Kisah Unik Masjid Sumpah di Banten, Digunakan untuk Mengungkap Kebenaran
Salah satu masjid di Kota Cilegon, Provinsi Banten, memiliki nama yang unik yakni “Masjid Sumpah”. Sesuai artinya, rumah ibadah yang terletak di Kampung Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang itu kerap dijadikan tempat untuk mengungkap kebenaran dari pihak yang dianggap tidak jujur.
Salah satu masjid di Kota Cilegon, Provinsi Bantenmemiliki nama yang unik yakni “Masjid Sumpah”. Sesuai artinya, rumah ibadah yang terletak di Kampung Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang itu kerap dijadikan tempat untuk mengungkap kebenaran dari pihak yang dianggap tidak jujur.
Mengutip laman Budaya-Indonesia, Kamis (16/6) masjid ini dulu diyakini oleh masyarakat setempat untuk mendamaikan kalangan yang berselisih karena berbohong. Di salah satu ruangan masjid, kedua belah pihak yang berkonflik kemudian dipertemukan untuk bermusyawarah. Ketika pihak yang tidak jujur menyangkal, maka akan mendapati sebuah kejadian yang tidak diinginkan setelah dari Masjid Sumpah.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Sebelumnya Masjid Sumpah sendiri sudah berdiri sejak masa Kesultanan Banten, dan mulanya dipakai untuk berdiskusi serta meluruskan niat dari para tokoh penyebar agama Islam sebelum berdakwah ke berbagai tempat. Berikut kisah unik dari Masjid Sumpah di Cilegon, Banten.
Jadi Tempat untuk Bersumpah Sejak Dahulu
©2022 YouTube Ayok3banten/Merdeka.com
Merujuk kanal YouTube YouTube Ayok3banten, dijelaskan jika mulanya Masjid Sumpah sudah berdiri sejak masa Kasultanan Banten, sekitar 470 tahun lalu (1552 - 1570).
Tidak ada yang mengetahui pasti kapan ikrar sumpah pertama kali dilakukan. Namun berdasarkan cerita yang berkembang, selain untuk beribadah, masjid juga digunakan untuk kegiatan yang bersifat musyawarah.
Ketika itu, masjid difungsikan untuk pemberian sumpah sebagai pelurusan niat dari para tokoh penyebar agama Islam dalam kegiatan dakwahnya.
Ketua RT setempat, Andi, mengatakan jika tak jauh dari masjid terdapat makan tokoh atau yang warga setempat kenal sebagai lurah pertama di Banten bernama Ki Lurah Rouf Jayalaksana, sebagai salah satu Waliullah.
“Ki Lurah Jayalaksana itu kan lurah pertama di Banten, makamnya nggak jauh dari sini (Masjid Sumpah)” kata Andi menjelaskan.
Mengadili Pihak yang Berselisih
Andi mengungkapkan, jika dahulu sejumlah pihak yang berselisih karena ketidakjujuran pernah dilakukan sumpah di masjid tersebut. Ia mengatakan, jika pihak-pihak tersebut akhirnya bisa berdamai dan bersepakat akan masalah yang sudah diselesaikan.
Namun terdapat juga segelintir orang yang mengalami kejadian tak diinginkan karena terbukti tidak melakukan kejujuran.
Untuk menjalankan kegiatan ini tak bisa sembarangan, pihak-pihak yang bersangkutan diminta berkumpul di pusar masjid (ruangan persis di tengah-tengah bangunan) untuk dimusyawarahkan terlebih dahulu. Jalan terakhir kemudian diminta menjelaskan permasalahan sejujurnya.
“Dan orang yang akan disumpah tidak langsung sembarangan, harus ada proses dulu dan alhamdulillah kadang-kadang orang itu ngaku sebelum dilakukan kegiatan sumpah. Biasanya dipandu oleh sesepuh di sini namanya Wa Akhyar” lanjut Andi.
Sudah Lima Tahun Ditiadakan
Andi melanjutkan jika kegiatan sumpah di masjid tersebut sudah lima tahun terakhir ditiadakan. Alasannya demi kebaikan bersama, dan telah disepakati oleh para tokoh setempat.
“Jadi sudah lima tahun ini kami larang kegiatan sumpah tersebut, karena kan secara tidak langsung kita ikut mendoakan dan menghakimi. Dan menyumpahkan orang itu kan tidak baik dan ini juga atas kesepakatan kasepuhan” lanjutnya
Selain memiliki kisah yang unik dan dipercayai secara turun temurun, Masjid Sumpah sendiri memiliki desain bangunan bergaya kuno layaknya masjid-masjid khas nusantara dari masa lampau.
Salah satu yang terlihat yakni pada bagian pintunya yang dibuat rendah, dengan hanya memiliki tinggi sekitar 1,5 meter. Hal ini menyiratkan agar semua orang yang memasuki masjid hendaknya merendahkan diri di hadapan sang pencipta sebelum melaksanakan ibadah di masjid.