Musaddad melanjutkan kembali pendidikannya di Algamene Middlebare School (AMS) Batavia (sekarang Jakarta).
Bukan tanpa alasan jenjang sekolahnya mayoritas dienyam di lembaga milik Nasrani. Sebab, sejak kecil ia dianggap tidak memenuhi syarat, sehingga hanya bisa disekolahkan di lembaga tersebut.
Mendalami Kitab Injil dan Ilmu Perbandingan Agama
Sejak kelulusannya dari sekolah, Anwar mulai rajin membaca dan mempelajari kitab Injil. Ia juga mendalami agama Nasrani karena ketertarikan yang tinggi terhadap bidang kritologi.
Apalagi sejak masa sekolah, ia banyak mendapat pengajaran dari tenaga pendidik Belanda dan Eropa tentang agama Kristen yang berkembang di Hindia Belanda.
- 72 Orang Jalani Pendidikan Kader Ulama di Mekkah untuk Penguatan Lembaga Pendidikan Islam Indonesia
- Mengenal Sosok Abah Guru Sekumpul, Ulama Karismatik Asal Kalimantan Selatan
- Kisah Mahmud Yunus, Ahli Tafsir Al-Qur'an Asal Minangkabau yang Berjasa Mengembangkan Pelajaran Islam di Indonesia
- Ciptakan SDM Unggul, Lazis ASFA Gandeng Al-Azhar Kairo Gelar Pelatihan Kader Ulama
Boleh dibilang saat itu mayoritas masyarakat, terutama kalangan Eropa telah memeluk agama Kristen dan Katolik, serta sangat sedikit yang beragama Islam selain warga pribumi.
Ini tidak terlepas dari peran sekolah-sekolah kolonial yang membawa misi pengenalan ajaran tersebut.
Sempar Dikhawatirkan Murtad
Saat dewasa, Anwar Musaddad yang memiliki garis keturunan dengan Sunan Gunung Jati dan Kerajaan Pajajar dari sang ayah, Abdul Awwal bin Haji Abdul Kadir, serta Pangeran Diponegoro dan Kesultanan Mataram Islam dari sang ibu Marfuah binti Kasriyo sempat dikhawatiran keluar dari ajaran Islam.
Merasa perlu disekolahkan kembali melaui pendidikan Islam, maka ia kembali disekolahkan di Pesantren Darussalam Wanaraja, Garut.
Setelah belajar selama dua tahun, ia kembali diberangkatkan ke Mekkah untuk bersekolah di Madrasah Al Falah selama 11 tahun pada 1930.
Di sana, sejumlah ustaz terkenal banyak membimbingnya seperti Sayyid Alwi al Maliki, Syekh Umar Hamdan, Sayyid Amin Qubti, Syekh Janan Toyyib (Mufgi Tanah Haram asal Minang) dan Syekh Abdul Muqoddasi (Mufti Tanah Haram dari Surakarta, Jawa Tengah).
Rela Dipenjara Asal Indonesia Merdeka
Setelah kembali ke Indonesia, penjajahan Belanda sudah berakhir dan berganti pendudukan Jepang. Ia sempat ditugaskan untuk menjadi Kepala Kantor Urusan Agama Priangan.
Jabatan ini ia emban sejak 1945 sampai 1949, dan dari sini ia semakin merasakan banyak ketimpangan atas munculnya penjajahan. Belum lagi kembalinya Belanda lewat agresi militer membuatnya marah dan ikut terjun langsung bertempur melawan sekutu.
Ketika itu ia memimpin pasukan Hizbullah, dan ditangkap Belanda pada 1948 sampai 1950. Ia rela dipenjara, asal Indonesia bisa terbebas dari segala bentuk kolonialisme.
Kenalkan Islam Moderat dan Dirikan IAIN
Selepas bangsa kolonial lenyap, Anwar menjalankan perannya sebagai ulama sekaligus tokoh perbandingan agama terkemuka pada saat itu.
Dengan keilmuan agama Islam dan Nasrani yang kuat, ia tak diragukan sebagai bahan rujukan keilmuan, hingga ia kerap digambarkan sebagai sosok pembaharu Islam yang moderat di Jawa Barat.
Dari sana, ia lantas diajak oleh Menteri Agama Fakih Usman untuk mendirikan Perguruan Tinggi Ilmu Agama Islam Negeri (PTIAIN) di Yogyakarta, yang merupakan cikal bakal UIN Sunan Kalijaga di tahun 1950.
Jadi Ulama Paling Berpengaruh di Jawa Barat
Di waktu yang bersamaan dirinya juga aktif di organisasi Nahdlatul Ulama (NU), dan ingin memperkuat identitas ke-Islaman di tengah gejolak negara baru yang baru merdeka. Ini juga merupakan misinya agar menjadi penengah, hingga dikenal sebagai pejuang, ulama sekaligus tokoh Islam moderat di Jawa Barat.
Di momen itu, ia pernah dibujuk oleh Kartosoewirjo untuk bergabung ke kubunya DI/TII namun ditolaknya. Ia tak ingin ada pihak-pihak yang memecah belah kedaulatan Indonesia.
K.H. Anwar Musaddad dikenal memiliki strategi yang cerdas dalam menjaga hubungan baik dengan berbagai kelompok untuk memelihara stabilitas sosial-politik di Jawa Barat.
Pendekatan yang digunakannya didasarkan pada semangat persaudaraan bangsa atau ukhuwah wathaniah. Ia berhasil meraih posisi sebagai Wakil Rais Syuriah Umum dan kemudian menjadi Dewan Penasihat (Mustasyar) PBNU sebelum meninggal dunia di Garut pada 21 Juli 2000. Selain itu, ia adalah pendiri pondok pesantren al-Musaddadiyah di Garut dan diakui sebagai salah satu ulama yang sangat berpengaruh di Jawa Barat.
Meskipun namanya pernah diajukan sebagai salah satu ulama berpengaruh, namun hingga kini belum direalisasikan.