Jangan sampai tawa ceria anak-anak Jakarta hilang karena tak ada tempat bergembira
Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta, Agustino Darmawan, mengatakan ada beberapa alasan menjadi sebab program itu sulit dilanjutkan. Selain karena semua yang direncanakan di awal sudah terbangun, lahan yang tersedia juga semakin minim.
Memperbanyak ruang publik terpadu ramah anak (RPTRA) menjadi salah satu program Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok semasa menjadi gubernur DKI Jakarta. Sampai di akhir masa jabatan Ahok yang kemudian dilanjutkan wakilnya Djarot Saiful Hidayat, sudah dua ratusan lebih RPTRA diresmikan di lima wilayah Jakarta.
Keberadaan RPTRA membuat sebagian warga Jakarta senang. Utamanya yang memiliki anak kecil karena bisa membawa buah hati bermain di sana sekaligus bercengkrama dengan warga.
-
Siapa yang bertemu dengan Prabowo dan Anies Baswedan? Susi Pudjiastuti mencuri perhatian publik setelah melakukan pertemuan dengan Prabowo dan Anies Baswedan.
-
Kenapa Andhika Perkasa mengubah ransum TNI? Kondisi ini membuat Andhika yang pada saat itu menjabat sebagai Pangkostrad merasa gelisah. Ketika jabatannya naik menjadi Kepala Staff Angkatan Darat, Andhika merombak pola konsumsi para prajurit di medan operasi.
-
Siapa sosok penemu ransum TNI? Pencipta ransum TNI ternyata bukanlah seorang tentara, melainkan seorang dokter.
-
Siapa yang dijemput Anies Baswedan? Calon Presiden (Capres) nomor urut satu Anies Baswedan mendatangi kediaman Calon Wakil Presiden (Cawapres) Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di Jalan Widya Chandra IV Nomor 23, Jakarta Selatan, Jumat (22/12).
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Apa tujuan utama pertemuan Simpul-Simpul Relawan Anies Baswedan dengan PKS? Pertemuan Simpul-Simpul Relawan Anies Baswedan bersama PKS ini diinisiasi oleh Ketua Relawan Nasional Indonesia Anies Muhammad Erwin Hamzah yang disemarakkan dengan lebih dari 100 simpul relawan yang lain. Presiden PKS Ahmad Syaikhu menyambut baik dan mengapresiasi kedatangan rombongan Simpul-Simpul Relawan Anies Baswedan ke Kantor DPP PKS tersebut. Syaikhu berharap pertemuan ini menjadi awal persatuan untuk memenangkan Anies Baswedan di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Selama program itu berjalan, Ahok memang menggandeng pihak swasta melalui dana corporate social responsibility (CSR) perusahaan tersebut.
"Kenapa saya memilih CSR? Karena mereka enggak berani curangin mutu. Harga juga baik. Kalau pengembang, mereka pakai jasa penilai. Kalau nilainya tidak baik, akan dicoret," ujar Ahok, kala itu.
"Jadi uang kita (APBD) mau ke mana dipakainya? Tentu akan fokus, uang APBD itu untuk jaminan kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi dan sembako dan juga untuk modal lapangan kerja," sambung Ahok.
Setelah Ahok dan Djarot lengser, memasuki lima bulan menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno, tampaknya program itu tak akan berjalan lagi tahun depan. Hal itu pastikan Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Permukiman DKI Jakarta Agustino Darmawan.
Menurutnya, ada beberapa alasan menjadi sebab program itu sulit dilanjutkan. Selain karena semua yang direncanakan di awal sudah terbangun, lahan yang tersedia juga semakin minim.
"Kita upayakan tahun ini terakhir (pembangunan RPTRA) karena cari lahan susah," jelas Agustino saat ditemui di gedung DPRD DKI Jakarta, Senin (5/3).
Untuk tahun ini, ada 47 RPTRA yang sedang dikebut agar bisa selesai sampai akhir tahun. Dua di antaranya di Kepulauan Seribu.
Sandiaga Uno agak kaget mendengar itu. Seharusnya program itu terus dilanjutkan. Andai kata harus terhenti maka dia ingin ada solusinya untuk tempat bermain anak-anak di Jakarta.
"Mestinya diterusin ya, jika diperlukan sama warga, nanti saya akan cek teknis nya, tapi kebijakan kita sama Pak Anies, bahwa ruang terbuka ramah anak ini sangat-sangat diperlukan," kata Sandiaga.
"Kita sudah pastikan ruang terbuka yang ramah perempuan, ramah anak, yang bisa dimanfaatkan masyarakat ini akan terus menjadi salah satu prioritas utama di DKI," tegasnya.
Pengamat tata kota, Yayat Supriyatna, menilai dugaan penghentian program RPTRA karena pimpinan DKI ingin mengejar penilaian keuangan agar mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
"Dulukan inisiatif Pak Ahok dengan menggerakkan pihak swasta, kalau Pak Anies dan Pak Sandi ini karena tidak pakai APBD akan susah mendapatkan WTP karena sulit dipertanggungjawabkan dan penilaiannya tidak jelas. Karena kelihatannya pemimpin sekarang ini tidak mau ada pembangunan yang tidak tercatat, tidak mau ada masalah keuangan," kata Yayat saat berbincang dengan merdeka.com, Selasa (6/8).
Persoalan lainnya adalah, lahan yang minim. Dia mendapatkan informasi bahkan pihak camat mengaku kesulitan mencari lahan untuk dibangun RPTRA.
Dia menambahkan, jika pun program ini benar-benar berhenti, dia berharap ada solusinya. Jangan sampai, kata dia, anak-anak di Jakarta kehilangan tempat bermain meski tanpa RPTRA.
"Ya memang artinya kalau tidak ada tanah harus dibuat tempat main yang terintegrasi dengan bangunan atau tempat yang menjadi lingkungan sosial di lokasi itu. Misalnya halam rumah ibadah, halaman kantor kelurahan, atau halam rusun. Sehinga bisa tercipta yang namanya pemanfaran ruang private untuk kepentingan publik. Jadi walaupun tidak ada yang outdoor bisa tetap dibuat indor," harap Yayat.
Dia juga menunggu seperti apa gagasan dari tim gubernur untuk percepatan pembangunan (TGUPP) yang dibentuk Anies-Sandi sebagai tim sinkornisasi.
"Beri dong gagasan yang smart terkait ruang terbuka untuk anak. Kita tunggu kerja tim sinkronisasi konsepnya sepertu apa. Yang penting tetap harus ada ruang main anak," tegasnya.
Baca juga:
Keterbatasan lahan jadi alasan pembangunan RPTRA dihentikan
Sandiaga soal program RPTRA segera berakhir: Mestinya diterusin
Senjakala pembangunan RPTRA setelah Ahok tak lagi berkuasa
RPTRA KKO Cilandak jadi tempat peresmian terakhir Djarot
Seminggu jelang lengser, Djarot resmikan 100 RPTRA di Monas
Temui Ahok, Djarot ingin kebut beberapa program di DKI
Pecahan tembok Berlin hiasi RPTRA Kalijodo