Warga Bertaruh Nyawa, Intip Ekstremnya Jembatan Penghubung di Pelosok Cianjur-Garut
Warga di wilayah pelosok Kabupaten Cianjur dan Garut, Jawa Barat harus bertaruh nyawa untuk sekadar beraktivitas. Pasalnya sehari-hari mereka harus melewati jembatan bambu kecil yang berbahaya untuk menyeberangi bukit.
Warga di wilayah pelosok Kabupaten Cianjur dan Garut, Jawa Barat harus bertaruh nyawa untuk sekadar beraktivitas. Pasalnya hampir setiap hari mereka harus melewati jembatan bambu kecil yang berbahaya untuk menyeberangi bukit. Tak ada akses lain karena di bawahnya mengalir air sungai dengan arus yang sangat deras.
Dalam sebuah tayangan di kanal YouTube Garut Turunan Kidul, terlihat warga sangat berhati-hati saat menyeberangi jembatan ini yang cukup panjang dan kondisinya tidak begitu stabil karena harus menahan beban orang-orang yang melintas.
-
Apa isi dari surat kabar *Bataviasche Nouvelles*? Mengutip dari berbagai sumber, isi konten tulisan yang ada di surat kabar Bataviasceh Nouvelles ini mayoritas adalah iklan. Ada pula beberapa terbitannya juga memuat aneka berita kapal dagang milik VOC.
-
Kenapa berita hoaks ini beredar? Beredar sebuah tangkapan layar judul berita yang berisi Menteri Amerika Serikat menyebut Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bodoh usai Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 diserang hacker beredar di media sosial.
-
Kapan nama surat kabar Benih Merdeka diubah? Akhirnya pada tahun 1920, ia mengubah nama menjadi "Mardeka".
-
Apa nama surat kabar pertama yang terbit di Jogja? Melalui sebuah unggahan pada 9 Mei 2024, akun Instagram @sejarahjogya menampilkan dua surat kabar yang pertama kali terbit di Jogja. Koran satu bernama “Mataram Courant” dan satunya lagi bernama “Bintang Mataram”.
-
Apa kabar terbaru dari Nunung? Nunung bilang badannya sekarang udah sehat, ga ada keluhan lagi dari sakit yang dia alamin. Kemo sudah selesai "Nggak ada (keluhan), karena kemo-nya sudah selesai sudah baik, aman, Alhamdulillah," tuturnya.
-
Apa isi dari surat kabar Soenting Melajoe? Terbit pertama kali pada 10 Juli 1912, isi dari surat kabar Soenting Melajoe ini seperti tajuk rencana, sajak-sajak, tulisan atau karya mengenai perempuan, hingga tulisan riwayat tokoh-tokoh kenamaan.
“Nya iyeu mah tiap dinten kieu wae lah (iya ini kami begini saja pekerjaannya setiap hari)” kata salah satu warga di Kampung Cidarengdeng, Desa Cibuluh, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur.
Lewati Akses secara Rombongan
©2023 YouTube Garut Turunan Kidul/ Merdeka.com
Setiap harinya masyarakat harus melewati jembatan itu untuk berladang, bertani, hingga mendapatkan kebutuhan hidup sehari-hari dengan cara menyeberang sungai besar di perbatasan itu.
Biasanya aktivitas di kabupaten tetangga ini dilakukan secara berkelompok dan mereka akan kembali lagi pada sore hari dengan membawa hasil pertanian dan perkebunan, juga kebutuhan hidup sehari-hari.
Dalam video itu juga disebutkan bahwa warga sudah terbiasa melewati jembatan tersebut, termasuk anak-anak di sana yang harus bersekolah di desa seberang.
Melewati Medan Sulit untuk Menembus Bukit
Setelah menyeberangi jembatan yang hanya selebar enam susunan bambu, perjuangan warga pedalaman Cianjur itu belum selesai. Mereka masih harus menembus hutan di perbukitan menuju Kabupaten Garut bagian selatan.
Sepanjang jalan lumpur setapak, hamparan pepohonan dan area kebun serta sawah warga menjadi pemandangan sehari-hari. Kondisi medan akan semakin sulit ketika masuk musim hujan karena jalanan akan semakin licin.
Walau medannya amat sulit, warga di sana tetap memaksakan untuk pergi demi memenuhi kebutuhan makan hewan ternak.
“Iyeu maksakeun ka priogi kanggo domba (Ini harus dipaksakan karena kebutuhan memberi makan domba)” kata warga lainnya yang beraktivitas di lokasi.
Warga Tidak Punya Pilihan Lain
Rombongan warga dari Cianjur sendiri memang sejak lama melakukan aktivitas menyeberang antar kabupaten melalui medan yang sulit dilalui. Menurut salah satu rombongan dari tim pembuat video, tidak ada pilihan lain karena warga di kedua daerah saling menggantungkan hidupnya.
“Perjuangan mereka berjalan kaki ini untuk bertahan hidup. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka dari Garut selatan, pekerjaan mereka sebagian ada di Cianjur,” kata salah satu rombongan pembuat video
Warga di Cianjur juga tidak ingin pindah ke Garut karena aset mereka banyak terdapat di tanah kelahirannya.
“Dan kenapa mereka tidak mau pindah, sebelumnya sudah saya tanyakan dan karena semua asetnya ada di tanah kelahirannya Cianjur,” katanya lagi.