FPI cuma sibuk jatuhkan Ahok, Sanusi korupsi tutup mata
Padahal, kasus M Sanusi merupakan kasus besar yang sangat berdampak negatif bagi Jakarta dan penduduknya.
Ratusan orang dari ormas Front Pembela Islam (FPI) berunjuk rasa di depan Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Senin (4/4) lalu. Dalam aksinya, mereka menuntut pimpinan KPK segera memanggil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, terkait sejumlah kasus yang diduga beraroma korupsi.
Dalam orasinya, Habib Muhammad Rizieq mengatakan Ahok merupakan pemimpin yang psikopat. Ahok dinilai arogan dalam kekuasaan terhadap masyarakat Jakarta.
"Semua sikap Ahok itu psikopat, sehingga harus segera diperiksa oleh dokter ahli kejiwaan," kata Rizieq di depan Gedung KPK, Senin (4/4).
Dalam orasinya dia juga mengatakan KPK dinilai takut untuk memeriksa Ahok dalam dugaan Tindak Pidana Korupsi. Setidaknya dalam siaran pers yang beredar Ahok diduga melakukan tiga tindak pidana korupsi. Pertama soal penetapan nilai penyertaan modal dam penyerahan aset pemprov DKI Jakarta kepada PT Trans Jakarta melalui INBERG yang dilakukan lewat proses tidak sesuai ketentuan.
Kedua ada maladministrasi dari proses penyerahan aset INBERG Pemprov DKI Jakarta berupa tanah seluas 234 m persegi dan kasus pengadaan tanah untuk Rumah Sakit Sumber Waras yang diduga merugikan keuangan negara mencapai Rp 191,3 miliar.
Usai dari kantor antirasuah, FPI bersama ormas yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Jakarta melakukan aksi demonstrasi di depan kantor DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta. Dalam aksinya, mereka menuntut DPRD untuk menindaklanjuti hak angket yang menyatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama bersalah melanggar sejumlah undang-undang.
Saat datang ke DPRD, mereka ditemui oleh Wakil Ketua DPRD DKI M Taufiq, anggota fraksi Nasdem Inggard Joshua dan anggota fraksi Hanura Zainuddin.
Sementara itu, saat menerima perwakilan Gerakan Masyarakat Jakarta, M Taufik mengatakan akan menjadikan tuntutan GMJ sebagai pertimbangan melanjutkan hak angket.
Entah ada dendam apa ke Ahok, FPI ternyata tak garang dengan sosok lain yang tersandung kasus korupsi. Sebagai contoh, ke mana FPI saat KPK mengungkap praktik suap reklamasi pulau di utara Jakarta yang menyeret nama Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta M Sanusi.
KPK telah menetapkan tiga orang tersangka atas kasus suap terkait pembahasan raperda zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (RZWP3K) dan raperda tata ruang strategis Jakarta Utara. Selain M Sanusi, KPK telah menetapkan Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Ariesman Widjaja dan karyawan PT Agung Podomoro Land Trinanda Prihantoro sebagai tersangka.
Padahal, kasus M Sanusi merupakan kasus besar yang sangat berdampak negatif bagi Jakarta dan penduduknya. Masyarakat yang tinggal di sekitar lokasi pastinya merasakan dampak buruk akibat reklamasi tersebut.
Baca juga:
KPK cekal dua orang lagi terkait kasus pembahasan reklamasi
Sandiaga Uno sarankan Ahok setop sementara proyek reklamasi
Potret nelayan terkikis proyek reklamasi Pulau G
Ahok sebut Sunny tak bisa pengaruhi kebijakan soal Raperda zonasi
Melihat pembangunan pulau reklamasi di Pantai Utara Jakarta
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Siapa yang membiayai kehidupan Ahok ketika ia tinggal di Jakarta? Keluarga Misribu-lah yang membiayai hidup Ahok selama di Jakarta.
-
Siapa yang menyambut kedatangan Prabowo di Kantor DPP Partai Golkar? Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto hingga Sekjen Partai Golkar Lodewijk Freidrich Paulus menyambut langsung kedatangan Prabowo.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.