Mengenal Ciri-ciri Puisi Berdasarkan Bentuknya, Berikut Struktur dan Contohnya
Puisi adalah karya sastra yang bahasanya terikat dalam irama, rima, dan matra. Puisi biasanya dibuat berdasarkan pengalaman hidup atau ide-ide kreatif yang bermakna. Mendengarkan seseorang berpuisi seperti mendengar kisah dari seorang yang telah hidup selama beribu-ribu tahun.
Siapa yang tak mengenal Chairil Anwar, WS Rendra, Taufik Ismail, atau Sapardi Djoko Damono? Semuanya adalah seorang jenius yang memiliki pemikiran inspiratif yang dituangkan dalam syair dan sajak-sajak puisi indah dan penuh makna.
Puisi sendiri adalah karya sastra yang bahasanya terikat dalam irama, rima, dan matra. Puisi biasanya dibuat berdasarkan pengalaman hidup atau ide-ide kreatif yang bermakna. Mendengarkan seseorang berpuisi seperti mendengar kisah dari seorang yang telah hidup selama beribu-ribu tahun.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Siapa saja yang bertarung dalam Pilkada Jabar? Khusus di Jawa Barat diikuti empat pasangan calon (paslon) yang mendaftar di KPUD Jawa Barat.
-
Apa arti dari sinonim? Sinonim adalah Kata-kata yang Memiliki Kesamaan Makna Satu dengan Lainnya, Berikut Contohnya Dengan sinonim, kosakata kita diperkaya dan karya kita jadi lebih menarik dibaca.
-
Apa arti "japri" dalam bahasa gaul? Jadi, japri adalah singkatan dari “Jalur Pribadi” atau “Jaringan Pribadi”, yaitu bentuk komunikasi online yang bersifat pribadi antara dua atau lebih melalui media online seperti email, pesan instan, atau aplikasi chatting.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Jurig Jarian muncul? Legenda ini mengisahkan bahwa Jurig Jarian adalah hasil energi negatif yang berkumpul di lokasi tersebut.
Puisi merupakan karya sastra indah yang patut dikenal dan diperhatikan. Berikut beberapa hal tentang puisi yang telah dirangkum dari rumus.co.id, mulai dari ciri-ciri puisi, struktur puisi, dan contoh puisi.
Macam Bentuk Puisi
Karya sastra puisi memiliki tiga macam bentuk, yaitu puisi umum, puisi lama, dan puisi baru. Ketiga macam puisi ini memiliki ciri-ciri puisi masing-masing, yaitu:
Ciri-Ciri Puisi Umum
• Penggunaan bait memiliki bentuk yang terdiri dari baris-baris.
• Penggunaan diksi memiliki bentuk yang bersifat kiasan (imajinatif), padat, dan indah.
• Penggunaan majas memiliki bentuk yang sangat dominan dalam penggunaan gaya bahasa.
• Penggunaan diksi mempertimbangkan adanya rima dan persajakan dalam bentuknya.
• Penggunaan setting, alur, dan tokoh tidak begitu ditonjolkan dalam pengungkapannya.
Ciri-Ciri Puisi Lama
• Tidak diketahui nama pengarang alias anonim.
• Pada pembentukan puisi, terikat pada jumlah baris, irama, rima, diksi, intonasi, dan lainnya, contohnya adalah pantun.
• Puisi ini memiliki bentuk gaya bahasa yang tetap (statis) dan klise.
• Dalam pembentukan puisi memiliki isi yang cenderung fantastis dan istanasentris.
• Puisi ini merupakan karya sastra lisan yang disampaikan dan diajarkan dari mulut ke mulut.
Ciri-Ciri Puisi Baru
• Nama pengarang pada sebuah puisi diketahui.
• Pada pembentukan puisi tidak terikat pada jumlah baris, irama, dan rima.
• Puisi ini memiliki gaya bahasa yang berubah-ubah (dinamis).
• Dalam pembentukan puisi memiliki isi yang cenderung bersifat simetris.
• Pada pengucapan puisi ini lebih menggunakan sajak syair atau pola pantun.
• Pada pembentukan puisi biasanya tersusun dengan empat seuntai.
• Pada pembentukan puisi terdiri dari kesatuan sintaksis atau gatra yang memiliki 4 sampai 5 suku kata.
• Penulisan isi puisi berkaitan tentang kehidupan yang terjadi pada umumnya.
Struktur-Struktur Puisi
©www.zmescience.com
Sebuah karya sastra puisi, memiliki struktur-struktur yang terdapat di dalamnya. Struktur ini bertujuan agar pembentukan puisi dapat tersusun dengan baik. Secara singkat struktur-struktur puisi yaitu sebagai berikut :
Kata
Kata merupakan struktur pertama yang diperlukan dalam pembentukan sebuah puisi. Pemilihan kata (diksi) yang tepat dalam pembentukan puisi, akan sangat menentukan dalam kesatuan dan keutuhan struktur-struktur lain dalam sebuah puisi. Kata-kata ini akan ditentukan lalu kemudian diformulasikan menjadi sebuah larik.
Larik
Larik adalah kalimat prosa dalam puisi yang memiliki bentuk beraneka ragam. Larik pada puisi bahkan juga bisa hanya berupa satu kata saja, bisa berupa Frase, atau juga bisa terbentuk dalam sebuah kalimat.
Bait
Bait merupakan kumpulan dari larik yang telah tersusun secara harmonis. Bait inilah yang membuat puisi menjadi menarik dan memiliki suatu kesatuan makna.
Bunyi
Bunyi pada saat berpuisi terbentuk oleh rima dan irama. Rima adalah persajakan yang ada pada sebuah puisi berupa nada-nada, yang disebabkan oleh ucapan kalimat atau kata-kata dalam larik dan bait.
Sedangkan irama merupakan pergantian tinggi dan rendah, panjang dan pendek, keras dan lembut ketika melakukan pembacaan pada sebuah puisi. Irama ini disebabkan karena adanya pengulangan pengucapan secara berturut-turut dan bervariasi.
Makna
Makna dihasilkan dari pemilihan sebuah kata dan pembentukan antara larik dan bait. Makna bisa diartikan sebagai isi atau pesan dalam puisi. Melalui makna ini, tujuan dari puisi dapat tersampaikan.
Contoh Puisi
©2020 Merdeka.com
Hujan Bulan Juni
tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu
tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu
tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu
Aku Ingin
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan
kayu kepada api yang menjadikannya abu
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan
awan kepada hujan yang menjadikannya tiada
Pada Suatu Hari Nanti
Pada suatu hari nanti,
Jasadku tak akan ada lagi,
Tapi dalam bait-bait sajak ini,
Kau tak akan kurelakan sendiri.
Pada suatu hari nanti,
Suaraku tak terdengar lagi,
Tapi di antara larik-larik sajak ini.
Kau akan tetap kusiasati,
Pada suatu hari nanti,
Impianku pun tak dikenal lagi,
Namun di sela-sela huruf sajak ini,
Kau tak akan letih-letihnya kucari.
©wikipedia.com
Aku
Kalau sampai waktuku
‘Ku mau tak seorang ‘kan merayu
Tidak juga kau
Tak perlu sedu sedan itu
Aku ini binatang jalang
Dari kumpulannya terbuang
Biar peluru menembus kulitku
Aku tetap meradang menerjang
Luka dan bisa kubawa berlari
Berlari
hingga hilang pedih peri
Dan aku akan lebih tidak peduli
Aku mau hidup seribu tahun lagi
Doa
Kepada pemeluk teguh
Tuhanku
Dalam termangu
Aku masih menyebut namamu
Biar susah sungguh
mengingat Kau penuh seluruh
cayaMu panas suci
tinggal kerdip lilin di kelam sunyi
Tuhanku
aku hilang bentuk
remuk
Tuhanku
aku mengembara di negeri asing
Tuhanku
di pintuMu aku mengetuk
aku tidak bisa berpaling