Dituding Lulung suap Ketua DPRD DKI Rp 12,7 T, ini pembelaan Sekda
Dia mengatakan, kedatangannya bertemu Prasetyo untuk mempertahankan sistem e-budgeting yang diusung oleh Ahok.
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Abraham Lunggana menuduh ada dugaan suap yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Lulung menuding oleh Sekretaris Daerah DKI Jakarta Saefullah memberikan suap Rp 12,7 triliun kepada Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetyo Edi Marsudi.
Namun, Saefullah membantah dugaan tersebut. Dia mengatakan, kedatangannya bertemu Prasetyo untuk mempertahankan sistem e-budgeting yang diusung oleh Ahok. Bahkan, kedatangannya berdasarkan undangan Prasetyo sendiri.
"Jadi apa yang disuap. Justru kami mempertahankan e-budgeting setengah mati. Gak ada pake suap-suap. Saya ke rumah dia waktu itu diundang, nggak subuh tapi siang," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (3/3).
Dia menambahkan, kedatangannya ke rumah politisi PDI Perjuangan itu bersama asisten, BPKD dan Bappeda. Bahkan, mereka sempat makan siang bersama.
"Intinya waktu itu dia minta maaf, karena waktu rapat internal Pak Ferrial gebrak meja saya waktu itu. Saya justru mempertahankan e-budgeting. Jadi waktu itu kami rapat besoknya dia ngundang kami," terang mantan Walikota Jakarta Pusat.
Saefullah juga mengungkapkan, selain anggota eksekutif juga ada pimpinan dewan. Bahkan, dia menantang jika memang ada bukti bahwa telah melakukan penyuapan kepada anggota dewan.
"Cari aja buktinya, apa saya nyuap. Kalau saya semua program termuat di e-budget. Dan saya Tidak pernah ngutik-ngutik. Kalau kalian tanya soal data kami kasih bahkan kami upload yang versi mereka dengan versi kami. Dia udah teliti belum?" tegasnya.
"Lihat saja ini ada beberapa dana yang dia kerok dia kurang kurangi terus dia tambahin dengan masukin pengadaan pengadaan," tambahnya.
Mengenai akan adanya pelaporan atas dugaan tindakan suap ini, saefullah mengakui siap untuk menghadapinya. Bahkan, dia dengan tegas mengatakan, tidak perlu bantuan pengacara untuk melaluinya.
"Silakan saja lapor, saya tidak takut. Saya sendiri aja gak pake pengacara. biro hukum ada. Urusannya terang benderang gini kok. Apa yg sulit," tutupnya.
Saefullah juga seseumbar rela berhenti dari jabatannya jika memang benar DPRD DKI Jakarta berhasil melengserkan Ahok. "Kalau Pak Ahok berhenti, saya juga berhenti. Keterbukaan menuju transparansi. Ketika lomotif gagal saya mundur saja. Mundur dari Sekda," tegasnya.
Baca juga:
Lulung siap lawan DPP PPP demi gulingkan Ahok
Ini amunisi Haji Lulung buat 'tembak' Ahok
Haji Lulung dan M. Taufik lapor polisi soal SMS panik
Lulung sebut Ahok ketakutan & lobi ketum parpol batalkan hak angket
-
Kapan Lukman Hakim meninggal? Lukman Hakim meninggal di Bonn pada 20 Agustus 1966.
-
Kapan Adipati Lumajang meninggal? Adipati Lumajang, (Putra/Cucu Suropati), meninggal dilereng selatan Gunung Semeru pada tahun 1767.
-
Kapan Hanung Cahyo Saputro dilantik? Pj Gubernur Jawa Tengah, Nana Sudjana melantik pejabat Bupati Banyumas, Hanung Cahyo Saputro di Gradhika Bhakti Praja Building, Komplek Kantor Gubernur Jawa Tengah, Jalan Pahlawan No 9 Semarang pada Minggu (24/9) kemarin.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Apa yang dikatakan Hasto mengenai peluang Anies dan Ahok di Pilgub DKI 2024? Hasto mengatakan hal itu menanggapi pertanyaan terkait peluang PDI Perjuangan memasangkan dua mantan gubernur DKI Jakarta yakni Anies Baswedan dan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai calon gubernur - wakil gubernur DKI Jakarta.
-
Kapan sidang perdana gugatan Panji Gumilang terhadap Anwar Abbas? Sidang perdana dari kasus ini pun akan dilangsungkan pada 26 Juli 2023.