Nyedengin Baju Jadi Cara Warga Betawi Sambut Lebaran, Datang ke Tukang Jahit dengan Hati yang Riang
Tradisi ini biasanya ditunggu oleh anak-anak karena mereka akan mendapatkan baju baru untuk lebaran.
Tradisi ini biasanya ditunggu oleh anak-anak, karena mereka akan mendapatkan baju baru untuk lebaran.
Nyedengin Baju Jadi Cara Warga Betawi Sambut Lebaran, Datang ke Tukang Jahit dengan Hati yang Riang
Bagi warga Betawi zaman dulu, 10 malam terakhir bulan Ramadan adalah waktu yang ditunggu-tunggu. Sebab mereka akan mengajak anak-anak mereka nyedengin baju. Ini merupakan tradisi lawas untuk menyambut hari lebaran.
Nyedengin baju sangat dinanti oleh anak-anak karena mereka akan mendapatkan baju baru. Pada zaman dulu, orang tua lebih senang membuat baju dari kain, sehingga perlu disedengin atau diukur.
-
Kapan tradisi Lebaran Betawi berlangsung? Tradisi berlebaran masyarakat Betawi berlangsung hingga pekan ketiga di bulan Syawal.
-
Apa itu tradisi ketupat lepas di Betawi? Ini bukan budaya makan bareng ketupat nasi, atau membagikannya ke warga. Melainkan sebagai pengiring nazar dari para orang tua terhadap anak-anak mereka.
-
Kapan tradisi Nyambat populer di Betawi? Tradisi ini sebelumnya sempat popular sejak puluhan tahun silam oleh kalangan warga Betawi setidaknya sampai tahun 1950-an.
-
Bagaimana tradisi baju Lebaran di zaman Rasulullah? Tradisi baju baru saat Lebaran juga dapat ditelusuri hingga ke zaman Rasulullah SAW. Pada zaman itu, Rasulullah SAW sudah menganjurkan umat Islam untuk berpakaian bersih dan rapi saat merayakan Idul Fitri.
-
Bagaimana cara perajin Batik Betawi mempertahankan tradisi dalam pembuatan batik? Meskipun sudah banyak pembatik yang menggunakan cap, para perajin Batik Betawi lebih memilih mempertahankan teknik tulis tradisional.
-
Kenapa budaya palang pintu muncul di Betawi? Budaya palang pintu muncul ketika daerah-daerah Betawi masih rawan. Dulu jauh sebelum seperti saat ini, orang melamar untuk nikah harus berangkat pada malam hari.
Dengan maraknya pusat perbelanjaan, tradisi nyedengin baju kini mulai menghilang.
Orang tua saat ini lebih suka mengajak anak-anaknya berbelanja langsung ke pusat perbelanjaan karena dianggap lebih praktis. Berikut selengkapnya tentang tradisi nyedengin baju.
Nyedengin Baju berarti Mengukur Pakaian
Mengutip situs Seni Budaya Betawi, pengamat budaya Betawi, Yahya Andi Saputra, mengatakan bahwa tradisi Nyedengin baju jadi ciri khas keluarga Betawi di masa silam.
Dalam bahasa Betawi, disedengin berarti diukur tubuh kita. Ini bertujuan agar baju lebaran nantinya cukup dan pas ketika dikenakan.
“Saya ingat, kami yang berumur di bawah 15 tahun dibuatkan baju tangan pendek dan celanan pendek. Sementara abang-abang yang sudah sekolah PGA dan SMEA dibuatkan celana ulur (celana panjang) dan baju tangan panjang,” kata Yahya.
Dilakukan di Tukang Jahit
Tradisi ini biasanya dilakukan di tukang jahit langganan, dengan membawa kain yang akan dijadikan pakaian. Saat dibawa, kain akan diukur dan dijadikan pakaian sesuai permintaan.
Pelanggan bisa meminta dibuatkan kemeja, kaus sampai celana pendek dan panjang sesuai kebutuhan. Anak-anak akan sangat kegirangan, karena mereka akan mendapatkan pakaian baru.
Biasanya, Nyedengin dilakukan di 10 malam terakhir Ramadan. Dengan begitu, bajunya bisa lekas diambil sebelum lebaran.
Diambil Malam Takbiran
Tak jarang, baju-baju tadi rampung mepet di hari lebaran. Bahkan, banyak juga para orang tua Betawi di masa silam mengambilnya saat malam takbiran agar keesokan harinya bisa digunakan.
Setelah jadwal yang ditunggu-tunggu tiba, orang tua akan mengajak anaknya kembali mengambil baju lebaran yang selesai dibuat di tukang jahit langganan.
“Pernah sekali waktu kami diajak ngukur seminggu menjelang lebaran. Hati berdebar karena baju kelar dijahit malam takbiran,” katanya.
Baju yang Dibuat Harus Kedombrangan
Sementara itu, Ketua Kumpulan Orang-Orang Depok (KOOD), Ahmad Dahlan, mengatakan tradisi ini juga dulu ramai di Depok. Biasanya nyedengin baju adalah mengukur baju untuk dipakai saat lebaran oleh anak-anak.
Menurutnya, zaman dulu orang tua akan membuat baju anak-anaknya sedikit kedombrangan. Maksud kedombrangan adalah dibuat sedikit besar agar bisa dipakai hingga tahun-tahun mendatang.
“Dulu orang tua sulit memberikan baju untuk anaknya, sengaja dibelikan lebih besar dari badan si anak," katanya, mengutip depok.go.id.
(Gambar: YouTube Sinau Jahit)