Apa Kabar Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor UP? Ini Kata Polisi
Rektor ETH sudah pernah diperiksa dalam kasus ini. Dia membantah melakukan pelecehan. Dia menyebut ada upaya kriminalisasi di tengah pemilihan rektor UP.
Polisi belum melakukan gelar perkara pada kasus ini.
- Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Pegawai UP Naik ke Penyidikan, Pengacara Harap Eks Rektor Segera Tersangka
- Polisi Sudah Periksa 15 Saksi Terkait Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor UP
- Usai Diperiksa Polisi, Rektor UP Nonaktif Bersikukuh Ada Unsur Politisasi di Balik Laporan Pelecehan Seksual
- Korban Pelecehan Seksual Rektor UP Jalani Pemeriksaan Forensik di RS Polri Hari Ini
Apa Kabar Kasus Dugaan Pelecehan Seksual Rektor UP? Ini Kata Polisi
Penyidik Polda Metro Jaya terus mengusut kasus pelecehan seksual terhadap pegawai kampus Universitas Pancasila (UP) yang diduga dilakukan Rektor ETH (72). Sekretaris kampus akan diperiksa pada 25 Maret mendatang.
"Kemaren udah di (panggil), tanggal 25 mau dateng," kata Dirkrimum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya Triputra kepada wartawan, Jumat (15/3).
Dirkrimum enggan membeberkan siapa sosok sekretaris yang akan dimintai keterangan oleh penyidik tersebut. Ia hanya menyebut kasus dugaan pelecehan tersebut masih akan terus diselidiki.
Meski memastikan kasus terus diusut, belum diketahui kapan dilakukan gelar perkara. Polisi masih menunggu hasil pemeriksaan korban pelecehan ETH yakni RZ dan DF.
"Rektor UP masih pemeriksaan. Masih nunggu pemeriksaan psikologi aja," jelas Dirkrimum
Sekadar informasi, kasus dugaan pelecehan seksual ini sebelumnya terbongkar usai korban mengadukan tindakan tak senonoh itu ke seorang pengacara.
Diceritakan oleh salah satu korban inisial RZ, dugaan pelecehan seksual terjadi pada Februari 2023 di ruang kerja rektor.
RZ sedang diberi tugas oleh oknum rektor, namun saat tengah mengerjakan oknum rektor malah melakukan tindakan pelecehan seksual.
Kejadian itu membuat korban trauma. Lebih parahnya, lagi korban langsung dimutasi ke tempat lain setelah kejadian itu.
Hal serupa juga dialami oleh karyawan honorer inisial DF.
Namun, usai menerima tindakan tak senonoh dari rektor tersebut, DF memutuskan untuk mengajukan pengunduran diri.