Nostalgia Banget, Ini Fakta Menarik Sunat Bengkong yang Terkenal dari Tanah Betawi
Uniknya, sunat bengkong hanya berlangsung kurang dari 10 menit dan tidak terasa sakit walau tak dibius
Uniknya, sunat bengkong hanya berlangsung kurang dari 10 menit dan tidak terasa sakit walau tak dibius
Nostalgia Banget, Ini Fakta Menarik Sunat Bengkong yang Terkenal dari Tanah Betawi
Orang Betawi memiliki budaya sunat tradisional yang sudah bertahan sejak ratusan tahun silam. Tradisi bernama bengkong ini terbilang berbeda dari sunat kebanyakan, salah satunya karena memakai sebilah bambu.
Bagi warga di Jakarta dan sekitarnya kelahiran di bawah 1990, masih merasakan masa kecil dengan metode sunat tersebut. Penghilang rasa sakitnya pun unik, dan tidak memakai unsur medis dan bisa dilakukan sembari bermain.
-
Apa itu tradisi ketupat lepas di Betawi? Ini bukan budaya makan bareng ketupat nasi, atau membagikannya ke warga. Melainkan sebagai pengiring nazar dari para orang tua terhadap anak-anak mereka.
-
Kenapa budaya palang pintu muncul di Betawi? Budaya palang pintu muncul ketika daerah-daerah Betawi masih rawan. Dulu jauh sebelum seperti saat ini, orang melamar untuk nikah harus berangkat pada malam hari.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi Tamat Qur'an di Betawi? Tradisi yang juga dikenal dengan nama Tamat Qur'an ini populer di kalangan warga pinggiran Jakarta, terutama yang masih kental dengan budaya Betawi. Biasanya, acara ini dirayakan oleh anak-anak yang mampu menyelesaikan sebanyak 30 juz. Yang menarik, anak-anak akan diarak keliling kampung sebagai ungkapan rasa bahagia sekaligus menjadi motivasi bagi anak-anak lainnya agar bisa turut menyelesaikannya.
-
Apa yang dimaksud dengan Nyambat di budaya Betawi? Tradisi ini akan meringankan warga yang sedang memiliki hajat atau kegiatan yang berat, dengan adanya keterlibatan dari para tetangga.
-
Apa itu Betandak Dangkong? Betandak Dangkong atau biasa disebut dengan Joged Dangkong adalah kesenian yang merepresentasikan bentuk interaksi kesenian pergaulan rakyat Melayu. Lewat kesenian Betandak Dangkong, masyarakat Melayu khususnya di Kepulauan Riau akan dipertemukan satu sama lain tanpa memandang dari kalangan dan kelas manapun.
-
Apa yang dimaksud dengan tradisi "nyedengin baju" di Betawi? Nyedengin Baju berarti Mengukur Pakaian Mengutip situs Seni Budaya Betawi, pengamat budaya Betawi, Yahya Andi Saputra, mengatakan bahwa tradisi Nyedengin baju jadi ciri khas keluarga Betawi di masa silam. Dalam bahasa Betawi, disedengin berarti diukur tubuh kita. Ini bertujuan agar baju lebaran nantinya cukup dan pas ketika dikenakan.
Namun tradisi sunat unik ini perlahan mulai ditinggalkan, karena tidak ada penerus maupun kurang mengetahui tentang praktik sunat tradisional tersebut.
Sunat bengkong jadi salah satu warisan kesehatan dari leluhur Betawi di masa silam, yang kabarnya tidak meninggalkan rasa sakit.
Berikut informasi tentang sunat bengkong yang legendaris.
Menggunakan Bambu
Mengutip laman Kementerian Pendidikan, alat utama yang digunakan dalam prosesi membengkong adalah satu buah bilah bambu sebesar sumpit yang terbuat dari bambu.
Gambar: Kemdikbud.
Ujungnya runcing, dan dipakai untuk mempermudah prosesi sunat, dengan memasukkannya ke penis anak yang disunat.
Lalu ada juga penjepit berbahan bambu, yang bentuknya mirip ketapel. Penjepit ini digunakan untuk menjepit kulit penis yang akan disunat, sehingga memudahkan.
Terakhir ada pisau super tajam yang bentuknya mirip alat cukur rambut. Biasanya pisau ini sudah diasah lebih dari 20 kali, sebelum digunakan untuk mencegah rasa sakit. Adapun istilah bengkong merujuk kepada mantrinya, bukan metode sunatnya.
Ajaib karena Tidak Sakit
Dalam kanal Youtube Candriyan Attahiyyat, dikatakan bahwa keunikan tradisi sunat tradisional ini adalah tidak menimbulkan rasa sakit.
Ada beberapa cara yang dilakukan sebagai bentuk antisipasi, seperti anak-anak yang hendak disunat diminta untuk mandi air dingin terlebih dahulu atau berendam di sungai sejak setelah subuh.
Kemudian, dalam perjalanan pulang penis tetap dibalut dengan kain basah agar kedinginan dan tidak menyebabkan rasa sakit.
- Nostalgia dengan Gasing Betawi yang Melegenda, Ada Sejak Zaman Belanda dan Kini Jadi Warisan Budaya
- Nostalgia Masa Sekolah, Intip Momen AHY dan Istri Kunjungi SMA Taruna Nusantara
- Bak Ada di Tahun 1980-an, Ini Cerita Unik Dusun Malangbong yang Letaknya di Tengah Hutan Bojonegoro
- Nostalgia Jenderal TNI Dudung Santap Kupat Tahu & Bandros Koboi, Menyatukan Cita Rasa Klasik
Selain itu, bengkong juga akan mengajak ngobrol kepada pasiennya agar fokusnya teralihkan sehingga tidak terasa sakit.
Berlangsung Kurang dari 10 Menit
Keunikan lain dari sunat bengkong adalah pelaksanaannya yang kurang dari 10 menit. Biasanya bengkong akan mengajak ngobrol pengantin sunat ataupun mengajak ngobrol orang tua.
Untuk berkomunikasi dengan orang tua, bengkong akan menanyakan soal hewan ayam yang biasanya jadi sajian. Biasanya ia akan bertanya, apakah ayamnya ingin dipotong sekarang? Lalu saat orang tua anak yang disunat menjawab “iya” tak lama prosesinya sudah selesai.
Menariknya lagi, rata-rata sunat tersebut sudah berakhir dalam waktu 4 sampai 7 menit dan tidak menggunakan bius sama sekali.
Tidak Boleh Menginjak Kotoran Ayam dan Memakan Makanan Berbau Amis
Budayawan Betawi, Yahya Andi Saputra menyebut sejumlah pantangan bagi anak-anak yang disunat bengkong.
Pertama, mereka tidak boleh menginjak kotoran ayam lancung alias kotoran yang cair. Lalu, anak tersebut juga tidak diperbolehkan untuk memakan makanan yang berbau amis yakni telur dan sejenisnya.
Sampai sekarang tidak diketahui secara pasti alasan pantangan tersebut, namun bisa jadi ini karena kotoran mengandung bakteri yang memungkinkan masuk ke tubuh saat terinjak dan mempengaruhi ke proses penyembuhan.
Saat ini sangat sedikit yang masih melestarikan sunat tradisional Betawi ini, namun keunikannya jadi salah satu daya tarik kebudayaan yang patut dilestarikan.
Foto sunat bengkong tahun 1975/Facebook Desa Teluk Naga.