Bocah tewas di kardus, Indonesia darurat kekerasan anak
"Saya akan meminta Menteri Yohana PP serta KPAI untuk memberi penjelasan tentang peristiwa kekerasan ini," katanya.
Maraknya kekerasan terhadap anak-anak di Jakarta semakin memprihatinkan. Terbaru, penemuan jasad bocah perempuan bernama Neng di dalam kardus di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.
Anggota Komisi VIII DPR, Maman Imanulhaq, menyebut peristiwa malang yang menimpa bocah berumur 9 tahun itu menambah rentetan panjang kasus terhadap kekerasan anak. Sehingga, ia menilai dewasa ini Indonesia telah mengalami kondisi darurat terhadap kekerasan anak.
"Indonesia memang darurat kekerasan terhadap anak. Tadinya kita berharap kasus Angeline adalah kasus terakhir. Tapi ternyata kasus kekerasan terhadap anak adalah persoalan gunung es yang sangat mengkhawatirkan," kata Maman di Gedung DPR, Jakarta, Senin (5/10).
Oleh sebab itu, dia memastikan Komisi VIII DPR yang menaungi masalah perlindungan terhadap anak itu akan mempertanyakan peristiwa ini kepada Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Yohana Yembise dan Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) pada rapat kerja dengan Komisi VIII DPR.
"Saya akan meminta Menteri Yohana PP serta KPAI untuk memberi penjelasan tentang peristiwa kekerasan ini," katanya.
Pemanggilan tersebut, kata dia, juga akan menjadi sarana bagi Komisi VIII DPR untuk menanyakan strategi apa yang akan diambil untuk mencegah kejadian serupa terulang di kemudian hari.
"Menanyakan strategi ke depan mengantisipasi kejadian ini agar tidak terulang. Harus ada gerakan masif yang sistematis untuk memerangi kekerasan terhadap anak," tandasnya.
Baca juga:
Polisi periksa rekaman CCTV dekat lokasi penemuan jasad Neng
Cari pembunuh bocah Neng, polisi cocokkan DNA 2 saksi
Ini cara Ahok agar pembunuhan bocah dalam kardus tak terulang
Fakta tragis kematian bocah Neng, ditemukan kekerasan seksual
Marak kekerasan kepada anak, Komisi VIII salahkan anggaran kurang
Wakil Ketua DPR sebut pembunuh Neng biadab
Kapolda Tito sebut pembunuh Neng mengidap Pedofil
-
Kapan makam dukun dan bayi tersebut ditemukan? Pada 1934, pekerja di Jerman menemukan kuburan seorang perempuan yang ditempatkan dalam posisi duduk dengan bayi di antara kakinya.
-
Apa yang ditemukan di kuburan anak-anak itu? Enam patung terakota dan pin perunggu berbentuk kaki kuda diletakkan di dalam kuburan ini. Patung-patung ini menggambarkan dua penari yang mengenakan hiasan kepala Frigia, salah satunya adalah seorang wanita yang memainkan alat musik petik kecapi, dan tiga wanita lainnya berdiri dengan kostum Timur yang dapat dikaitkan dengan pemujaan Dionysus, dewa anggur Yunani.
-
Apa yang dilakukan anak tersebut kepada ibunya? Korban bernama Sufni (74) warga Jalan Nelayan Kelurahan Sri Meranti Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Sedangkan pelaku Hendri (52), dan istrinya N (51). Setelah mendapat video tersebut Kasat Reskrim Polresta Pekanbaru Kompol Bery Juana Putra bersama anak buahnya langsung datang ke rumah pelaku.
-
Apa makna dibalik Hari Memeluk Anak? Momen ini digunakan untuk menunjukkan betapa pentingnya memberikan kasih sayang kepada anak.
-
Bagaimana Bledug Anak Kesongo meletus? Salahudin mengungkapkan, di bagian lapisan tanah terdalam dari Bledug Anak Kesongo, terdapat sebuah sesar yang mendorong lapisan tanah di atasnya untuk bergerak ke atas. Pada titik tertentu, tekanan dari perut bumi keluar ke permukaan tanah sehingga terjadilah letusan atau luapan lumpur yang keluar dari puncak Bledug Anak Kesongo.
-
Siapa yang berjuang demi anak? “Pada awal kehidupan, orangtua tentu harus membesarkan anaknya, mengasuh, mengajari. Tapi, pada titik tertentu, orangtua justru harus mengajari anaknya kehidupan dengan melepaskan.”