Dua maling berkedok minta sumbangan bonyok dihajar warga Cikoko
Kedua pemuda yang mengaku dari Yayasan Al-Kholiliyah itu tak membawa identitas dan sangat mencurigakan.
Ikhsan Maulana (17) bersama rekannya Deni (18) harus menerima bogem mentah dari warga Kelurahan Cikoko, Kecamatan Pancoran, Jakarta Selatan. Saat diamuk massa, keduanya pun berteriak menyebut nama Tuhan guna mendapat belas kasihan para warga yang sudah geram.
Kejadian tersebut berawal saat Reza (35) salah satu warga memergoki Deni tengah mengintip satu persatu rumah kontrakan yang berkonsep town house di kawasan itu.
"Awalnya dia ngintip-ngintip ke jendela rumah kontrakan saya. Saya diemin tuh," ungkap Reza saat ditemui di lokasi, Kelurahan Cikoko, Jakarta Selatan, Kamis (25/9).
Namun, Reza curiga lantaran kedua pemuda yang tidak membawa identitas tersebut berhenti di rumah kontrakan yang berada tepat di depan kediamannya.
"Mereka balik lagi terus ngintip-ngintip di rumah (kontrakan) depan. Ngetoknya pelan-pelan. Abis itu si Deni ngasih aba-aba ke Ikhsan seperti nyuruh ngawasin gitu. Nah, si Deni-nya pelan-pelan buka pintu yang enggak dikunci," jelas Reza.
Melihat satu dari dua pemuda lancang membuka secara diam-diam pintu masuk, Reza pun keluar menghardik keduanya.
Saat ditegur Reza, keduanya beralasan hendak meminta sumbangan. Namun, saat diminta kartu identitas keduanya tidak dapat menunjukkannya.
"Pas mereka enggak bisa ngeluarin KTP saya makin curiga," tuturnya.
Adu mulut antar ketiganya pun terjadi, hingga akhirnya memancing warga sekitar keluar rumah. Benar saja, setelah didesak warga keduanya pun mengaku telah diakomodir oleh seseorang untuk meminta sumbangan.
"Di tasnya ada proposal Yayasan Al-Kholiliyah, yayasan pembangunan masjid fiktif di daerah Bogor," ucapnya.
Bukan tanpa sebab, pasalnya saat warga hendak menghubungi nomor telepon yang tertulis di proposal, nomor itu tak kunjung aktif.
"Aaa, ini mah modus! Maling lo ya? Ngaku enggak?" teriak salah satu warga yang geram sambil memberikan bogem mentah kepada keduanya.
"Ampun pak, ampun. Demi Allah saya pak bener," teriak Deni seraya menghindari kepalanya dari pukulan warga.
Mendengar Deni menyebut nama Tuhan, Reza pun geram. "Enggak usah bawa-bawa Tuhan. Kalau bener ngapain minta sumbangan ngapain sampe ngintip-ngintip jendela terus buka pintu diem-diem," timpal Reza.
Salah satu warga bernama Hakim mengungkapkan bahwa dirinya kerap melihat Deni berada di sekitar kawasan tersebut.
"Gue sering nih lihat lo mondar-mandir di sini. Sekarang baru ketahuan kan lo ya. Pantes warga sini sering kehilangan barang," timpal Hakim.
Setelah dihakimi oleh warga, keduanya pun mengaku bahwa mereka baru saja didrop di daerah Tebet.
"Saya baru dateng pak. Tadi diturunin di Tebet. Dianterinnya pakai mobil, di dalem ada 10 orang. Itu semua diturunin di Tebet," aku Deni kepada warga.
Kepada warga, Deni beserta Ikhsan masih berkelit akan 'bos besar' yang memberikan komando kepada mereka untuk beraksi. "Enggak tahu pak. Cuma disuruh minta sumbangan," ucapnya.
Tidak puas dengan pengakuan Deni, warga pun langsung menggiring keduanya ke kantor polisi setempat.