JK belum dapat data masjid di Jakarta yang disusupi radikalisme
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) belum mendapatkan data terkait sejumlah masjid di Jakarta yang telah disusupi paham radikalisme. Pasalnya, kata wakil presiden RI ini, Indonesia memiliki 800 ribu masjid dan memiliki 10 ribu masjid dan musala di Jakarta.
Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Jusuf Kalla (JK) belum mendapatkan data terkait sejumlah masjid di Jakarta yang telah disusupi paham radikalisme. Pasalnya, kata wakil presiden RI ini, Indonesia memiliki 800 ribu masjid dan memiliki 10 ribu masjid dan musala di Jakarta.
"Saya belum dapet datanya, 30 dari 800 ribu masjid. Jadi kalau di Jakarta kan 10 ribu masjid dan musala," kata JK di Stasiun Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (7/6)
-
Kenapa Ridwan Kamil menemui Jusuf Kalla? “Beliau kan orang pintar ya dan penuh dengan pengalaman, arif, bijaksana. Sehingga saya perlu mendapatkan arahan, wejangannya dari beliau,” sambungnya.
-
Bagaimana Golkar merespon wacana Ridwan Kamil maju di Pilkada Jakarta? Golkar merespons wacana Ridwan Kamil bersedia maju di Pilkada DKI Jakarta karena berasumsi eks Gubernur Jakarta Anies Baswedan tidak akan maju lagi sebagai calon gubernur. Saat itu, Anies merupakan capres yang berkontestasi di Pilpres 2024. Oleh karena itu, Golkar memberikan penugasan kepada Ridwan Kamil untuk maju di Jakarta dan Jawa Barat.
Diketahui sebelumnya, Presiden Joko Widodo mendapat laporan, ada 40 masjid di Jakarta telah disusupi paham radikalisme dan intoleransi. Bahkan menyusup ke masjid yang berada di kawasan kantor perusahaan milik negara atau BUMN.
Laporan tersebut disampaikan oleh cendekiawan muslim Azyumardi Azra usai bertemu Jokowi, sejumlah tokoh bicara soal kekhawatiran meningkatnya radikalisme dan intoleransi. Bahkan, penyebaran ujaran kebencian dan radikalisme sudah menyusup melalui ceramah-ceramah agama.
"Misalnya oleh Mba Alisa Wahid misalnya, sekitar 40 masjid yang dia survei di kawasan DKI itu penceramahnya atau khatibnya radikal. Mengajarkan radikalisme dan intoleransi," jelas Azumardi.
Zumardi menuturkan, Presiden menegaskan bahwa masalah itu sedikit banyak sudah diatasi. Presiden sudah menugaskan pimpinan dari lembaga sosial keagamaan tertentu untuk melakukan perbaikan di dalam masjid.
"Sehingga khotib-khotibnya didominasi oleh orang-orang yang tidak mengajarkan paham khilafah, daulah Islamiyah dan sebagainya. Kira-kira begitu," ucapnya.
Baca juga:
PP Muhammadiyah desak Sandiaga ungkap 40 masjid penyebar paham radikal
Menko PMK minta Menristekdikti proaktif cegah kampus disusupi paham radikal
Kepala BIN akui sedang pantau masjid dan pesantren terpapar radikalisme
JK belum dapat data masjid di Jakarta yang disusupi radikalisme
Anies minta daftar 40 masjid di Jakarta yang sebarkan radikalisme diungkap
Menteri Nasir minta orangtua tak cemas anak kuliah di kampus terpapar radikalisme