Buka bisnis STNK palsu di Kemayoran, Aldo dan Michael diciduk polisi
Berdasarkan hasil interogasi, keduanya mengaku telah melakukan perbuatan melanggar hukum tersebut selama 1 tahun dengan menghasilkan atau mencetak sebanyak 20 STNK.
Polsek Kemayoran, Jakarta Pusat meringkus Aldo (22) dan Michael (27) yang diciduk di sekitar Jalan Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat, pada Jumat (27/4) dini hari tadi. Keduanya ditangkap karena merupakan jaringan pemalsu Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
Kapolsek Kemayoran Kompol Syaiful Anwar mengatakan, penangkapan terhadap kedua tersangka berawal dari laporan masyarakat yang memberitahu adanya sindikat yang memalsukan STNK di wilayah hukum Kemayoran.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Kapan harga bahan pangan di Jakarta terpantau naik? Situs Badan Pangan Nasional (Bapanas) per Rabu 21 Februari 2024 pukul 13.00 WIB menunjukkan kenaikan harga beberapa bahan pangan, terutama beras dan cabai rawit merah.
-
Apa yang dijual warga Baduy saat jalan kaki ke Jakarta? Warga adat Baduy di wilayah Kanekes, Kabupaten Lebak, Banten, memiliki tradisi menjual madu hutan ke luar daerah dengan berjalan kaki.
-
Apa yang dijual di Pasar Setan? Barang yang dijual mungkin berupa tanah, batu, daun, atau benda-benda sekitarnya.
-
Kapan makanan Padang mulai banyak di Jakarta? Warung makan Padang belum sebanyak setelah tahun 1970an. Makan makanan Padang bagi mahasiswa zaman itu, terasa mahal. Sekali-sekali saja,” beber Firman Lubis.
-
Apa tugas utama tukang parkir di Jakarta pada masa awal? Pemerintahan DKI Jakarta mengambil kebijakan tegas dengan membentuk tukang parkir resmi yang ditugaskan untuk mengawasi dan mengatur kendaraan yang berhenti untuk parkir di kawasan pusat perkotaan maupun keramaian.
"Setelah mendapatkan informasi, kami melakukan penyidikan bahwa terdapat perbuatan penipuan yaitu pembuatan STNK palsu. Kedua tersangka pun mengakui perbuatannya dan kami dapat menyita alat bukti," kata Syaiful di Polsek Kemayoran, Jakarta Pusat, Jumat (27/4).
Berdasarkan hasil interogasi, keduanya mengaku telah melakukan perbuatan melanggar hukum tersebut selama 1 tahun dengan menghasilkan atau mencetak sebanyak 20 STNK. Hal itu dikatakan berdasarkan hasil interogasi.
"Proses pemesanannya melalui SMS, pemesan mengirimkan data-data kendaraan bermotornya seperti nomor mesin, nomor plat angka dan kemudian tahun pembuatan kendaraannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Syaiful pun menerangkan, jaringan Aldo dan Michael diketahui para pemesan STNK palsu ini dari mulut ke mulut. Dirinya pun menyebut, pembuatan satu dokumen STNK palsu dipatok dengan harga Rp 500 ribu hingga Rp 700 ribu, untuk kendaraan roda dua dan empat dengan proses pembuatan selama 7-10 hari.
"Keduanya mengaku belajar dari temanya. Jadi mencetak dengan alat-alat sederhana sendiri seperti laptop dan printer. Terlihat dari kertasnya, perbedaannya mana yang palsu dan yang asli. kalau untuk tulisan dan tata letaknya sama semua. Kalau asli kan halus. Kalau yang palsu kasar," terangnya.
Para pihak yang memalsukan STNK terhadap Aldo dan Michael itu merupakan mereka yang tak ingin membayar pajak dan ada juga kendaraan bermotornya tersebut hasil dari curian.
Dari penangkapan terhadap Aldo dan Michael, polisi telah menyita sejumlah barang bukti seperti buku rekening, printer, laptop dan kertas pembuatan STNK palsu.
(mdk/ded)