Tari Randu Kentir Indramayu Jadi Simbol Duka, Bercerita Suami yang Kehilangan Istri
Kesenian ini menceritakan rasa sedih dari seorang suami yang kehilangan istrinya akibat hanyut di Sungai Cimanuk. Akibatnya, ia mengekspresikan kegundahannya dengan menari sembari tertunduk.
Gerakan energik dari tangan dan tubuh menjadi ciri khas dari tari Randu Kentir khas Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Para penarinya berdandan senada dengan pakaian, udeng (ikat kepala) dan selendang yang dikenakan sebagai pelengkap. Namun di balik lincahnya tarian terdapat pesan kedukaan yang mendalam dari penarinya.
Mengutip laman kebudayaan.kemdikbud.go.id, Rabu (15/3), kesenian ini menceritakan rasa sedih dari seorang suami yang kehilangan istrinya akibat hanyut di Sungai Cimanuk. Akibatnya, ia mengekspresikan kegundahannya dengan menari sembari tertunduk.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
Saat ditarikan, tari Randu Kentir diiringi oleh gamelan, suling dan kendang yang mendominasi. Pola ketukannya pun mirip jaipong, dengan partitur acak namun berirama. Tarian ini biasanya dilakukan oleh satu orang atau lebih.
Mengenang Kematian Nyi Dariwan
Tari Randu Kentir Indramayu ©2023 YouTube MAYDAS 159 - OFFICIAL SMK PGRI JATIBARANG/Merdeka.com
Berdasarkan sejarahnya, tarian ini mengungkapkan rasa sedih dari seorang suami bernama Ki Dariwan atas meninggalnya sang istri bernama Nyi Dariwan. Nyi Dariwan dikabarkan hanyut di Sungai Cimanuk saat keduanya tengah menaiki sebuah perahu di sana.
Kejadian ini bermula ketika keduanya menjalani profesi sebagai penangkap ikan di sana menggunakan nener (jaring berbentuk segitiga). Saat tengah menjaring ikan, Nyi Dariman berusaha menyingkirkan ranting randu di tengah kondisi sungai yang meluap.
Sayangnya ia terjatuh ke salah satu sungai besar di Jawa Barat itu kemudian hanyut dan tidak tertolong. Nyi Dariwan sempat berteriak, namun ia terseret jauh dan suaminya tidak bisa menolong.
Gerakan Tari Menggambarkan Upaya Menolong Nyi Dariwan
Sementara itu, menurut Hidayat (1992:18-19), upaya Ki Dariwan menolong istrinya ditampakkan melalui salah satu gerakan tari Randu Kentir. Di sana, penari mencoba melambaikan tangan ke arah bawah beberapa kali, sebagai upaya melakukan pertolongan.
Setelah kejadian itu, Ki Dariwan konon selalu melakukan gerakan tari yang berulang untuk memperingati kematian istrinya di Sungai Cimanuk. Tari tersebut lantas diberi nama Randu Kentir.
Dari segi bahasa, tari Randu Kentir berasal dari bahasa Jawa Indramayu yakni tarian, randu artinya pohon kapuk dan kentir artinya hanyut terbawa sungai.
Muncul pendapat juga jika alat musik yang digunakan berasal dari pohon randu tersebut dan dibuat oleh Ki Dariwan.
Dilestarikan Warga Desa Jumbleng
Saat ini, tarian tersebut mulai kembali dikenalkan oleh kalangan seniman dan anak-anak muda yang peduli tradisi kelokalan Indramayu di Desa Jumbleng, Kecamatan Losaran.
Tarian ini biasa ditampilkan dalam berbagai acara kesenian, sebagai bagian dari merawat tradisi. Terdapat beberapa lagu yang dibawakan, seperti sinjang wulung, suket lembut, empal banteng, lirginuga dingin, bukti nulis, lara mendut sampai bangbang awak.
Tari Randu Kentir juga menggambarkan kondisi sosial warga Indramayu yang mayoritas bekerja sebagai pencari ikan dan petani.
Disebutkan jika tarian ini kembali populer di tahun 1970-an. Ketika itu tari Randu Kentir digunakan sebagai media dakwah dan mulai dikenalkan di sanggar-sanggar seni Kabupaten Indramayu oleh seniman lokal bernama Cahya, Ida dan Dede Jaelani.
Belakangan kesenian ini juga ditarikan di Sungai Cimanuk, dan beralih fungsi sebagai media hiburan masyarakat.