Benarkah ada pemodal besar sokong dana buat TemanAhok?
Teman Ahok optimis bisa mengumpulkan KTP dukungan untuk pasangan Ahok dan Heru di Pilgub DKI 2017.
Calon petahana Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, telah memutuskan maju dari jalur perorangan atau independen pada Pilgub DKI 2017 mendatang. Dia memilih didukung relawan TemanAhok yang tengah berjibaku mengumpulkan KTP warga DKI dari pada diusung partai.
Banyak pihak yang kemudian mempertanyakan darimana dana TemanAhok yang repot-repot bekerja mencari dukungan untuk Ahok. Berbagai isu beredar, ada yang menuding ada pihak yang mendanai aktivitas mereka. Mulai dari pengusaha ternama hingga tokoh politik senior dikabarkan ikut urunan membiayai kerja TemanAhok.
Kepada merdeka.com, Aditya Yogi Prabowo, salah satu pendiri TemanAhok mencoba menjawab penasaran berbagai kalangan soal dana yang selama ini dipakai TemanAhok untuk menyewa booth dan markas, kemudian print form dan lain-lainnya.
Aditya menegaskan, tak ada lain yang masuk ke mereka selain sumbangan dari salah satu senior mereka di Jakarta Baru, relawan pemenangan Jokowi-Ahok di Pilgub DKI 2012.
"Kita mendukung orang independen, maka organisasi kita harus independen dan kita enggak mau disebut organisasi apa gitu karena kita di sini perkumpulan. Kalau untuk set up awal, memang kita meminjam dana Rp 500 juta oleh salah satu teman atau senior kita di Jakarta Baru, karena dulu kita di Jakarta Baru sama Jokowi dan Ahok, karena kita lihat ada niatan Pak Ahok maju independen lalu kita buatlah ini TemanAhok," katanya dalam sesi wawancara dengan timvideo merdeka.com, beberapa waktu lalu, Selasa (15/3).
Dana itu kemudian digunakan untuk berbagai kegiatan di sekretariat. Termasuk menyediakan merchandise.
"Kita pakai untuk cetak baju, gelang, gantungan kunci untuk mengakomodir kegiatan kita di sekretariat. Atau maupun di lapangan, untuk jaga stand booth, di sini kita enggak ada gaji, karena kan kalau gaji sangat besar kita cuma ganti uang transport," jelasnya.
"Tapi setelah itu kita kembalikan pinjamannya dan sekarang kita bisa akomodir semuanya dengan penjualan aksesoris yang biasa kita jual di booth yang ada di mal, itu makanya kenapa ada di mal, selain untuk tanda tangan sekaligus untuk komersil, jadi umumnya yang tanda tangan pasti beli," tambahnya.
Dia kembali menegaskan, tidak ada pemodal besar di balik kegiatan TemanAhok. Andai pun ada yang berniat memberikan sumbangan dengan bentuk uang, dia mengklaim akan menolak.
"Enggak ada sosok di politikus. Ya pendirinya ya lima ini. Pendana sendiri semuanya terlibat di logistik. Dan kita berani di audit, ada laporan keuangan di website TemanAhok, itu juga uangnya untuk bayar listrik, air dan kegiatan di sini, bisa dilihat di website kita".
"Jadi enggak boleh (sumbang) dengan uang, cuma di awal itu aja. Donasi berikutnya kita enggak terima uang, cuma benda, barang, form, printer dipinjamkan, cetakin spanduk, hanya itu. Kita enggak minta dan enggak menerima juga," tegasnya.
Semua tahu untuk maju di Pilgub DKI tentu butuh dana tak sedikit. Lalu bagaimana TemanAhok mengakomodir itu?
"Kita enggak bisa ngomong banyak, kita sekarang cari gerbong dulu untuk maju kalau udah terkumpul bahkan diverifikasi lolos, baru dibicarakan tim pemenangan dengan Pak Ahok sendiri. Kita enggak ada biaya apapun, kita di sini keluarkan biaya apapun ya dari penjualan aksesoris," pungkasnya.
Terpisah, dalam beberapa kesempatan, Ahok mengklaim dirinya tak mengeluarkan dana sedikitpun untuk TemanAhok.
Jikapun ada yang mendukung, kata Ahok, lebih baik suara dukungan itu diserahkan satu pintu melalui TemanAhok agar target satu juta KTP dapat terpenuhi. Tak hanya itu, bila mau membuat kaos, lebih baik bertuliskan TemanAhok bukan sahabat Ahok.
"Kalau Anda mau nyumbang KTP kasih ke TemanAhok biar penuhin target. Kalau kamu mau dukung saya lewat TemanAhok, kalau mau nyumbang lewat situ kasih ke TemanAhok. Kalau mau bikin kaos jangan tulis sahabat Ahok, tulis saja TemanAhok kasih ke booth biar mereka jual," tambah Ahok.
Kepada wartawan, Ahok menegaskan bahwa pendukungnya tidak menerima uang sumbangan untuk proses penggalangan KTP. Kalau pun ini menyokong dana, rekeningnya pun harus jelas.
"Jadi TemanAhok juga enggak terima uang. Kalau mau kirim uang kasih lewat rekening biar jelas. Kalau Anda lakukan ini (ga gabung sama TemanAhok) enggak bisa. Untung dia masih pakai permisi, kalau enggak ya bisa ribut," pungkas Ahok.
Ditambahkannya, relawan TemanAhok akan segera membuat rekening sumbangan untuk Ahok dan Heru. Terkait waktunya, akan dilakukan setelah KTP terkumpul.
"Dan didaftarkan, baru bikin karena pas daftar kan mesti dilaporkan," kata Ahok di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (15/3).
Dia memastikan, segala bentuk sumbangan masuk ke TemanAhok bukan gratifikasi. Sebab, kelompok swadaya masyarakat itu resmi terdaftar dan memiliki badan hukum.
"Sekarang kan bukan nama kita. TemanAhok ini resmi institusi hukum loh, terdaftar loh, dia yayasan loh jangan salah," tegas Ahok.
Baca juga:
Didukung NasDem dan Hanura, Ahok minta partai keluar dana sendiri
Klaim didukung 4 partai, Wanita Emas ogah cuma jadi cawagub di DKI
Cak Imin kepincut fenomena Ahok, sosok ideal buat Jakarta
Bantah Ahok, Majelis Syuro PKB belum tentukan sikap di Pilgub DKI
Ahok minta dukungan Partai Hanura tak perlu dideklarasikan
Selain Hanura, Ahok klaim PAN & PKB akan beri dukungan di pilgub DKI
Anton Medan beri dukungan, Ahok bilang 'jangan buat warga bingung'
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Kapan Dudung Abdurachman mengunjungi Pekan Raya Jakarta? Terungkap, dia dan keluarga menikmati waktu untuk sekadar berkeliling ke salah satu event besar di Ibu Kota, PRJ yang diketahui berlangsung sejak 12 Juni hingga 14 Juli lalu.
-
Bagaimana Ahok terlihat dalam fotonya saat kuliah? Tampak pada foto, Ahok tengah bergaya bersama teman-temannya saat awal masa kuliah di Trisakti.
-
Kapan Pilkada DKI 2017 dilaksanakan? Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017 (disingkat Pilgub DKI 2017) dilaksanakan pada dua tahap, yaitu tahap pertama di tanggal 15 Februari 2017 dan tahap kedua tanggal 19 April 2017 dengan tujuan untuk menentukan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017–2022.
-
Apa tugas Ahmad Sahroni di Pilgub DKI Jakarta? Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus akhirnya menunjuk Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem, Ahmad Sahroni sebagai ketua pemenangan untuk pasangan Ridwan Kamil - Suswono di Jakarta.
-
Siapa saja kandidat yang bertarung di Pilkada DKI 2017? Saat itu, pemilihan diisi oleh calon-calon kuat seperti Basuki Tjahaja Purnama, Anies Baswedan, dan Agus Harimurti Yudhoyono.