Duduk Perkara Seteru Dewi Perssik vs RT di Cilandak, Polisi Sampai Turun Tangan
Pemilik goyang gergaji itu terlibat perseteruan dengan Ketua RT 4 RW 6 Lebak Bulus, Jakarta, Selatan, tempatnya tinggal, lantaran hewan kurban.
Momen Iduladha seharusnya disambut suka cita sebagai ladang ibadah bagi umat muslim. Tetapi kebahagiaan hari itu dirasa berbeda oleh pedangdut Dewi Perssik alias Depe.
Pemilik goyang gergaji itu terlibat perseteruan dengan Ketua RT 4 RW 6 Lebak Bulus, Jakarta, Selatan, tempatnya tinggal, lantaran hewan kurban.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa video ini menjadi viral? Video ini viral dan sukses bikin warganet ikut sedih.
Kejadian itu sampai viral karena Depe meluapkan marahnya ke media sosial. Bagaimana duduk perkaranya?
Kronologi Perseteruan Depe Vs Ketua RT
Dewi Perssik mencurahkan isi hati lewat media sosial miliknya pada Selasa (27/6) lalu. Menurut ceritanya, ketua RT setempat tak mau menerima daging kurban pemberiannya dengan dalih warga sekitar sudah banyak daging.
"Bapak RT Lebak Bulus 2 RT 4 RW 6 tidak menerima daging kurban dari Dewi Perssik, katanya warganya sudah banyak daging kurbannya jadi tidak butuh. Sampai membentak ART-ART dan driver saya," tulis Dewi Perssik di media sosialnya.
Awal perselisihan bermula saat dia menitipkan hewan kurban di masjid. Hal ini lantaran Dewi masih ada pekerjaan. Tetapi, proses penitipan itu tidak diketahui Ketua RT. Sehingga Ketua RT menyatakan masjid bukan tempat penitipan untuk hewan kurban.
"Jadi awalnya saya menitipkan sapi di masjid. Kenapa saya titipkan, karena saat itu saya sedang kerja. ART saya gak ngerti, maka saya titipkan. Toh saya mau sembelih hewan kurban saya di masjid dekat rumah kok dan dagingnya buat warga sini," kata dia.
"Saya bilang ke ART nanti dibagi juga ke jagalnya rata sama warga gitu. Cuma ternyata tidak diterima. Kan saya hanya menitipkan sebentar saja, karena saya sedang kerja," tambahnya.
Perselisihan keduanya semakin meruncing saat Depe mengungkap pihak RT meminta uang administrasi sebesar Rp100 juta. Ia mendengar hal tersebut dari ART.
"Sampe membentak ART-ART dan driver saya. Dan kalaupun mau dibantuin sapinya harus bayar Rp 100 juta. Gitu versi dari ART, asisten, sekuriti, dan sopir saya. Bahkan nantangin saya pak RTnya. Berani sekali Anda nyuruh ART saya untuk disampaikan ke saya," tulis Dewi Persik.
Klarifikasi Ketua RT
Keluh kesah Depe ditanggapi Malkan, Ketua RT 6 RW 4. Dia membantah menolak sapi milik Dewi Perssik. Menurutnya, sapi milik Depe telah diterima dari pagi hingga sore, namun ia tak memahami sapi tersebut ternyata hanya dititipkan.
"Saya sempat ngobrol sama asistennya, 'Iya pak, enggak tahu ibu mau motong di mana, tapi yang jelas dagingnya mau kita serahkan di sini juga'. Kalau kayak gitu ada apa dong dengan saya, benar enggak," ujar Malkan di Kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan, Kamis (29/6).
"Seandainya sapi udah diserahkan, tiba-tiba diambil. Sementara anak-anak kecil lagi senang-senangnya lihat sapi. Preseden buruk dong buat saya, kok kayak enggak percaya," tambah Malkan.
Malkan mengatakan, informasi yang didapat saat sapi itu tiba, Dewi ingin berkurban di masjid wilayahnya. Bukan hanya sekadar dititipkan lalu diambil kembali.
"Dapat informasi dari anak-anak, tadi Pak Ustaz Qurtubi bilang Mbak Dewi Perssik mau kurban di sini. Ya udah silakan, kita terima. Mau korban lho, bukan mau menitipkan. Tapi informasinya beliau mau nitipin, kita bukan lembaga penitipan," ujar Malkan
Malkan menduga permasalahan ini muncul karena dirinya tidak bersedia membantu saat Dewi ingin mengambil dan memindahkan hewan kurbannya. Dia sekali lagi menegaskan tidak menolak untuk hewan kurban Dewi Perssik.
"Ditolak kok bisa sampe 6 jam di sini, dari jam 10 sampe jam 4. Waktunya yang seharusnya belum menerima hewan kurban, kita jadi buru-buru siapin. Udah kayak gitu tiba-tiba diambil lagi. Saya ditanya kecewa enggak? Kalau saya kecewa enggak, cuma rada sedikit ganjel," pungkas Malkan
Mereka berdua sempat dimediasi untuk mengakhiri perselisihan yang terjadi. Namun tidak menemukan titik temu. Baik Depe maupun Ketua RT tak ada kesepakatan damai.
Kedua Belah Pihak Diminta Kendorkan Emosi
Akibat perselisihan keduanya, semua pihak turun tangan. Tidak ketinggalan, Camat Cilandak, Djaharudin. Menurutnya, persoalan ini hanya miskomunikasi saja.
"Ya sama-sama gak secara langsung mereka bertatap muka waktu kejadian. Jadi, misinformasi aja harapan kita itu, masih dalam suasana Iduladha," kata Djaharudin kepada wartawan, Jumat (30/6).
Dia berharap dalam proses mediasi kedua nanti, baik Ketua RT maupun Dewi Perssik saling menurunkan emosi. Sehingga masalah miskomunikasi ini tidak kemudian berlarut-larut. Bahkan di proses mediasi kedua nantinya, akan melibatkan pihak Kapolsek dan Danramil.
"Kita hanya langsung ke masing-masing pihak saja dengan Pak Kapolsek atau Danramil nanti. Kita lihat waktu Bu Dewi aja, karena dia kan sibuk ya jadi kita harus koordinasi dulu dengan beliau," tuturnya.
Camat memastikan sebenarnya pihak RT sudah tidak ada masalah. Justru apa yang disampaikan pihak RT agar Dewi mendengar secara langsung klarifikasi darinya.
Polisi Turun Tangan
Sebelumnya, Penyanyi Dangdutan Dewi Perssik alias DP melakukan pertemuan dengan Ketua RT, terkait sumbangan hewan kurbannya yang ditolak bahkan dimintai uang Rp100 juta. Pertemuan kedua belah pihak ini ramai jadi tontonan warga.
"Dua belah pihak itu ada pertemuan, jadi di situ yang ramai yang nonton kalau dari dua belah pihak ada pertemuan saja," kata Kapolsek Cilandak, Kompol Wahid saat dikonfirmasi, Kamis (29/6).
Kendati demikian, ia tidak mengetahui detail kapan dan di mana pertemuan itu berlangsung. Ia berharap komunikasi kedua belah pihak berjalan lancar. Mengingat pertemuan itu dihadiri beberapa tokoh agama dan masyarakat.
"Tapi kalau dari hasil pengecekan kita di lapangan dari pihak RT dia merasa tidak mengatakan dan menyampaikan hal tersebut dari pihak RT didampingi oleh tokoh agama," katanya mengakhiri.