Mengenal Musa Ingens, Pohon Pisang Raksasa Asli Papua yang Miliki Tinggi 25 Meter
Pohon pisang umumnya memiliki tinggi tak sampai puluhan meter. Lain halnya dengan pohon pisang endemik di Pegunungan Arak, Papua Barat ini. Pohon pisang bernama ilmiah Musa Ingens diketahui memiliki tinggi 12 hingga 25 meter.
Pohon pisang umumnya memiliki tinggi tak sampai puluhan meter. Lain halnya dengan pohon pisang endemik di Pegunungan Arak, Papua Barat ini. Pohon pisang bernama ilmiah Musa Ingens diketahui memiliki tinggi 12 hingga 25 meter.
Ukuran buahnya pun memiliki panjang yang tak biasa, yakni sekitar 10 sampai 15 cm, dengan bentuk lingkar 4-6 cm. Ukuran daunnya juga memiliki panjang hingga 5 meter dengan lebar 1 meter.
-
Kodok baru apa yang ditemukan di Papua Barat? Spesies baru itu dikenali berbeda berdasarkan ukuran, warna, bentuk tubuh, dan garis-garis di tangannya.
-
Apa yang dilakukan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo di Papua? Pak Kapolri beliau jam 5 sudah berada di Papua, dengan Panglima TNI. Jadi beliau tidak bisa hadir, karena beliau tidak bisa hadir tentunya kita tidak mengikutsertakan para pejabat lainnya. Sehingga murni kita adalah PP Polri pada acara hari ini ya.
-
Kenapa Padi Salibu dilirik Pemprov Jabar? Padi dengan teknologi salibu saat ini tengah dilirik Pemprov Jabar sebagai upaya menjaga ketahanan pangan.
-
Kapan Prabowo tiba di Sumatera Barat? Calon Presiden (Capres) nomor urut 2 Prabowo Subianto tiba di Bandara Internasional Minangkabau (BIM) Padang Pariaman pada Sabtu (9/12) pagi.
-
Kenapa kasus Vina Cirebon ditarik ke Polda Jabar? Kemudian ramai itulah yang kemudian kasus ini ditarik ke Polda Jabar. Jadi sesama tahanan saling pukul sehingga membuat mereka lebam-lebam," ucap dia.
-
Apa yang ditemukan di Papua yang viral di TikTok? Viral di TikTok Ditemukan di Papua Penemuan tank yang terpendam di dalam tanah ini diketahui berlokasi di Sarmi Kota, Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua. Indonesia.
Keunikannya sempat menjadi buah bibir bagi kalangan masyarakat umum hingga peneliti di tahun 2016 lalu. Mengingat hal tersebut hanya ada satu satunya di dunia.
“Pohon pisang tersebut satu-satunya pohon terbesar di Indonesia bahkan di dunia. Sejauh ini tanaman tersebut tidak bisa ditemukan selain di beberapa daerah di wilayah Pegunungan Papua dan Papua Barat,” kata Kepala Pusat Penelitian Keanekaragaman Hayati (Puslit Kehati) Universitas Papua (Unipa) Manokwari, Charly Heatubun seperti yang Merdeka lansir di Liputan6.com pada Jumat (12/02).
Tak Bisa Dikonsumsi Sembarangan
©2021 Kanal Youtube Wild on Camera/editorial Merdeka.com
Charly menjelaskan jika pohon tersebut memiliki banyak manfaat, mulai dari daun hingga buahnya. Namun, untuk buahnya tidak bisa dikonsumsi sembarangan, atau hanya bisa dimakan terbatas. Dikarenakan, terdapat unsur biji yang keras dan padat di dalam seratnya.
Masyarakat di Papua lebih banyak memanfaatkan pisang tersebut sebagai pengobatan dan menyembuhkan beberapa macam penyakit. Selain itu, beberapa bagian pohonnya juga kerap dimanfaatkan untuk membuat kerajinan.
"Selain itu, pelepahnya pun bisa dimanfaatkan sebagai bahan kerajinan. Selain ukurannya cukup lebar dan tebal berdiameter 50 cm, pelepah tersebut juga cukup kuat," kata dia.
Hanya Tumbuh di Hutan Berketinggian 1.000 mdpl Lebih
Menurut Hadi Warsito dari BP2LHK Manokwari, jenis pisang ini hanya bisa tumbuh di pegunungan ketinggian 1.000-1.700 mdpl. Mayoritas wilayah tersebut berada di wilayah dataran tinggi Papua seperti Manokwari (Cagar Alam Pegunungan Arfak), Kaimana, Teluk Wondama dan Fak-Fak (Cagar Alam Fak-Fak Tengah).
Termasuk di Kabupaten Yapen (Cagar Alam Yapen Tengah) dan di Kabupaten Tambrauw (Banfot dan Esyom Muara Kali Ehrin).
“Pisang raksasa ini juga banyak ditemukan di sekunder atau hutan bekas kebun, dengan kondisi tanah bersubstrat atau solum tanah dalam. Dia tidak toleran dengan suhu rendah,” katanya, dilansir dari laman Mongabay.
Penemuan Pertama
©2021 Liputan6/editorial Merdeka.com
Berdasarkan informasi dari kabartani.com, Pisang Musa Ingens pertama kali ditemukan oleh Womersley, J.S dan Simmonds N.W. di kawasan New Guinea (wilayah kepulauan Papua) pada 22 Desember 1954.
Kemudian, pisang tersebut sempat menjadi koleksi (spirit collection) Herbarium Kew Inggris.
Selanjutnya di tahun 1989, peneliti Jeff Daniels juga menemukannya di daerah yang sama (saat ini wilayah Papua Nugini). Ketika itu, ia memiliki misi penelitian untuk meneliti genetik tanaman tersebut, dengan dibiayai oleh Dewan Internasional Sumber Daya Genetik, agar tidak hilang.