Lepas Gaji Rp12 Juta, Pria di Bandung Sukses Budidaya Jamur Tiram
Salah satu petani milenial asal Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung mampu meraih kesuksesan dari budidaya jamur tiram. Sebelumnya ia bekerja di sebuah perusahaan. Gaji Rp12 juta rela dilepasnya demi menekuni budidaya jamur tiram.
Salah satu petani milenial asal Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung mampu meraih kesuksesan dari budidaya jamur tiram. Sebelumnya ia bekerja di sebuah perusahaan. Gaji Rp12 juta rela dilepasnya demi menekuni budidaya jamur tiram.
Menurut petani milenial bernama Opik itu, dirinya lebih tertarik menjadi petani di kampungnya karena bisa mengembangkan usaha jamur tiram bersama keluarga. Kisah ini ia bagikan saat mengenalkan produknya di Pasar Pasisian Leuweung Tahura Juanda, Cimenyan Minggu (13/11).
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Apa yang diterima Pemprov Jateng dari Balai Bahasa? Pada Kamis (10/8), Pemprov Jateng menerima hibah dari Balai Bahasa berupa bangunan gedung permanen dan perangkatnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Kenapa publik jadi perhatian sama kabar Jeanneta? Jeanne jadi perhatian publik gara-gara kabar cerai ini.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
“Saya sebelumnya lulus dari politeknik, jurusan teknik elektro. Dan saya sama sekali tidak ada basic, namun karena memiliki tekad yang kuat, akhirnya bisa terjun ke sana,” terangnya, mengutip laman Pemprov Jabar, Senin (14/11).
Rela Lepas Gaji Rp12 Juta
©2022 dokumentasi Pemprov Jabar/Merdeka.com
Diceritakan Opik, awal mula dirinya melepas gaji Rp10-12 juta itu dari pilihannya pulang kampung. Sebelumnya, ia sempat bekerja di Jakarta. Saat itu, orang tuanya tidak memiliki pekerjaan tetap, sehingga ia memilih merintis bidang pertanian itu bersama keluarganya.
Dirinya mengenang jika jamur tiram mulai ditekuni sejak tahun 2014. Kini penghasilannya sudah dianggap cukup, sehingga bisa membantu keluarga serta tetangga untuk bersama-sama menekuni pertanian jamur tiram.
"Saya kirim uang ke orang tua, tapi (uangnya) habis terus. Sehingga saya memutuskan untuk pulang kampung membuka usaha bersama keluarga, sehingga semuanya terlibat," ujar Opik.
Dirinya bersyukur bisa ambil bagian dari program Petani Milenial yang digagas Pemdaprov Jabar.
Sempat Lakukan Survei
Menurut Opik, pengembangan budidaya jamur tiram berdasarkan hasil survei yang ia lakukan, ada peluang pasar jamur tiram yang besar di Bandung. Dari situ, ia mengajak serta keluarganya untuk ikut mengembangkan pertanian jamur tiram.
Adapun Pasar Pasisian Leuweung Tahura diinisiasi oleh Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat, dan berkolaborasi dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat untuk memasarkan produk dari para petani milenial.
Selain itu, di sana juga dikenalkan beragam produk UMKM dari kelompok tani hutan, serta hasil panen dari hutan di Jawa Barat.
Kemudian, ada tiga tempat lain untuk memasarkan produk petani milenial Jabar, seperti di area PT KAI Daop 2 Bandung, Yogya Kepatihan Kota Bandung dan Mal Botanic Square di Kota Bogor.
"Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar serius membantu memasarkan produk petani milenial. Bahkan akhir tahun ini kami membuka tiga lokasi untuk dapat digunakan para petani milenial," ujar Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat Eem Sujaemah.
Direncanakan jika di tahun 2023 mendatang, Disperindag Jabar akan melakukan kurasi dan mengekspor produk tersebut ke luar negeri.