Belajar Tatap Muka di Sekolah Jakarta
Jakarta mulai memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi seluruh siswa mulai Senin (3/1). Namun, sekolah boleh membuka 100 persen dengan sejumlah catatan.
Jakarta mulai memberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) bagi seluruh siswa mulai Senin (3/1). Namun, sekolah boleh membuka 100 persen dengan sejumlah catatan.
Di antaranya:
-
Kapan doa mau belajar dibaca? Dengan berdoa sebelum belajar, seseorang dapat memohon bantuan dan petunjuk dari Tuhan agar diberi kecerdasan, kejelian, dan pemahaman yang baik dalam proses belajar.
-
Apa yang dimaksud dengan pantun semangat belajar lucu? Pantun semangat belajar lucu bisa dibagikan di media sosial. Dengan menggunakan pantun, siswa dapat merasakan kesenangan dan keceriaan dalam proses belajar mereka.
-
Apa yang dimaksud dengan kata-kata diam dalam konteks ini? Kata-kata diam adalah salah satu cara yang efektif untuk menggambarkan bagaimana kita diam apa makna di balik diamnya kita.
-
Bagaimana cara agar bisa merasakan nikmatnya memiliki ilmu? Demikianlah yang bisa saya sampaikan pada kesempatan kali ini. Semoga kita semua bisa terus belajar tanpa merasa malas sehingga kita bisa merasakan nikmatnya memiliki ilmu.
-
Siapa yang diajak untuk belajar dan menghargai pantun adat? Adanya nilai-nilai berharga yang terkandung dalam pantun adat, generasi muda diajak belajar dan menghargai warisan budaya.
-
Kenapa penting belajar membaca Iqlab? Ketika membaca Al-Quran, pemahaman tentang Iqlab menjadi penting karena pengucapan yang tidak tepat dapat mengubah makna dari ayat yang dibaca.
1. Satuan pendidikan atau sekolah harus pencapaian vaksinasi dosis dua pada pendidik dan tenaga kependidikan di atas 80 persen.
2. Capaian vaksinasi masyarakat lansia di Jakarta harus di atas 50 persen
3. Capaian vaksinasi peserta didik terus berlangsung sesuai ketentuan.
4. Jumlah peserta didik 100 persen dari kapasitas ruang kelas, maksimal 6 jam per hari.
PTM 100 persen ini berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tertanggal 21 Desember 2021 Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, Nomor HK.01.08/MENKES/6678/2021, Nomor 443-5847 Tahun 2021 Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
"Bagi peserta didik yang belum dapat mengikuti PTM terbatas di sekolah lantaran pertimbangan orangtua, dapat memberikan keterangan kepada pihak sekolah dan akan tetap memperoleh layanan pembelajaran secara daring, serta tetap mendapat hak penilaian," kata Kepala Dinas Pendidikan Provinsi DKI Jakarta, Nahdiana.
Baca juga:
Kemendikbudristek: Kurikulum Darurat Terbukti Kurangi Dampak Learning Loss
Aturan SKB 4 Menteri: Tenaga Pendidik Menolak Divaksinasi Bakal Disanksi
SKB 4 Menteri: Seluruh Satuan Pendidikan Wajib PTM Mulai 2022
Lalu, kata dia, apabila warga sekolah terindikasi terpapar Covid-19, satuan pendidikan tersebut menghentikan sementara PTM terbatas selama lima hari dan pembelajaran dilaksanakan secara daring.
Nahdiana juga menyatakan Satgas Covid-19 di sekolah akan melakukan koordinasi dengan Satgas Covid-19 kelurahan dan berkoordinasi dengan fasilitas kesehatan terdekat.
Hak Penuh Orangtua
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta agar para orang tua murid dapat berkoordinasi dengan setiap sekolah apabila anaknya tak dapat mengikuti PTM 100 persen.
"Silakan dikoordinasikan dengan pihak sekolah jadi memang ini berbeda. Jadi memang diminta masuk sekolah PTM, namun kembali lagi haknya ada di siswa dan orang tua sendiri," kata Riza di Balai Kota, Jakarta Pusat, Senin (3/1).
Dia menegaskan, nantinya siswa yang menolak masuk luring, akan dilakukan sekolah jarak jauh. Riza juga menegaskan, saat ini pelaksanaan PTM 100 persen berdasarkan SKB empat menteri dan sejumlah kriteria yang ditentukan.
Salah satunya yakni mengenai pencapaian vaksinasi Covid-19. Lanjut Riza, capaian vaksinasi di Jakarta paling tinggi di Indonesia. "Capaiannya vaksinnya udah 120 persen dan terus akan kita tingkatkan," ucapnya.
Riza juga menyatakan keterisian tempat tidur di RS rujukan Covid-19 di Jakarta di bawah 10 persen. Yakni 4 persen untuk tempat tidur perawatan dan 5 persen ICU.
"Tidak berarti kita lupa tetap waspada, hati-hati jangan euforia bahkan suasana yang seperti ini kita harus jaga," jelas dia.
10.429 Sekolah Gelar PTM
Riza mengatakan 10.429 sekolah di Jakarta telah menerapkan PTM dengan kapasitas pelajar 100 persen.
"Alhamdulillah PTM hari ini diberlakukan 100 persen di 10.429 sekolah atau sekitar 97,2 persen," ucap Riza.
Kendari begitu, Riza pun meminta seluruh warga Jakarta tetap waspada atas penularan Covid, di tengah kebijakan pemerintah mengizinkan pembelajaran tatap muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen. Kewaspadaan seiring terus meningkatnya angka kasus Covid-19 varian Omicron.
"WHO menyampaikan tidak kurang dari 89 negara di dunia ada peningkatan 100 persen dalam waktu tiga hari saja di minggu lalu. Jadi mari kita semua berhati-hati termasuk di DKI Jakarta," ucapnya.
Sementara itu, dia menyampaikan kesiapan DKI atas lonjakan kasus terus dilakukan. Seperti fasilitas kesehatan.
Saat ini, sebut Riza, persentase tempat tidur yang terpakai untuk pasien Covid-19 sebesar 4 persen, kemudian tempat tidur ICU sebesar 5-6 persen.
"Jadi, kita harus tetap waspada hati-hati jangan euforia," tandasnya.
Kesan Siswa
Sekolah Menengah Pertama (SMP) 182 Jakarta salah satu sekolah yang menggelar PTM secara penuh.
Pantauan di lapangan, scan bardcode Aplikasi Peduli Lindungi terpasang di area gerbang masuk sekolah. Selain itu, tempat cuci tangan dan mesin hand sanitizer juga didirkan sebagai syarat wajib sebelum masuk ke dalam ruang kelas.
"Murid-murid juga masuknya berbaris berjarak satu per satu, masuk pukul 06.30 WIB," kata Kepala Tata Usaha SMP 182 Nur Syaidah.
Sesampainya di ruang kelas, pelajar dan guru tidak diperkenankan untuk melepas masker. Pembelajaran pun berlangsung dengan duduk secara berjarak sesuai protokol kesehatan. Kendati jika ditemukan murid yang kurang sehat, sekolah menyediakan ruang isolasi lengkap dengan ranjangnya.
Nur Syaidah menjelaskan, murid masuk di SMP 182 hari ini sudah 100 persen, artinya mulai dari kelas VII sampai kelas IX semua melakukan pembelajaran tatap muka.
"Total tiga angkatan SMP 182 ada 900 murid, per kelasnya ada 36 siswa, Alhamdulillah berjalan lancar," jelas Nur Syaidah.
Pada jam istirahat, para murid pun tidak diperkenankan jajan di luar. Memang untuk sementara ini, kantin belum dioperasikan pihak sekolah untuk berjualan. "Anak-anak diminta membawa bekal dari rumah untuk dimakan di jam istirahat," ungkap Nur Syaidah.
"Senang bisa ketemu teman-teman langsung," kata Ahmad Ilham.
Bertemunya Ahmad dengan teman-teman diakuinya baru pertama kali. Sebab, sebelumnya mereka hanya bertemu via layar ponsel atau laptop selama hampir dua tahun lamanya.
Senada dengan Ahmad, Ibnu Adam teman sekelas Ahmad mengaku ingin bisa segera tanding bola lagi bersama para rekannya. "Kalau saya ingin bisa main bola lagi," harap Ibnu
(mdk/rnd)