Mitos Sungai Mahakam, Dihuni Buaya Mistis hingga Ular Naga
Tidak hanya keindahan alam, Sungai Mahakam juga dikelilingi oleh mitos yang menambah daya tariknya.
Mitos Sungai Mahakam menjadi pelengkap daya tarik dari salah satu sungai terpanjang ini.
Mitos Sungai Mahakam, Dihuni Buaya Mistis hingga Ular Naga
Ya, mitos Sungai Mahakam adalah salah satu daya tarik dari salah satu sungai terpanjang di Kalimantan ini. Artikel ini akan menemani Anda menelusuri apa saja mitos Sungai Mahakam yang penuh misteri.
Aliran Sungai Mahakam
Sungai Mahakam bermula dari mata air di Pegunungan Muller, sebuah rangkaian punggungan gunung yang menjulang tinggi di tengah Kalimantan Timur. Di sini, air murni mengalir dari celah-celah batu, membentuk anak sungai pertama yang akan menjadi bagian dari Mahakam. Para pendaki yang berani menelusuri hutan lebat menuju sumber ini akan disambut oleh keindahan alam yang menakjubkan: suara gemericik air, aroma tanah basah, dan dedaunan hijau yang menyelimuti.
-
Dimana letak Sungai Mahakam? Dengan kapal ini, Anda bisa menyusuri luasnya Sungai Mahakam yang mempunyai panjang sekitar 920 km.Selain pemandangan yang indah, Anda juga bisa melihat tiga kebudayaan berbeda yang berada di sepanjang aliran Sungai Mahakam.
-
Di mana Tepian Sungai Mahakam berada? Sungai Mahakam merupakan aliran sungai yang mengarungi sebgaian besar wilayah kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, dan Kota Samarinda.
-
Di mana Danau Singkarak terletak? Danau Singkarak memiliki luas kurang lebih 108 Km persegi yang membentang di antara dua wilayah kabupaten yaitu Tanah Datar dan Solok.
-
Bagaimana cara menikmati Sungai Mahakam selain dari tepian? Menyusuri sungai membuat Anda bisa melihat 3 kebudayaan berbeda yakni kebudayaan pesisir di kota Samarinda, kebudayaan kerajaan di Kutai Kartanegara, dan kebudayaan pedalaman di Kutai Barat hingga ke Mahakam Ulu. Sebuah wisata edukatif yang bermanfaat!
-
Kenapa Tepian Sungai Mahakam ramai dikunjungi saat malam hari? Anda bisa mengunjungi tepian atau pinggiram Mahakan saat malam hari. Pasalnya, kawasan ini sangat seru untuk dijadikan sebagai tempat berkumpul bersama teman-teman atau keluarga.
-
Apa yang ditemukan pemancing di Sungai Musi? Pemancing Temukan "Pulau Emas", Situs Kerajaan Sriwijaya Berusia 400 Tahun Situs kerajaan Sriwijaya pada zaman dahulu yang dikenal sebagai Pulau Emas telah ditemukan para pemancing lokal yang melakukan penyelaman malam hari di Sungai Musi, Sumatera Selatan.
Dari Pegunungan Muller, Sungai Mahakam mengalir ke arah timur, melewati dataran rendah dan perbukitan. Di sepanjang alirannya, kita akan melihat desa-desa nelayan yang hidup berdampingan dengan sungai.
Perahu-perahu kayu berlayar di permukaan air, membawa hasil tangkapan ikan dan hasil bumi. Sungai Mahakam adalah jalur transportasi utama bagi masyarakat lokal, menghubungkan mereka dengan kota-kota di sekitarnya.
Hutan hujan tropis yang mengelilingi Sungai Mahakam adalah rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna.
Pohon-pohon tinggi menjulang, membentuk kanopi yang menutupi sungai. Burung-burung berwarna-warni terbang di antara cabang-cabang pohon, sementara monyet-monyet bermain di atasnya. Ikan-ikan berenang di bawah permukaan air yang jernih, mencari makan di antara akar-akar pohon.
Sungai Mahakam mengalir melalui Kota Samarinda, ibu kota Kalimantan Timur. Di sini, pelabuhan sibuk menjadi pusat aktivitas ekonomi. Kapal-kapal besar dan kecil berlabuh, membawa muatan kayu, batu bara, dan hasil pertanian. Di sepanjang tepi sungai, terdapat pasar tradisional yang ramai, tempat penduduk memperjualbelikan hasil bumi dan kerajinan tangan.
Mitos Sungai Mahakam
Tidak hanya keindahan alam, Sungai Mahakam juga dikelilingi oleh mitos dan legenda. Meskipun kita tidak dapat membuktikan kebenaran cerita-cerita ini, mereka tetap menjadi sisi lain dari aliran sungai ini dan kepercayaan masyarakat setempat.
Berikut mitos Sungai Mahakam:
Ular Naga Penghuni Sungai Mahakam
Sejak zaman dahulu, misteri ular naga di Sungai Mahakam telah menjadi perbincangan yang hangat. Konon, pada tahun 1980, seekor naga muncul ke permukaan Sungai Mahakam tengah malam. Wujud naga ini dikatakan sangat besar dan mata naga terlihat terang. Meskipun kebenaran peristiwa ini belum dapat dipastikan, cerita tentang ular naga di Sungai Mahakam tetap berlanjut hingga kini.
Arwah Penyelam Gentayangan
Di balik keeksotisan Sungai Mahakam, tersimpan kisah mistis tentang hantu penyelam yang berkeliaran di sekitar sungai. Konon, penyelam ini tenggelam saat berusaha menyelamatkan korban yang juga tenggelam di sungai. Setelah kematiannya, diyakini bahwa arwahnya sering muncul di sekitar sungai sebagai hantu yang menghantui.
Buaya Pengantar Jasad
Selain ular naga, mitos lain yang terkenal adalah adanya buaya pengantar jasad di Sungai Mahakam. Konon, buaya ini bertugas membawa jenazah orang yang meninggal ke tempat peristirahatan terakhir. Meskipun terdengar menyeramkan, cerita ini menjadi bagian dari warisan budaya dan kepercayaan masyarakat setempat.
Fakta Menarik Sungai Mahakam
Meskipun mitos Sungai Mahakam terdengar menyeramkan, ada sisi menarik yang bisa kita pelajari dari sungai ini, seperti:
Sejarah Panjang
Sungai Mahakam memiliki sejarah yang panjang, bahkan sejak awal abad ke-4 Masehi. Nama “Mahakam” diambil dari bahasa Sanskerta, dengan “Maha” yang berarti besar dan “Kama” yang berarti cinta. Sehingga, Mahakam diartikan sebagai "cinta yang besar". Sungai ini mengalir membelah daratan timur Pulau Kalimantan dengan lebar sekitar 300-500 meter.
Rumah Apung dan Objek Wisata
Di sepanjang Sungai Mahakam, terdapat rumah-rumah apung yang dijadikan tempat tinggal oleh masyarakat. Rumah-rumah apung ini juga menjadi daya tarik bagi para wisatawan yang berkunjung ke Kalimantan. Belakang rumah-rumah apung ini terdapat hutan asri yang rimbun. Selain itu, Sungai Mahakam juga menjadi tempat pelaksanaan prosesi Ngulur Naga saat Festival Erau oleh masyarakat Kutai.
Pesut Mahakam yang Terancam Punah
Pesut Mahakam merupakan satwa endemik Sungai Mahakam yang statusnya terancam punah saat ini. Pesut adalah satu-satunya lumba-lumba air tawar di Indonesia. Ia memiliki warna abu-abu dengan dahi membulat dan sirip kecil berbentuk segitiga membulat di ujungnya. Sayangnya, lingkungan sungai yang mulai tercemar telah menyebabkan Pesut meninggalkan Sungai Mahakam. Saat ini, hanya sekitar 80 ekor Pesut yang tersisa.
Falsafah Penduduk Asli Kutai
Penduduk asli Kutai yang mendiami sekitar Sungai Mahakam mempercayai sebuah falsafah yang terkenal: “Sekali minum air Sungai Mahakam, maka akan terpikat hati dan ingin kembali untuk menetap di Kalimantan.”
Falsafah ini mengandung makna bahwa setiap orang yang pertama kali berkunjung ke Kutai atau Kota Samarinda akan merasa terpikat dan ingin kembali lagi ke tanah tersebut.
Berbagai Festival dan Tradisi
Sungai Mahakam menjadi tempat perayaan berbagai festival dan tradisi lokal, seperti Festival Erau. Erau adalah upacara yang merayakan Tijak Tanah dan Mandi ke Tepian, serta menghormati budaya dan warisan Sungai Mahakam.