Peristiwa 6 November 1908 : Cut Nyak Dien Meninggal Dunia Setelah Diasingkan Belanda
Cut Nyak Dien merupakan salah satu sosok wanita yang hebat yang ada di Aceh dan mampu memegang peranan penting di bidang politik maupun di bidang lainnya.
Cut Nyak Dien merupakan salah satu sosok wanita yang hebat yang ada di Aceh dan mampu memegang peranan penting di bidang politik maupun di bidang lainnya. Semangat perjuangan beliau memasuki barisan paling depan dalam memimpin perang melawan Belanda. Beliau adalah wanita yang tangguh, kuat, semangat, berani dan memiliki strategi perang yang tidak bisa di jangkau oleh Belanda sehingga membuat Belanda kewalahan menghadapi pasukan pimpinan Cut Nyak Dien di Aceh.
Cut Nyak Dien tidak pernah ragu mempertaruhkan jiwa raganya dalam mempertahankan apa yang di pandangnya sebagai soal kebangsaan dan keagamaan. Keberanian dan kesatriaan wanita Aceh melebihi segala wanita yang lain, lebih-lebih dalam mempertahankan cita-cita kebangsaan dan keagamaannya,dan ia berada baik di belakang layar maupun secara terang-terangan menjadi pimpinan perlawanan tersebut.
-
Di mana Jumhari tinggal? Selama ini kakek berusia 84 tahun tersebut tinggal seorang diri di rumahnya di Dusun Sawahan, Desa Genteng Wetan, Kecamatan Genteng.
-
Apa yang terjadi pada Waduk Jatiluhur saat ini? Terdampak Kemarau, Begini Potret Waduk Jatiluhur yang Kini Surut Waduk Jatiluhur bahkan surut hingga 10 meter. Sebagai sumber penampungan sungai yang dibendung, waduk seharusnya menampung banyak air.Namun di musim kemarau ini kondisi berbeda justru ditemui di Waduk Jatiluhur yang mengalami kondisi surut.
-
Kapan Hari Jamu Nasional diperingati? Hari Jamu Nasional, yang diperingati setiap tanggal 27 Mei, merupakan momen penting untuk merayakan dan mengapresiasi kekayaan warisan budaya Indonesia dalam bentuk jamu.
-
Kapan Hari Jomblo dirayakan? Tanggal 11 November setiap tahunnya dirayakan sebagai Hari Jomblo sedunia atau Single's Day.
-
Apa yang terjadi di jalan Tol Jakarta - Cikampek pada Senin siang? Banyak pemudik yang melanggar batas jalur contraflow saat melintas di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) atau selepas Exit Tol Cikampek Utama mengarah ke Jakarta di KM 70 sampai KM 65, pada Senin (15/4) siang.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
Sayangnya Cut Nyak Dien harus gugur dalam perjuangannya. Ia meninggal dunia karena sakit yang dialaminya setelah diasingkan Belanda tepatnya pada tanggal 6 November 2022. Berikut ini informasi lengkap mengenai peristiwa 6 November 2022, Cut Nyak Dien meninggal dunia setelah diasingkan Belanda telah dirangkum merdeka.com.
Perjuangan Cut Nyak Dien hingga Diasingkan
Cut Nyak Dhien adalah seorang pahlawan Nasional Indonesia dari Aceh yang berjuang melawan Belanda pada masa perang Aceh. Ia mulai ikut mengangkat senjata dan berperang melawan Belanda pada tahun 1880. Tidak terlepas dari tewasnya suami Cut Nyak Dien, Teuku Cik Ibrahim Lamnga saat bertempur pada tanggal 29 Juni 1878.
Kematian suaminya membuat Cut Nyak Dien sangat marah dan bersumpah akan menghancurkan Belanda. Pada tahun 1880 Cut Nyak Dien menikah dengan Teuku Umar dan mempersilahkannya untuk ikut bertempur di medan perang. Bergabungnya Cut Nyak Dien berhasil meningkatkan moral semangat perjuangan Aceh melawan Belanda. Kemudian perang di lanjutkan secara gerilya dan dikobarkan perang fisabilillah.
Pada tanggal 30 September 1893, Teuku Umar membuat siasat perang dengan menyerahkan diri kepada Belanda bersama pasukannya. Cara itu dilakukan untuk mempelajari taktik perang Belanda. Namun itu membuat rakyat Aceh marah dan menganggap Teuku Umar sebagai pengkhianat karena telah bekerjasama. Setelah beberapa tahun bergabung dengan Belanda Teuku Umar dan Cut Nyak Dien balik menyerang Belanda.
Setelah fasilitas lengkap dan mencukupi Teuku Umar mengumpulkan rakyatnya membagikan senjata dan menyerang Belanda kembali. Saat perang terjadi pada tanggal 11 Februari 1899 membuat Teuku Umar tewas tertembak. Cut Nyak Dien lalu memimpin perlawanan Belanda di daerah pedalaman Meulaboh.
Usia Cut Nyak Dien yang saat itu sudah relatif tua serta kondisi tubuh yang di grogoti berbagai penyakit seperti encok dan rabun membuat satu pasukannya yang bernama pang laot melaporkan keberadaannya karena iba. Ia akhirnya di tanggkap dan di bawa ke Banda Aceh. Disana ia di rawat dan penyakitnya mulai sembuh.
Keberadaan Cut Nyak Dien di anggap masih memberikan pengaruh kuat terhadap perlawanan rakyat Aceh serta hubungannya dengan pejuang Aceh yang belum tertangkap membuatnya kemudian di asingkan ke Sumedang.
Peristiwa 6 November 1908, Kematian Cuk Nyak Dien
Setelah Belanda akhirnya berhasil menyingkirkan Teuku Umar. Namun, kematian sang suami tak membuat Cut Nyak Dien gentar. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, Cut Nyak Dien tetap memimpin perlawanan terhadap Belanda di daerah pedalaman Meulaboh dengan pasukan kecilnya. Pasukan Cut Nyak Dien terus bertempur hingga kalah pada tahun 1901, karena tentara Belanda sudah sangat terbiasa untuk berperang di daerah Aceh.
Di samping umurnya yang semakin tua dan kondisi matanya mulai rabun, jumlah pasukan Cut Nyak Dien juga terus berkurang. Bahkan beliau dan pasukannya kesulitan untuk memperoleh makanan.
Setelah ditangkap Belanda, Cut Nyak Dien dibuang ke Sumedang, Jawa Barat. Tepat pada tanggal 6 November 1908, Cut Nyak Dien menghembuskan napas terakhirnya karena faktor usia.
Makam Cut Nyak Dien sendiri baru ditemukan pada tahun 1959, itupun karena permintaan Gubernur Aceh kala itu, Ali Hasan. Cut Nyak Dien diakui sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Soekarno melalui SK Presiden RI No.106 Tahun 1964 pada tanggal 2 Mei 1964.