Tips Bagaimana Cara Berdagang Rasulullah, Jadikan Usaha Makin Berkah
Cara berdagang ala Rasulullah merupakan contoh yang patut dicontoh bagi umat Islam dalam menjalankan bisnis atau usaha.
Dalam menjalankan usaha atau bisnis, banyak orang yang mencari inspirasi dari berbagai sumber, termasuk dari tokoh-tokoh yang dianggap sebagai contoh ideal. Salah satu tokoh yang patut dicontoh dalam berdagang adalah Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Dengan cara berdagang yang etis dan berbudi pekerti luhur, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah menunjukkan bahwa bisnis bukan hanya tentang mencari keuntungan materi, tetapi juga tentang memberikan manfaat kepada orang lain.
-
Bagaimana cara Rasulullah menerapkan kejujuran dalam berdagang? Rasulullah menekankan pentingnya transparansi dalam menentukan harga dan kualitas barang yang dijual.
-
Bagaimana cara berdoa pelunas hutang menurut Rasulullah SAW? Rasulullah SAW pernah mengajarkan sebuah doa hutang lunas sekejap kepada seorang sahabat Anshar, sebagaimana yang diriwayatkan Abu Dawud, nomor hadis 1555.
-
Apa yang menjadi kunci utama keberhasilan Rasulullah dalam berdagang? Salah satu kunci sukses berdagang Rasulullah adalah kejujuran dan transparansi dalam setiap transaksi. Rasulullah selalu mengedepankan prinsip keadilan dan menghindari segala bentuk kecurangan, seperti menutupi cacat barang atau mengurangi timbangan. Kejujuran ini membuat Rasulullah mendapatkan kepercayaan dari para pelanggannya, sehingga bisnisnya selalu ramai dan berkembang pesat.
-
Bagaimana cara menangkal sihir menurut Rasulullah SAW? Sebagai upaya terlepas dari gangguan sihir, berikut doa-doa untuk menangkalnya seperti yang dilakukan oleh Nabi SAW.
-
Bagaimana cara mengamalkan doa Rabu berkah? Doa bisa dipanjatkan kapan saja dan di momen apa pun. Sementara hari Rabu merupakan hari yang diyakini sebagai hari diciptakannya cahaya yang menjadi asal mula makhluk mulia bernama malaikat.
-
Bagaimana cara kita beriman kepada Rasul? Cara kita beriman kepada rasul Allah SWT adalah dengan meneladani sifat-sifat mereka dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam artikel ini, kita akan membahas beberapa tips bagaimana cara berdagang Rasulullah, dengan harapan usaha kita menjadi semakin berkah dan terhindar dari praktik-praktik yang diharamkan agama.
Bagaimana Cara Berdagang Rasulullah?
1. Meyakini Bekerja Sebagai Ibadah
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu melihat pekerjaan sebagai ibadah kepada Allah SWT. Ia tidak memisahkan antara kehidupan sehari-hari dan kehidupan spiritual. Dengan demikian, setiap tindakan yang dilakukan dalam berdagang dianggap sebagai bagian dari ibadah. Hal ini membuat Rasulullah tetap fokus dan bersemangat dalam menjalankan bisnisnya, karena ia tahu bahwa setiap usaha yang dilakukan akan mendapatkan balasan dari Allah SWT.
2. Visioner
Rasulullah memiliki visi yang jelas dan luas dalam berdagang. Sebelum memulai bisnis, ia melakukan penelitian yang mendalam tentang pasar dan kebutuhan konsumen. Misalnya, sebelum memulai usaha, ia telah melakukan perjalanan ke Bahrain untuk memahami kebiasaan dan kebutuhan penduduk setempat. Dengan demikian, ia dapat memasuki semua segmen pasar yang ada, termasuk berbagai tingkat usia, status sosial, dan kebiasaan.
3. Diiringi Cinta
Cinta merupakan perasaan yang penting dalam kehidupan manusia, terutama dalam berdagang. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengiringi bisnisnya dengan cinta, bukan hanya mencari keuntungan saja. Ia berusaha agar bisnisnya memberikan manfaat kepada orang lain tanpa berbuat zalim kepada konsumennya. Dengan demikian, konsumen merasa puas dan percaya dengan produk yang dijual.
4. Memegang Teguh Kejujuran
Salah satu akhlak yang baik sebagai modal pedagang adalah kejujuran. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu jujur dalam menjelaskan kelebihan dan kelemahan barang dagangannya. Ia tidak menipu pelanggan dengan hanya menjelaskan sisi baik dari produknya. Beliau bersabda, "Tetapkanlah kejujuran karena sesungguhnya kejujuran mengantarkan kepada kebaikan dan sesungguhnya kebaikan mengantarkan kepada surga." Dengan demikian, orang akan lebih respek kepada pedagang yang jujur daripada pedagang yang tidak jujur.
5. Kreatif dan Profesional dalam Berdagang
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah pedagang yang kreatif dalam memilih lahan untuk berbisnis. Misalnya, beliau tahu bahwa tanah Kota Mekah cukup keras dan tidak cocok untuk bisnis di bidang pertanian. Maka dari itulah, beliau beralih menjadi pedagang, dimana sebelumnya menjadi penggembala kambing. Dengan berpikir kreatif dan profesional, maka dagangan akan terlihat rapi dan menarik hati para konsumen.
6. Menjual Barang Berkualitas Baik
Rasulullah selalu menjajakan barang dengan kualitas terbaik. Jika ada kecacatan, beliau pasti akan menginfokan kepada calon pembeli. Harga yang ditetapkan juga sepadan dengan kualitas. Dengan demikian, konsumennya selalu merasa puas dan percaya dengan produk yang dijual.
Berdagang adalah Pekerjaan Penuh Berkah
Asal dikerjakan dengan baik dan sesuai dengan aturan agama, setiap pekerjaan sama baiknya. Namun, perlu diketahui bahwa terjun ke dunia dagang dikatakan sebagai mata pencaharian utama dan paling baik. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam hadist Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, dari Rafi’ bin Khadij dia berkata,
قِيلَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَىُّ الْكَسْبِ أَطْيَبُ قَالَ « عَمَلُ الرَّجُلِ بِيَدِهِ وَكُلُّ بَيْعٍ مَبْرُورٍ »
“Ada yang bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Wahai Rasulullah, mata pencaharian apakah yang paling baik?” Beliau bersabda, “Pekerjaan seorang laki-laki dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang mabrur (diberkahi).” (HR. Ahmad, Ath Thobroni, dan Al Hakim. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih)
Keutamaan dari perniagaan juga disebutkan oleh Allah dalam Al Quran,
وَأَحَلَّ اللَّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا
“Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.” (QS. Al Baqarah: 275)
Keutamaan perniagaan lainnya ditunjukkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melalui doa kepada setiap penjual dan pembeli yang senantiasa memudahkan orang lain dalam perniagaannya.
Dari Jabir bin ‘Abdillah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
رَحِمَ اللَّهُ رَجُلاً سَمْحًا إِذَا بَاعَ ، وَإِذَا اشْتَرَى ، وَإِذَا اقْتَضَى
“Semoga Allah merahmati seseorang yang bersikap mudah ketika menjual, ketika membeli dan ketika menagih haknya (utangnya).” (HR. Bukhari)
Al Munawi menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan “setiap jual beli yang mabrur (diberkahi)” adalah setiap aktivitas jual beli yang diberi pahala di dalamnya atau secara syar’i, jual beli tersebut adalah jual beli yang sah, tidak ada penipuan di dalamnya, tidak ada khianat dan di dalamnya terdapat manfaat bagi orang banyak dengan menyediakan apa yang mereka butuhkan.
Agar bisa menjalankan bisnis yang sesuai syariat, maka penting bagi kita untuk paham ilmu agama. Salah satunya disebutkan oleh ‘Ali bin Abi Tholib,
مَنْ اتَّجَرَ قَبْلَ أَنْ يَتَفَقَّهَ ارْتَطَمَ فِي الرِّبَا ثُمَّ ارْتَطَمَ ثُمَّ ارْتَطَمَ
“Barangsiapa yang berdagang namun belum memahami ilmu agama, maka dia pasti akan terjerumus dalam riba, kemudian dia akan terjerumus ke dalamnya dan terus menerus terjerumus.”
Kemudian ada juga perkataan dari ‘Umar bin Khottob radhiyallahu ‘anhu,
لَا يَتَّجِرْ فِي سُوقِنَا إلَّا مَنْ فَقِهَ أَكْلَ الرِّبَا
“Janganlah seseorang berdagang di pasar kami sampai dia paham betul mengenai seluk beluk riba.”