Cerita Djarot pertama kali blusukan tak banyak dikenal warga

Djarot blusukan ke kampung-kampung dan pasar tradisional lebih leluasa.

Menjadi pejabat publik, calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saifullah Hidayat lebih nyaman bila tidak dikenal wartawan. Alasannya, bisa bebas dekat dengan rakyat.

"Semakin kita tidak dikenal, tidak di-publish media itu semakin menguntungkan bagi kita. Ke mana-mana bisa tanpa orang tahu. Sehingga saya bisa mendengarkan aspirasi itu," kata Djarot di Taman Tanjung Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (16/12).

Dia menceritakan pada saat menjadi Bupati Blitar pada tahun lalu. Dia tak dikenal oleh masyarakat di Blitar. Sehingga dia melakukan blusukan ke kampung-kampung dan pasar tradisional lebih leluasa.

"Saya bukan asli Blitar. Di Blitar pertama kali banyak orang tidak kenal saya. Tetapi waktu itu saya manfaatkan betul untuk masuk ke kampung-kampung dan masuk ke pasar," ujarnya.

Namun dia menyadari dalam era modernisasi peran media sangat luar biasa. Sehingga setiap aksinya melakukan blusukan selalu diikuti media.

"Tapi sekarang kondisi berbeda, media sangat luar biasa. Sehingga setiap ruang gerak kita itu selalu dikuntit terus," jelasnya.

Dia pun menambahkan, media sangat dibutuhkan dalam menginformasikan kebijakan pemerintah provinsi DKI Jakarta. Oleh karena itu, dia menilai media bisa mengontrol program dan kebijakannya.

"Media itu sangat kita butuhkan untuk share berbagai macam informasi dan berbagai kebijakan. Karena rakyat Jakarta itu sangat butuh informasi. Makanya saya minta tolong ke teman-teman media, share kebijakan. Semakin gencar maka tugas pemerintah mudah untuk program termasuk untuk kontrolnya," tukasnya.

Baca juga:
Gantikan kebiasaan Jokowi, Djarot disuruh Ahok rajin blusukan
SK terbit, alasan Djarot berani beri arahan ke SKPD
Blusukan lagi, cawagub Djarot Hidayat kunjungi Taman Tanjung