Mitos Kucing dalam Islam, Benarkah bisa Menambah Rezeki?
Ada banyak mitos kucing yang berkembang di masyarakat kita. Salah satunya adalah kucing yang dapat membaca rezeki.
Mitos kucing ada banyak sekali, salah satu yang terkenal adalah bisa membawa rezeki. Benarkah demikian?
Mitos Kucing dalam Islam, Benarkah bisa Menambah Rezeki?
Kucing adalah salah satu hewan yang paling disukai oleh manusia. Banyak orang yang memelihara kucing sebagai teman, hiburan, atau bahkan menganggapnya sebagai anggota keluarga. Namun, apakah Anda tahu bahwa kucing juga memiliki hubungan khusus dengan Islam?
-
Apa saja mitos yang dipercaya orang tentang menabrak kucing? Mitos menabrak kucing merupakan suatu kepercayaan atau kebiasaan yang umumnya dianggap sebagai suatu bentuk takhayul atau mitos di beberapa budaya. Mitos ini seringkali berkaitan dengan kepercayaan bahwa menabrak kucing membawa nasib buruk atau malapetaka bagi si pelaku. Beberapa masyarakat meyakini bahwa kucing memiliki kekuatan mistis atau spiritual, dan menabrak kucing dianggap dapat mengundang energi negatif.
-
Bagaimana pandangan Islam mengenai mitos kejatuhan cicak? Secara historis, mitos kejatuhan cicak mungkin berasal dari kepercayaan dan budaya masyarakat tertentu, namun Islam tidak memberikan konotasi khusus atau makna religius terhadap kejatuhan cicak. Ajaran agama Islam mendorong umatnya untuk menggunakan akal sehat dan berpikir rasional dalam menghadapi kehidupan sehari-hari.
-
Kenapa orang percaya memelihara kucing menambah rezeki? Dalam Islam, kucing diketahui sebagai hewan kesayangan Rasulullah SAW sehingga dianjurkan bagi para umat muslim untuk memperlakukan kucing dengan baik. Selain itu, memiliki kucing sebagai hewan peliharaan juga diketahui dapat meredakan stres lantaran perilakunya yang lucu dan menggemaskan.
-
Di mana saja mitos tentang kucing dipercaya? Sejak zaman Mesir Kuno, kucing telah dipercaya dapat melindungi mereka dari segala kejahatan. Di Mesir Kuno, mereka juga percaya bahwa mata kucing mencerminkan sinar matahari dan melindungi umat manusia dari kegelapan dan keputusasaan. Sementara bagi orang Eropa yang hidup di daerah pedesaan, kucing dipercaya memiliki peran yang sangat penting untuk panen yang baik. Jadi, kucing diperlakukan dengan sangat hormat dan perhatian.
-
Apa saja mitos tentang kucing yang banyak dipercaya? Mitos: Kucing punya sembilan nyawa. Fakta: Ini adalah mitos yang sangat tua dan tersebar di banyak budaya. Mitos ini mungkin berasal dari kemampuan kucing untuk selamat dari situasi berbahaya, seperti jatuh dari ketinggian atau lolos dari predator. Namun, kucing hanya punya satu nyawa, sama seperti hewan lainnya. Kucing juga bisa terluka, sakit, atau mati karena berbagai sebab. Oleh karena itu, kucing perlu mendapatkan perawatan yang baik dan aman dari bahaya.
-
Bagaimana mitos kucing menyukai susu muncul? Mitos tentang kucing ini muncul berdasarkan ilustrasi dan gambaran yang disajikan oleh media di berbagai platform untuk anak-anak, seperti buku cerita, kartun, dan film. Sehingga, akhirnya tumbuh kepercayaan bahwa kucing menyukai susu.
Ada satu jenis kucing yang disebut kucing Abu Hurairah, yang dinamai dari salah satu sahabat Nabi yang terkenal sebagai pecinta kucing.
Apakah mitos ini benar adanya? Bagaimana pandangan Islam tentang hal ini? Mari kita simak penjelasannya dalam artikel ini.
Memelihara Kucing Menambah Rezeki dalam Perspektif Islam
Kucing adalah hewan berbulu dan berkaki empat yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Semasa hidupnya, Rasul memiliki seekor kucing bernama Mueeza yang amat beliau sayangi. Untuk itu, hingga kini umat Muslim terus memercayai bahwa dengan memberi makan kucing, maka sama dengan bersedekah.
Dalam sebuah riwayat dikatakan, “Pada setiap sedekah kepada makhluk yang memiliki hati (jantung) yang hidup, akan dapatkan pahala kebaikan. Seorang Muslim yang menanam tanaman atau tumbuh-tumbuhan yang kemudian dimakan oleh burung-burung, manusia, atau binatang, maka baginya sebagai sedekah.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Mengutip beramaljariyah.org, dalam hadis lain Rasulullah pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, “Apakah berbuat baik kepada binatang bagi kami ada pahalanya?” Lantas Rasulullah bersabda, “Di dalam setiap apa yang bernyawa ada pahalanya.” (HR. Bukhari & Muslim).
Bersedekah melalui Kucing
“Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 261).
Pun tentang persoalan kucing membawa rezeki, dalilnya adalah Al-Qur'an surat Hud ayat enam yang artinya;
"Dan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi melainkan Allah-lah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam Kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)."
Kisah Kucing Membawa Rezeki dari Seluruh Dunia
Sejak zaman Mesir Kuno, kucing telah dipercaya dapat melindungi mereka dari segala kejahatan. Di Mesir Kuno, mereka juga percaya bahwa mata kucing mencerminkan sinar matahari dan melindungi umat manusia dari kegelapan dan keputusasaan.
Sementara bagi orang Eropa yang hidup di daerah pedesaan, kucing dipercaya memiliki peran yang sangat penting untuk panen yang baik. Jadi, kucing diperlakukan dengan sangat hormat dan perhatian. Untuk Rusia, menempatkan kucing dalam buaian atau ayunan dianggap dapat menjauhkan roh jahat dari bayi yang baru lahir.
Beralih ke Tiongkok kuno, dahulu masyarakat merasa mereka bisa mengetahui waktu ketika mereka menatap mata kucing. Orang Romawi kuno juga berpendapat bahwa perubahan warna mata pada kucing memiliki hubungan dengan perubahan fase bulan.
Sedangkan dahulu kala di Cina, gambar kucing diyakini berarti keberuntungan dan umur panjang. Mao, nama Cina untuk kucing, berarti '80 tahun' mengutip indiatimes.com. Kucing pemanggil keberuntungan juga dipercaya oleh budaya Jepang.
merdeka.com
Mitos Kucing Lainnya
Selain mitos kucing pembawa rezeki, masih ada banyak mitos-mitos terkait kucing lainnya yang beredar di masyarakat, baik di Indonesia maupun di mancanegara. Berikut beberapa contoh mitos-mitos kucing tersebut:
- Mitos kucing punya sembilan nyawa. Mitos ini mungkin berasal dari kemampuan kucing untuk selamat dari situasi berbahaya, seperti jatuh dari ketinggian atau lolos dari serangan predator. Namun, kucing hanya punya satu nyawa seperti hewan lainnya, dan tidak ada bukti ilmiah yang mendukung mitos ini. Kucing memang memiliki refleks, keseimbangan, dan tulang yang baik, tetapi mereka tetap bisa terluka atau mati jika mengalami kecelakaan atau penyakit.
- Mitos memelihara kucing hitam membawa sial. Mitos ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa kucing hitam adalah simbol kejahatan, penyihir, atau setan. Mitos ini muncul sejak abad pertengahan di Eropa, ketika banyak kucing hitam yang dibunuh karena dianggap terkait dengan praktik sihir. Namun, kucing hitam sebenarnya tidak ada bedanya dengan kucing berwarna lainnya, dan tidak ada hubungan antara warna bulu kucing dengan nasib seseorang. Di beberapa budaya, kucing hitam malah dianggap membawa keberuntungan, seperti di Jepang atau Inggris.
- Mitos semua kucing takut air. Mitos ini mungkin berasal dari pengamatan bahwa kucing jarang mandi atau minum air. Namun, kucing sebenarnya tidak takut air, melainkan hanya tidak suka basah. Kucing memiliki bulu yang tebal dan rapat, yang membuat mereka sulit mengeringkan tubuhnya jika basah. Kucing juga memiliki indra penciuman yang kuat, yang bisa terganggu oleh bau sabun atau air. Namun, ada beberapa jenis kucing yang menyukai air, seperti kucing Turki Anggora, kucing Benggala, atau kucing Maine Coon.
- Mitos kucing kembang telon agresif dan nakal. Mitos ini berkaitan dengan kepercayaan bahwa kucing belang tiga atau kucing kembang telon memiliki sifat yang buruk, seperti suka mencuri, mengganggu, atau menyerang. Mitos ini mungkin berasal dari pengalaman buruk seseorang dengan kucing belang tiga, atau dari asosiasi warna hitam, putih, dan merah dengan hal-hal negatif. Namun, kucing belang tiga sebenarnya tidak ada bedanya dengan kucing berwarna lainnya, dan sifat mereka lebih ditentukan oleh faktor genetik, lingkungan, dan sosialisasi. Kucing belang tiga juga bisa menjadi kucing yang jinak, manis, dan setia.