Ini penjelasan Djarot soal murahnya NJOP pulau reklamasi
Selain itu, Djarot memastikan pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) akan tetap direalisasikan. Karena, dia berpikir 20 atau 30 tahun ke depan keberadaan tanggul laut itu mutlak. Mengingat penurunan permukaan di Jakarta harus dibangun.
DPRD DKI Jakarta mempermasalahkan rendahnya Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) pulau reklamasi Pulau C dan Pulau D. Karena Pemprov DKI Jakarta menetapkan harga tanah permeter di pulau buatan tersebut Rp 3,1 juta.
Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menjelaskan, kecilnya NJOP ini karena lahan reklamasi di Pulau C dan Pulau D masih kosong dan belum dimanfaatkan secara maksimal. Dia khawatir jika masih kosong tapi sudah dikenakan pajak yang tinggi, tidak ada investor yang tertarik berinvestasi.
"Oleh sebab itu Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) untuk sekarang akan berbeda otomatis ketika itu sudah dimanfaatkan dalam bentuk misalnya rumah cottage, itungannya beda PBB beda kita sesuaikan dengan sebelahnya betapa," jelasnya di Balai Kota DKI Jakarta, Jumat (22/9).
Politisi PDI Perjuangan ini mencontohkan, jika NJOP langsung tinggi ditakutkan investor tidak kuat membayar, karena masih banyak tanggungan dimana investor harus membayar 15 persen kontribusi kepada Pemprov DKI.
"Katakanlah Rp 10 juta berapa dia harus bayar, siapa yg mau beli, belum lagi mereka punya kewajiban macam-macam. Satu tadi kasih lima lahan matang PAD Pemprov, sediakan 20 persen untuk ruang terbuka hijau (RTH), tiga berikan alokasikan 5 persen untuk ruang terbuka biru (RTB). Kemudian 20 persen untuk fasos fasum. Banyak banget, belum lagi kewajiban tambahan 5 persen," jelasnya.
Kemudian terkait kelanjutan pembangunan Pulau C dan Pulau D masih menunggu dua raperda tentang reklamasi dibahas dan dirampungkan oleh DPRD DKI.
"Kontribusi tambahnya 15 persen sudah finalisasi masuk dalam satu ayat raperda. Tidak boleh nawar menawar jadi perppu," ujarnya.
Selain itu, Djarot memastikan pembangunan proyek tanggul laut raksasa atau National Capital Integrated Coastal Development (NCICD) akan tetap direalisasikan. Karena, dia berpikir 20 atau 30 tahun ke depan keberadaan tanggul laut itu mutlak. Mengingat penurunan permukaan di Jakarta harus dibangun.
"Kita kan sukanya berdebat satu sama lain tapi tidak mengantisipasi kepentingan jangka panjang," tutupnya.
Baca juga:
Djarot kukuh pengembang reklamasi harus kontribusi 15% untuk Pemprov
Djarot desak DPRD DKI selesaikan raperda reklamasi
Pembahasan Perda Reklamasi tunggu keputusan pimpinan DPRD DKI
Mengatasnamakan rakyat, Djarot ingin kebut aturan pendukung reklamasi
Cara Djarot rayu investor berlabuh di reklamasi Jakarta
-
Siapa yang terlibat dalam mempromosikan Sail Teluk Cenderawasih di Jakarta? Warga suku Papua sedang melakukan aksi menabuh gendang saat mengkampanyekan Sail Teluk Cenderawasih di Kawasan Thamrin, Jakarta, Minggu (8/10/2023).
-
Siapa yang menggelar sejumlah promo besar-besaran dalam HUT Jakarta ke-497? Sejumlah promo besar-besaran pun digelar Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.
-
Siapa yang memulai kampanye di Surabaya? Anies memulai kampanye di Jakarta. Sedangkan, Cak Imin bakal berkampanye di Surabaya.
-
Siapa yang diamanahkan untuk mengawasi produk dan iklan rokok yang beredar? Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan, Badan POM RI diamanahkan untuk mengawasi produk dan iklan rokok yang beredar.
-
Siapa yang terlibat dalam pembuatan iklan RCTI di sawah? Irfan Wahid atau Ipang Wahid, sutradara berbagai iklan televisi yang juga staf ahli di Kemenko Perekonomian, menyajikan jawaban-jawaban dari pertanyaan masyarakat. Ia merupakan kru dalam pembuatan iklan-iklan tersebut.
-
Siapa yang memulai usaha peternakan di Jakarta Selatan? Hidup di perkotaan padat seperti Jakarta, hampir mustahil rasanya merintis usaha peternakan. Namun, hal yang tidak mungkin itu justru bisa dimentahkan oleh Abdul Latif.Dilansir dari akun youtube Naik Kelas, pria Betawi ini memilih usaha penggemukan atau peternakan sapi di Jalan Palem 2, Petukangan Utara, Jakarta Selatan.