ICW duga kuat keterlibatan DPRD terkait 'dana siluman' APBD DKI
Ahok pernah melaporkan kasus dana siluman di APBD 2014 dan 2015 ke KPK tapi sampai hari ini tak ada kelanjutannya.
Indonesian Corruption Watch (ICW) menduga keterlibatan pihak legislatif terkait korupsi Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2014. Pihaknya mensinyalir ketiga proyek pengadaan UPS, Printer 3D , Scanner serta enam judul buku ke sekolah merupakan usulan DPRD DKI.
Koordinator ICW, Febri Hendri mengatakan, temuan ini berawal ketika membandingkan APBD DKI 2015 versi DPRD dengan APBD DKI 2014. Pada saat itu, kata Febri, ditemukan adanya pengulangan anggaran.
"Mata anggaran itu hanya kembali diusulkan oleh anggota DPRD. Setelah ditelusuri lagi ternyata pengadaannya terindikasi korupsi," kata Febri di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta, Kamis (26/3).
Febry membeberkan salah satu pengulangan anggaran. Semisal pengadaan enam judul buku yang terdapat di dalam APBD 2014 muncul kembali di APBD 2015 versi DPRD dengan perbedaan di tiga judul buku.
Selain itu, penulis buku-buku tersebut ternyata seorang anggota DPRD DKI periode 2014-2019. Namun, Febri tidak mau menyebutkan nama anggota DPRD tersebut.
"Penulisnya waktu pengadaan tahun 2014 belum jadi anggota DPRD, tapi sekarang dia masuk. Di APBD versi DPRD juga ada pengadaan yang sama anggarannya mencapai sekitar Rp 30 miliar, penulisnya juga sama," imbuhnya.
Lebih lanjut, ICW kembali menemukan hal yang mengganjal di mana proses lelang proyek ternyata ikut bermasalah. Febri mengatakan, pejabat pembuat komitmen (PPK) bersekongkol dengan distributor dan peserta lelang untuk menentukan harga perkiraan sendiri (HPS).
"Nilai HPS diduga telah dimarkup setinggi mungkin sehingga menguntungkan distributor dan pemenang lelang," ungkapnya.
Sejauh ini, Febri mengakui kalau pihaknya belum menemukan bukti-bukti kuat keterkaitan DPRD dengan perusahaan pemenang tender. Namun, Febri memastikan ICW akan terus mengungkap bukti-bukti baru.
Kendati demikian, Febri menuturkan temuan-temuan ICW sudah memperlihatkan keempat anggaran yang diusulkan DPRD memiliki potensi masalah yang besar. Karenanya, ICW mendesak lembaga antirasuah untuk mengusut kasus ini lebih jauh.
"ICW mendesak KPK memperluas penelusuran kasus dugaan korupsi APBD lain, terutama mata anggaran yang diajukan DPRD melalui pokir (pokok pikiran)," tandasnya.
Baca juga:
Bareskrim sebut pengadaan UPS rugikan uang negara hingga Rp 50 M
Bareskrim endus keterlibatan anggota DPRD DKI dalam korupsi UPS
Ahok kasihan pada pengamat yang salah paham soal anggaran UPS
Bareskrim akan panggil anggota DPRD DKI Jakarta terkait korupsi UPS
KPK berkelit ditanya soal kasus 'dana siluman' laporan Ahok
Polisi ungkap trik culas permainan anggaran di proyek UPS
Kasus korupsi UPS, polisi sita uang Rp 1,5 miliar
-
Apa julukan yang melekat pada IPB? Institut Pertanian Bogor (IPB) dikenal dengan sebutan "Kampus Rakyat" karena komitmennya yang mendalam terhadap pemberdayaan masyarakat dan pengembangan sektor pertanian yang langsung berdampak pada kehidupan sehari-hari rakyat.
-
Apa yang dilakukan ICW untuk mengkritik KPK? Aktivis dari Indonesia Corruption Watch (ICW) menggelar aksi unjuk rasa untuk mengkritik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum juga menangkap Harun Masiku di depan gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Senin (15/1/2024).
-
Kenapa IPB didirikan? Institusi ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga ahli di sektor pertanian yang saat itu sangat vital bagi pembangunan negara.
-
Kapan Daerah Istimewa Kalimantan Barat (DIKB) dibentuk? Dilansir dari kanal YouTube Bimo K.A, Daerah Istimewa Kalimantan Barat terbentuk pada tahun 1946.
-
Kapan IPK kuliah dihitung? Ini adalah nilai hasil kumulatif mulai dari semester pertama hingga semester akhir. Secara umum, nilai IPK didapat dengan cara menjumlahkan perkalian antara nilai huruf setiap mata kuliah yang diambil dan SKS mata kuliah.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.