Mengenal Psikosis Bipolar, Saat Seseorang Sulit Membedakan Realita dan Imajinasi
Psikosis bipolar adalah kondisi di mana seseorang sulit membedakan realita di sekitarnya dengan imajinasi di pikirannya.
Lebih dari separuh orang yang hidup dengan gangguan bipolar akan mengalami setidaknya satu gejala psikosis selama hidup mereka.
Mengenal Psikosis Bipolar, Saat Seseorang Sulit Membedakan Realita dan Imajinasi
Psikosis bipolar adalah hilangnya kontak dengan kenyataan di mana seseorang tersebut tidak dapat membedakan antara yang nyata dan imajinasinya. Gejalanya meliputi delusi (mempercayai sesuatu yang tidak nyata) dan/atau halusinasi (melihat, mendengar, menyentuh, mencium, atau mengecap sesuatu yang tidak nyata). Psikosis biasanya menyertai episode mania ekstrem pada orang dengan gangguan bipolar I (bentuk penyakit yang lebih parah). Meski jarang terjadi, namun kondisi ini juga bisa terjadi pada orang dengan gangguan bipolar II.
-
Apa yang dimaksud dengan Bipolar Disorder? Penyakit psikologis bipolar disorder adalah gangguan mental yang ditandai dengan perubahan drastis pada suasana hati.
-
Mengapa Bipolar Disorder dapat terjadi? Dilansir dari laman halodoc, beberapa pakar berpendapat jika bipolar disebabkan karena ketidakseimbangan neurotransmitter atau zat pengontrol fungsi otak.
-
Apa definisi dari Bipolar Depression? Bipolar depression adalah episode depresi pada penderita bipolar.
-
Apa itu gangguan bipolar disorder? Dikenal dengan perubahan suasana hati yang ekstrem, bipolar disorder adalah gangguan yang kompleks dan serius yang memengaruhi kehidupan sehari-hari seseorang.
-
Siapa yang bisa terkena bipolar? Gangguan bipolar dapat terjadi pada siapapun tanpa memandang tingkat pendidikan, status ekonomi, status sosial, ataupun betapa religiusnya seseorang.
-
Kenapa orang bisa mengalami gangguan bipolar? Penyebab pasti dari bipolar disorder tidak diketahui, tetapi beberapa faktor berikut ini mungkin terlibat: 1. Perbedaan biologis. Orang dengan bipolar disorder mengalami perubahan fisik di otak mereka. Signifikansi dari perubahan ini masih belum pasti tetapi pada akhirnya dapat membantu menentukan penyebabnya. 2. Genetika. Bipolar disorder lebih sering terjadi pada orang yang memiliki kerabat tingkat pertama, seperti saudara kandung atau orang tua, dengan kondisi tersebut. Para peneliti sedang mencoba menemukan gen yang mungkin terlibat dalam penyebab gangguan bipolar.
Psikosis juga merupakan ciri dari jenis penyakit mental lainnya, termasuk skizofrenia dan gangguan skizoafektif. Penyakit fisik tertentu seperti penyakit Parkinson, penyakit Alzheimer, tumor otak, dan stroke juga dapat memicu episode psikotik dan bahkan dapat menjadi gambaran ekstrem dari depresi pascamelahirkan.
Meskipun juga sering disebut "psikotik break", kenyataannya episode psikotik biasanya berkembang perlahan seiring waktu. Beberapa tanda dari psikosis meliputi: • Sering mengkhawatirkan nilai atau kinerja pekerjaan • Mengalami perasaan yang kuat, tidak pantas atau tidak ada perasaan sama sekali • Tidak bisa menjaga kebersihan pribadi • Kerap curiga tanpa alasan terhadap orang lain • Kesulitan untuk berkonsentrasi atau berpikir jernih • Menarik diri dari teman dan keluarga
Gejala Psikosis Bipolar
Delusi Delusi adalah keyakinan yang salah namun dipercaya sebagai sesuatu yang benar. Kondisi ini sebelumnya disebut sebagai gangguan paranoid, dan dicirikan oleh episode yang aneh (sesuatu di luar kemungkinan yang ada) atau non-aneh (sesuatu yang berada dalam kemungkinan yang ada). Halusinasi Halusinasi ditandai dengan sensasi fisik yang tidak nyata. Dalam hal gangguan bipolar, halusinasi dapat disebabkan oleh episode manik ekstrem yang dikombinasikan dengan kurang tidur yang ekstrem.Untuk mendiagnosis psikosis pada gangguan bipolar, dokter akan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dialami. Mereka akan mempelajari lebih lanjut tentang riwayat medis, penyebab stres baru-baru ini yang mungkin dialami, dan obat atau zat apa pun yang digunakan. Karena psikosis juga bisa menjadi gejala dari kondisi lain, dokter akan mengesampingkan penyebab lainnya. Untuk melakukan ini, mereka mungkin melakukan pemeriksaan fisik, memesan tes laboratorium, dan melakukan penilaian psikologis.
Diagnosis Psikosis Bipolar
Penyebab Psikosis Bipolar
Penyebab psikosis bipolar masih belum sepenuhnya diketahui, tetapi diyakini bahwa beberapa faktor berbeda dapat meningkatkan risikonya, termasuk:
Perawatan untuk Psikosis Bipolar
Perawatan untuk psikosis bipolar biasanya melibatkan:
Pengobatan: Gangguan bipolar sering diobati dengan penstabil suasana hati, antipsikotik, atau antidepresan.
Psikoterapi: Terapi individu, kelompok, atau keluarga juga dapat membantu mengelola gejala kondisi tersebut.
Meskipun tidak ada obat untuk gangguan bipolar, pengobatan dapat membantu mengelola gejala dan meningkatkan kualitas hidup penderitanya. Menjalankan program pengobatan dapat mengurangi gejala dan mengurangi risiko si penderita untuk mengalami episode psikotik atau suasana hati yang lebih parah di masa depan.