Sisa Kegemilangan Bioskop Jadul Karawang, Primadona Era 80an
Gemerlap lampu dulunya menyinari tempat ini, namun kini lampunya padam. Poster film besar tak akan nampak lagi. Dulu bangunan ini adalah primadona, berjaya era 80-an harus tutup 2019 lalu. Kini, Karawang Theatre meninggalkan sisa kegemilangannya.
Empat papan besi reklame poster film masing terpajang di bangunan tua ini. Warna putih catnya mulai memudar, besi-besinya mulai berwarna kekuningan. Berkarat tertimpa hujan dan terik panas matahari.
Gemerlap lampu dulunya menyinari tempat ini, namun kini lampunya sudah padam. Poster film tak akan nampak lagi. Karawang Theatre meninggalkan sisa kegemilangannya.
-
Kapan bioskop pertama di Medan mulai menayangkan film bicara? Mengutip jurnal "Memutar Sejarah "Gambar Idoep" Masa Silam: Industri Perfilmandan Dampaknya di Medan pada Era Kolonial Belandasampai Orde Baru", bioskop di Medan mulai berkembang dengan menayangkan film bicara pada awal tahun 1928.
-
Siapa yang mendirikan bioskop pertama di Medan? Di Medan, pada tahun 1889 telah dibangun bioskop pertama yang didirikan oleh seorang Belanda bernama Michael.
-
Kapan film pertama diputar di Indonesia? Di tahun ini, film pertama kalinya diputar di Indonesia, tepatnya di Batavia. Film dokumenter perjalanan Raja dan Ratu Belanda di Den Haag adalah film yang pertama kali diputar.
-
Dimana film pertama kali diputar di Indonesia? Di tahun ini, film pertama kalinya diputar di Indonesia, tepatnya di Batavia. Film dokumenter perjalanan Raja dan Ratu Belanda di Den Haag adalah film yang pertama kali diputar.
-
Siapa yang membuat film bicara pertama di Indonesia? Tahun 1931, The Teng Chun muncul denga "Cina Motion Pictures" yang membuat film bicara pertama dengan judul 'Boenga Roos dari Tjikembang'.
-
Bagaimana film diputar di bioskop Banda Aceh sebelum adanya listrik? Dilansir dari artikel "Perkembangan Bioskop di Kota Banda Aceh (1930-2004)" karya Rizal Saivana dkk, pemutaran film pada kala itu masih dilakukan dengan cara manual, yaitu dengan tenaga manusia dan masih termasuk film bisu.
Bioskop yang didirikan 31 Maret 1988 ini dulunya bak primadona di Karawang. Letaknya yang strategis berada di Jawa Barat berbatasan dengan Bekasi, membuat bioskop ini laris manis. Kursi-kursinya selalu penuh. Antrean penonton terlihat mengular. Kini, bangunan tua ini kosong tak bertuan.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Hadirnya bioskop yang baru membuat bangunan yang ada di Jalan Tuparev, Nagasari, Kecamatan Karawang Barat, Kabupaten Karawang, Jawa Barat ini mulai tertinggal. Karawang Theatre secara perlahan tergerus oleh hadirnya bioskop lain. Tulisan 'Segera', 'Hari Ini' yang tersemat di dinding tak lagi bermakna.
Terseok-seok bertahan, hingga akhirnya bioskop jadul ini memutuskan untuk tutup. Karawang Theatre memutar film terakhir pada 6 Februari 2019. Film terakhir yang diputar ialah Terlalu Tampan dan Tembang Lingsir. Bak mengucapkan perpisahan, penonton terakhir bioskop itu mencapai 371 orang.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Piagam penanda bangunan ini berdiri terpajang di dinding bata berwarna putih. Bangunan diresmikan oleh Bupati Kepala Daerah Tingkat II Karawang, Sumarno Suradi pada tahun 1988.
Meski kini kosong, namun Kusdi seorang penjaga gedung seringkali membersihkan seputar bioskop. Memotong rumput yang mulai panjang. Pria 61 tahun ini pegawai terlama dari manajemen bioskop.
Dulunya Ia hanya pegawai yang bekerja di lapangan bagian ekspedisi. Mondar-mandir Jakarta dan Karawang untuk kebutuhan pemutaran filem yang akan berlangsung. Tahun 1997 Ia bergabung dengan manajemen bioskop, dan setia menjaga gedung hingga kini.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Proyektor putar dan layar besar untuk menampilkan film masih terpampang di bangunan ini. Atap plafon-nya beberapa berlubang. Cat dinding berwarna putih yang mengelilingi sudah mulai terkelupas.
Debu tebal memenuhi Karawang Theatre. Sebuah loket antrean film masih ada di bangunan ini. Di dalamnya masih tersimpan 700 bangku penonton di 2 studio.
©2021 Merdeka.com/Kuncoro Widyo Rumpoko
Bangunan yang kini berusia 30 tahun ini kosong. Lahan kosong di sekitar bioskop menjadi lahan parkir kendaraan roda empat. Sebuah coretan di dinding menambah kesan bangunan tua ini tak lagi di huni.
Beberapa orang yang melewati bagian depan bioskop mungkin akan merasakan rindu. Karawang Theatre meninggalkan sebuah cerita dan kenangan manis bagi mantan para pelanggannya.
(mdk/Tys)