Mengenal Warung Mbok Yem, Kedai Tertinggi di Indonesia yang Bantu Obati Lapar Pendaki
Diketahui Mbok Yem mulai membuka usahanya sejak tahun 1980an silam untuk membantu para pendaki yang sering kelaparan saat kehabisan logistik di puncak berketinggian 3.150 mdpl tersebut. Lokasinya juga terbilang strategis, dengan tepat berada di pertemuan tiga jalur pendakian via Cemoro Sewu, Comoro Kandang, dan Cetho.
Sosok Mbok Yem tentu tidak asing lagi bagi para pendaki gunung di Indonesia. Ia bersama kedai sederhananya kerap jadi primadona bagi para pendaki yang kelaparan di atas puncak Gunung Lawu, Kabupaten Magetan, Provinsi Jawa Timur.
Mbok Yem bahkan diketahui merupakan satu-satunya orang yang membuka warung makan di atas puncak gunung. Hal tersebut juga menobatkan ia sebagai warung makan tertinggi di Indonesia, seperti yang viral beberapa waktu lalu di sosial media Instagram.
-
Apa yang terjadi pada Pilkada di Jawa Timur? Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di lima wilayah di Jawa Timur dipastikan akan melawan kotak kosong.
-
Apa yang menjadi sorotan Kantor Berita Amerika tentang OKU Timur? Potensi perikanan terutama kampung patin yang ada di OKU Timur menjadi lirikan dunia Internasional, di mana tim dari Kantor Berita Amerika Associated Press beraudensi dan wawancara bersama Bupati OKU Timur H Lanosin ST, Senin 24 Juli 2023 di Ruang Budensi Bupati OKU Timur.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Siapa yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur? Hal ini dirasakan Aming Aminoedhin, seniman yang dijuluki Presiden Penyair Jawa Timur.
-
Di mana bukti penyebaran tungau ditemukan? Ini berdasarkan temuan baru para arkeolog di situs garnisun Romawi di Vindolanda di Northumberland, di selatan Tembok Hadrian.
-
Kapan Muhammad Noer menjadi Gubernur Jawa Timur? Gubernur Dua Periode Mohammad Noer menjadi orang nomor satu di Pemerintah Provinsi Jawa Timur selama dua periode. Ia menjabat sepuluh tahun dari tahun 1967 hingga 1976.Selama memimpin, Mohammad Noer menekankan pada sikap gotong-royong antara pemerintah dengan masyarakat. Ia juga fokus membangun ekonomi di daerah terisolasi. Mohammad Noer dikenal lebih sering keliling kota/kabupaten untuk bertatap muka langsung dengan rakyatnya.
Diketahui ia mulai membuka usahanya sejak tahun 1980an silam untuk membantu para pendaki yang sering kelaparan saat kehabisan logistik di puncak berketinggian 3.150 mdpl. Lokasinya juga terbilang strategis, dengan tepat berada di pertemuan tiga jalur pendakian via Cemoro Sewu, Comoro Kandang, dan Cetho.
Penasaran lebih jauh dengan Warung Mbok Yem yang legendaris itu? Berikut ulasannya dari Merdeka.com.
Berawal Dari Interaksi dengan Pendaki Gunung di Tahun 80 an
Ternyata belum banyak pecinta gunung yang mengetahui sejarah dari warung ‘legendaris’ di Gunung Lawu tersebut. Setelah ditelusuri ternyata ibu yang memiliki nama asli Wakiyem ini sudah berjualan lebih dari 30 tahun di sana.
Dilansir dari goodnewsfromindonesia, mulanya ia merupakan warga setempat yang kerap menaiki puncak Lawu untuk mencari akar, serta bahan-bahan herbal alami. Dahulu Mbok Yem memang berprofesi sebagai peracik jamu tradisional sebelum memutuskan untuk berjualan.
Setelah bertemu dan berinteraksi dengan para pendaki gunung, ia pun memilih untuk membuka warung makanan dan minuman guna memenuhi kebutuhan logistik dari para pendaki gunung yang berkekurangan.
Dibantu Porter untuk Menaiki Makanan Dari Bawah
Mbok Yem sendiri mulanya mengambil bahan makanan sendiri dari kaki gunung. Namun seiring bertambahnya usia ia pun memilih untuk meminta bantuan dari para porter di gunung yang terletak antara Jawa Tengah dan Jawa Timur tersebut.
Seperti dikutip dari akun Youtube Ardnen Cruise, Mbok Yem harus merogoh kocek sebesar Rp 500.000 setiap kali meminta bantuan porter untuk menaiki barang barang kebutuhan berjualan di puncak Lawu.
“Barang-barangnya itu pakai porter gaes buat naikin ke Puncak Lawu dan itu harus bayar Rp 500 ribu” tutur pria dalam video tersebut
Menu Andalan di Warung Mbok Yem
Nasi Pecel yang jadi primadona di Warung Mbok Yem Puncak Lawu ©2021 Kanal Youtube Farida Nurhan/editorial Merdeka.com
Salah satu menu andalan dari warung Mbok Yem adalah nasi pecel telur ceploknya, harga seporsi dari nasi pecel komplit tersebut adalah Rp 15 ribu. Selain itu ada juga menu andalan lainnya yakni nasi soto.
Namun dikutip dari gunung.id menu tersebut tidak selalu tersedia dan hanya ada di waktu-waktu tertentu seperti Bulan Suro. Pendaki juga bisa menikmati aneka minuman seperti kopi, teh hangat dan juga susu, dengan camilan beberapa varian gorengan yang cukup murah meriah.
Memiliki Panel Surya untuk Sumber Listrik
Yang menarik dari warung Mbok Yem adalah tersedianya aliran listrik untuk kulkas dan televisi di tempat makan tersebut. Rupanya sumber listrik berasal dari panel surya yang terpasang di bagian atap dari warungnya tersebut.
Salah satu pecinta alam yang turut merasakan fasilitas lengkapnya warung Mbok Yem adalah Salah Yeyen Choiri (21). Pendaki asal Jawa Tengah tersebut menjelaskan jika panel surya yang mengaliri listrik bisa membantu Mbok Yem dan pendaki lainnya yang membutuhkan.
"Mbok Yem itu kan sudah tua, jadi turun gunung hanya setahun sekali kalau pas lebaran saja. Sebagian besar hidupnya itu ada di Gunung Lawu. Makanya ada panel surya untuk listrik yang membantu Mbok Yem beraktivitas, termasuk merawat pendaki yang tiba-tiba sakit dan membutuhkan bantuan" katanya seperti dikutip dari Liputan6.