Indahnya Toleransi di Jakarta
Tinggal di tengah keberagaman nyatanya tidak membuat penduduk Jakarta saling iri hati. Justru semangat membangun toleransi hadir sangat tinggi.
DKI Jakarta ibarat magnet. Sebagai ibu kota negara, banyak orang memilih daerah ini sebagai tempat peraduan nasib. Maka itu, tak heran bila ragam etnis, suku, agama mudah ditemukan di sini.
Tinggal di tengah keberagaman nyatanya tidak membuat penduduk Jakarta saling iri hati. Justru semangat membangun toleransi hadir sangat tinggi.
-
Apa yang diuji coba oleh Pemprov DKI Jakarta? Penjelasan Pemprov DKI Uji Coba TransJakarta Rute Kalideres-Bandara Soekarno Hatta Dikawal Patwal Selama uji coba dengan menggunakan Bus Metro TransJakarta dikawal dengan petugas Patwal hingga ada penutupan sementara di beberapa persimpangan Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Heru Budi Hartono bersama jajaran Pemprov DKI Jakarta menjajal langsung TransJakarta menuju Bandara Internasional Soekarno-Hatta yang dimulai dari Terminal Kalideres.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta dalam mengatasi kemacetan? Pemprov DKI Jakarta melalui Dishub DKI Jakarta bersama Ditlantas Polda Metro Jaya tengah mengkaji pengaturan pembagian jam kerja.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta menindak tegas PPKS? Pemprov DKI Jakarta menindak tegas para PPKS tersebut dengan melakukan razia selama 9 Februari sampai 13 Maret 2023
-
Bagaimana cara Pemprov DKI ingin mengurangi kemacetan? Salah satu ide yang diusulkan Pj Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono adalah pembagian jam masuk kerja para pekerja di Jakarta. Menurutnya, cara itu bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen.
-
Bagaimana cara Pemprov DKI Jakarta menangani kasus DBD? Heru menyampaikan, Dinas Kesehatan (Dinkes) telah menangani kasus DBD yang cenderung meningkat dengan melakukan fogging atau tindakan pengasapan dengan bahan pestisida yang bertujuan membunuh nyamuk khususnya pembawa (vektor) penyakit DBD.
-
Apa yang diminta oleh DPRD DKI Jakarta kepada Pemprov DKI terkait Wisma Atlet? Wakil Ketua Komisi A DPRD DKI Jakarta Inggard Joshua meminta Pemprov memanfaatkan Wisma Atlet Kemayoran sebagai tempat rekapitulasi dan gudang logistik Pemilu 2024.
Salah satu potret toleransi antar umat beragama di Jakarta bisa terlihat jelas pada lokasi dua rumah ibadah ini. Masjid dan Gereja di kawasan Jl Enggano, Jakarta Utara ini hanya terpisah dinding.
Masjid Al Muqarrabien dan Gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim, dibangun sejumlah pelaut yang singgah di Tanjung Priok.
Saat merdeka.com berkunjung ke dua rumah ibadah itu pada tahun 2012 silam, warna bangunan tampak serasi. Masjid Al Muqarrabien berlantai dua dicat dengan warna merah, hijau, dan biru. Sementara gereja di sampingnya berdiri dengan warna cat putih dan merah.
Menurut Ketua Pengurus Masjid, Haji Tawakal, kalau dua bangunan yang didirikan selisih satu tahun tersebut di bangun oleh pelaut-pelaut yang singgah di Tanjung Priok.
"Kalau masjid dibangun pelaut muslim pada tahun 1958, bulannya kurang begitu jelas. Nah kalau gereja dibuat pelaut yang beragama Kristen yang dibangun setahun sebelumnya, tahun 1957," jelasnya kepada merdeka.com.
Selama ini, kata Tawakal, kedua belah pihak selalu menjalin komunikasi sangat erat. Sesuai nama Al Muqarrabien yang mengandung arti saling menghormati. Salah satu bentuknya, pemasangan suara pengeras mesjid yang dipasang agar tidak menganggu kegiatan ibadah gereja.
"Pengeras suara di Al Muqarrabien sengaja dipasang menghadap ke arah barat. Sedangkan bangunan gereja berada di sebelah timur. Itu suatu bentuk penghargaan dari pengurus masjid agar ketika adzan yang bersamaan dengan waktu ibadah di gereja ini, masing-masing bisa berjalan dengan khidmat," ujarnya.
Soal kerukunan itu juga diceritakan Pendeta Barakatih dari Gereja Masehi Injil Sangihe Talaud Mahanaim. Hubungan dua rumah ibadah itu diibaratkannya seperti 'kakak-beradik' yang saling mengasihi. Tidak pernah ada keributan selama 55 tahun masjid dan gereja itu berdiri berdampingan.
"Kita juga pernah bikin buka puasa bersama, bagi-bagi kolak ke warga yang kurang mampu. Kalau Natal sendiri, mereka juga menyediakan halaman untuk tempat parkiran, Jadi ada toleransi juga antar umat beragama, karena kita menganggap seperti saudara kandung," terangnya.
Ia juga menceritakan kisah kerusuhan pada tahun 1984 di Tanjung Priok, gereja tersebut akan diserang oleh sekelompok orang. Namun warga Muslim yang merupakan jemaah Masjid Al-Muqarrabien tersebut ikut melindungi jemaat.
"Ketika kerusuhan terjadi, jemaah Masjid menjaga gereja. Mereka juga mengatakan kepada sekelompok orang yang akan membakar gereja untuk membakar masjid terlebih dahulu jika mereka hendak membakar gereja. Jadi mereka yang jaga pada saat kerusuhan Tanjung Priok dulu," imbuhnya.
Hingga kini dua tempat ibadah tersebut masih berdiri kokoh. Kedua pihak berharap kalau bangunan tersebut mampu menjadi cagar budaya bagi Indonesia dalam memberikan contoh kerukunan umat beragama.
Potret toleransi dan kerukunan beragama juga bisa dilihat dari letak Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang tidak terlalu berjauhan. Bahkan untuk menunjukkan nilai-nilai kerukunan beragama di Indonesia, pemerintah sedang menyelesaikan proyek terowongan silaturahmi sedang dikerjakan dan ke depannya diharapkan menjadi ikon.
Terowongan Silaturahmi direncanakan memiliki panjang tunnel 28,3 meter, tinggi 3 meter, lebar 4,1 meter dengan total luas terowongan area tunnel 136 m2 dengan total luas shelter dan tunnel 226 m2. Jarak terdekat pintu masuk terowongan dengan Gereja Katedral yakni 32 m hal ini guna memastikan keamanan struktur Katedral. Sementara jarak terdekat terowongan dengan gerbang Masjid Istiqlal adalah 16 m.
Arsitektur entrance terowongan menyebut bangunannya akan dibangun dengan gaya modern di mana eksteriornya menggunakan material transparan sehingga kecantikan desain Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral yang merupakan bangunan cagar budaya tidak terhalang. Sementara untuk interiornya menggunakan material marmer serta dilengkapi dengan railing stainless sebagai simbol jabat tangan.
Terowongan ini juga dilengkapi dengan lift difabel untuk menunjang fungsi sebagai bangunan publik. Di samping sebagai ikon toleransi antar umat beragama, pembangunan terowongan ini berfungsi memudahkan akses jemaah antar bangunan rumah ibadah untuk memenuhi kebutuhan ruang parkir tanpa mengganggu arus lalu lintas.
Dalam pembangunan, Badan Pengelola Masjid Istiqlal dan Dewan Paroki Gereja Katedral dilibatkan dalam proses pembahasan bersama terkait konsep desain yang memperhatikan masing rumah ibadah agar mencirikan bentuk persatuan bukan perbedaan dalam bentuk desain, rencana pengelolaan dalam operasional Terowongan Silaturahmi nantinya, serta keselamatan masing masing bangunan rumah ibadah selama pengerjaan konstruksi agar tidak menimbulkan kerusakan terhadap bangunan eksisting.
(mdk/gil)