Pernah Berjaya, Begini Cara Masyarakat Bangkitkan Geliat Jeruk Garut
Salah satu cara mengangkat kembali kejayaan Jeruk Garut adalah dengan membuka area wisata jeruk untuk para warga Garut, dan dari luar daerah. Selain itu Eptilu juga mengedukasi masyarakat lewat kegiatan budidaya yang dilakukan.
Garut selama ini identik dengan camilan khas bernama dodol, namun siapa sangka dahulu kota berjuluk Swiss van Java tersebut juga dikenal sebagai penghasil jeruk yang kesohor. Saking ikoniknya, Kabupaten Garut sampai menjadikan Jeruk sebagai lambang dari Kabupaten Garut hingga saat ini.
Belakangan sekelompok petani milenial di Kecamatan Cikajang mulai menggiatkan kembali kejayaan Jeruk Garut, dengan mendirikan Eptilu. Para petani tersebut berupaya mengangkat kejayaan buah yang sempat terkubur akibat letusan Gunung Galunggung di 1982 lalu.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
-
Apa saja yang ditemukan di Situs Banten Girang sebagai bukti peradaban di masa lampau? Di area tersebut terdapat kompleks bangunan, arca hingga makam dari tokoh agama yang cukup berpengaruh kala itu.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
Sebagaimana dilansir dari Liputan6 pada Kamis (25/02), Eptilu turut saat ini mulai mengangkat kembali Jeruk Garut agar kembali berjaya. Seperti apa geliat Eptilu dalam mengangkat kembali Jeruk Garut? Simak informasi lengkapnya berikut.
Mendirikan Budidaya hingga Wisata Jeruk Garut
Para pengunjung antusias di Eptilu ©2021 Liputan6 Merdeka.com
Salah satu cara mengangkat kembali kejayaan Jeruk Garut adalah dengan membuka area wisata jeruk untuk para warga Garut, dan dari luar daerah. Selain itu Eptilu juga mengedukasi masyarakat lewat kegiatan budidaya yang dilakukan.
Pemilik wisata petik jeruk Eptilu Cikajang, Rizal Fahreza mengatakan, sejak pertama kali dibuka untuk umum pada 2016 lalu, keberadaan Eptilu langsung menjadi daya tarik bagi para masyarakat.
“Hingga kini kami masih konsisten untuk mengembangkan jeruk Garut,” ujar Rizal, Senin (22/2/2021).
Eptilu sendiri merupakan ejaan bahasa Sunda dari F tiga, yakni Fresh From Farm. Kawasan tersebut merupakan kawasan agrowisata sekaligus tempat untuk edukasi dalam mempelajari budidaya jeruk.
Bekerja Sama dengan Dinas Pertanian Garut
Dalam praktiknya, para pengelola Eptilu turut mengajak Dinas Pertanian Kabupaten Garut untuk memetakan area wilayah luasan lahan yang akan dikembangkan oleh para petani jeruk.
Tak sampai di situ, di masa pandemi Covid-19 ini Eptilu turut melakukan penambahan fasilitas untuk pengunjung. Seperti penanaman bunga hingga tanaman lain bersama pendududk sekitar. Termasuk menghadirkan ruang edukasi pertanian yang didukung Kementerian Pertanian.
Untuk diketahui, Pemkab Garut sendiri sudah mulai mengembangkan komoditas jeruk di beberapa kecamatan. Saat ini tercatat telah terdapat sekitar 400 ribu pohon jeruk atau sekitar 40 persen dari area seluas 1.000 hektare yang kembali ditanam oleh warga.
Sebut saja Kecamatan Samarang, Pasirwangi, Bayongbong, Cisurupan, Cikajang, Cilawu, Karangpawitan, Pameungpeuk, Cikelet, Cisompet, dan Cibalong mulai terbiasa menanam jeruk Garut.
"Kami juga mulai merencanakan program pengembangan jeruk, termasuk perluasan area jeruk, Sekarang masih di PCL atau penentuan calon petani termasuk calon lahan” jelasnya.
Ruang Edukasi dengan Berbagai Fasilitas
Rizal Fahreza tengah mengamati jeruk di wisata Eptilu ©2021 Liputan6 Merdeka.com
Di sini para pengunjung juga bisa turut serta mempelajari proses pembibitan hingga masa panen yang akan dilatih oleh pengelola perkebunan yang ahli. Selain itu bagi yang ingin membawa pulang jeruk Garut, pengunjung bisa memetik langsung buahnya dari pohon.
Bagi para pengunjung juga tak perlu khawatir, di Eptilu juga tersedia berbagai sajian kuliner yang bisa memanjakan pelancong. Berbagai menu seperti santapan nasi liwet kentang khas sunda, plus ayam kampung dan pelengkapnya mulai tahu, mendoang, asin, sambel dan Lalaban komplit tersedia di sana.
“Bagi kalangan ibu-ibu yang kerap mengeluhkan soal toilet, kami telah menyediakan fasilitas itu secara lengkap sejak di area parkir kendaraan” kata dia.
Tak ayal dalam kurun waktu lima tahun terakhir, pamor Eptilu semakin dikenal publik sebagai tujuan wisata pertanian yang menyenangkan.
"Pengunjung bisa petik jeruk langsung dari pohonnya untuk dibawa pulang, Tiketnya Rp55 ribu lengkap, Rp35 ribunya buat makan dan Rp20 ribunya buat jeruk,” papar Rizal.