Kapolda Metro Jaya: Kami Tentang Pandangan Berusaha Benturkan Agama dengan Ulama
Fadil menilai bila pandangan tersebut sangatlah bertolak belakangan dengan kenyataan sejarah yang membentuk bangsa Indonesia hingga menjadi sebuah negara.
Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Fadil Imran dengan tegas menentang seluruh pandangan yang berusaha membenturkan antara agama dengan ulama. Sebab pandangan tersebut mengakibatkan terjadinya gangguan keamanan dan ketertiban di masyarakat.
"Kami menentang semua pandangan yang berusaha membenturkan antara agama dan ulama, antara Umat Islam di Indonesia," katanya dalam acara doa bersama di awal tahun di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Jumat (7/1).
-
Apa yang dilakukan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto terhadap jajarannya? Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto merombak jajarannya dengan memutasi sejumlah pejabat kepala satuan (Kasat) tingkat Polres hingga Kapolsek.
-
Apa yang sedang diusut oleh Polda Metro Jaya terhadap Aiman Witjaksono? Polda Metro Jaya diketahui mengusut dugaan kasus menyebarkan hoaks Aiman lantaran menuding aparat tidak netral pada Pemilu 2024.
-
Siapa saja yang dimutasi dalam perombakan jajaran di Polda Metro Jaya? Selain Iver, ada pula sebanyak 304 personel yang dimutasi. Berikut 34 daftar mutasi mulai dari tingkat pejabat Polres sampai Kapolsek di wilayah hukum Polda Metro Jaya yang dirotasi: 1. AKBP Iver Son Manossoh diangkat jadi Kasatresnarkoba Polres Metro Jakarta Pusat;2. Komisaris Polisi Muhammad Yamin menjadi Kasatresnarkoba Polres Kota Bandara Soekarno Hatta;3. AKBP Hady Saputra Siagian menjadi Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara;4. Kompol Harry Gasgari menjadi Wakil Kasatreskrim Polres Metro Jakarta Barat; 5. Ajun Komisaris Polisi Lukman diangkat jadi Wakasatreskrim Polres Metro Jakarta Utara;6. Kompol Saiful Anwar diangkat sebagai Kapolsek Ciledug;7. Kompol Stanlly Soselisa diangkat sebagai Kapolsek Kelapa Dua;8. Kompol Sutirto diangkat sebagai Kapolsek Tambun;9. Kompol Jupriono diangkat sebagai Kapolsek Beji; 10. AKP Untung Riswaji diangkat sebagai Kapolsek Bekasi Selatan;11. AKP Usep Aramsyah diangkat sebagai Kapolsek Cikarang Pusat;12. AKP Basuni diangkat sebagai Kapolsek Cabang Bungin;13. AKP Ani Widayati diangkat sebagai Kapolsek Setu;14. AKP Hotma Partogu Sitompul diangkat sebagai Kapolsek Pebayuran; 15. AKP I Gede Bagus Ariska Sudana diangkat sebagai Kapolsek Tarumajaya;16. Iptu Diana Aldini Putri diangkat sebagai Kapolsek Pinang;17. AKP Sugianto diangkat sebagai Kapolsek Kepulauan Seribu Selatan;18. AKP Jefri diangkat sebagai Kapolsek Tambelang;19. AKP Windarto diangkat sebagai Kapolsek Kawasan Muara Baru; 20. Kompol Jamalinus L.P Nababan diangkat sebagai Kapolsek Metro Gambir;21. Kompol Murodih diangkat sebagai Kapolsek Tebet;22. Kompol Antonius diangkat sebagai Kapolsek Karawaci;23. Kompol Hadi Wiyono diangkat sebagai Kapolsek Benda;24. Kompol Sugiran diangkat sebagai Kapolsek Palmerah;25. Kompol Judika Sinaga diangkat sebagai Kapolsek Cimanggis; 26. Kompol Arnold Julius Simanjuntak diangkat sebagai Kapolsek Kemayoran;27. AKP Muhamad Trisno diangkat sebagai Kapolsek Cikarang Timur;28. Kompol Rusit Malaka diangkat sebagai Kapolsek Makasar;29. Kompol Tuti Aini diangkat sebagai Kapolsek Kramatjati;30. Kompol Kemas Muhammad Syawaludin Arifin diangkat sebagai Kapolsek Ciputat Timur;31. Kompol Andika Muslim diangkat sebagai Kapolsek Serpong.
-
Apa yang sedang diselidiki Polda Metro Jaya terkait Firli Bahuri? Firli akan diperiksa untuk kasus dugaan pemerasan yang dilakukan pimpinan KPK pada Syahrul Yasin Limpo (SYL), semasa menjabat mentan. Pemerasan itu berkaitan dengan penanganan kasus dugaan korupsi di Kementan tahun 2021 yang tengah ditangani KPK.
-
Siapa yang melaporkan kehilangan Kaesang ke Polda Metro Jaya? Sejumlah eksponen Aktivis 98 turut melayangkan aduan atas kabar hilangnya Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep ke Polda Metro Jaya. Demikian disampaikan Juru bicara eksponen Aktivis 98, Antonius Danar.
-
Siapa yang memberikan pernyataan pujian terhadap langkah Polda Metro Jaya dalam melibatkan Ormas dan satpam? Mengomentari hal itu, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni ikut mengapresiasi.
Pasalnya, Fadil menilai bila pandangan tersebut sangatlah bertolak belakangan dengan kenyataan sejarah yang membentuk bangsa Indonesia hingga menjadi sebuah negara.
"Pandangan semacam ini tidak memiliki dasar dan bertolak belakang dengan kenyataan kesejarahan yang membentuk bangsa dan negara ini," ujarnya.
Pernyataan itu disampaikan Fadil guna menjelaskan bahwa masyarakat telah memahami jika peran ulama maupun habib yang telah berkontribusi besar selama perjalanan Negara Indonesia sampai dengan saat ini.
"Siapapun di negeri ini sadar dan sepenuhnya memahami latar belakang sejarah terbentuknya bangsa dan negara yang sama sama kita cintai ini," ujarnya.
"Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), salah satunya yang mendirikan dan memperjuangkan adalah para kyai, para ulama, habaib dan bersama komponen-komponen lain. Para ulama, habaib merupakan perekat terbesar bangsa," lanjut Fadil.
Dengan demikian besarnya kontribusi tersebut, Fadil mengatakan bila sangat sulit jika sejak dulu para Umat Islam, ulama, maupun habib tak berikan kontribusinya untuk bangsa dan negara.
"Peran ulama dan umat islam indonesia sehingga bangsa dan negara yang kita cintai ini bisa terbentuk dan ada. Mustahil ini akan ada, dan menjadi sekarang ini bila ulama dan Umat Islam mengingkarinya sejak awal," sebutnya.
Bukan Cari Siapa Yang Salah
Lebih lanjut, Fadil tak memungkiri apabila dalam beberapa tahun belakangan semua masyarakat dapat menyaksikan betapa sangat mudahnya bangsa Indonesia dibenturkan dan dihadapkan- hadapkan dengan persoalan gesekan atas dasar agama.
"Kita semua berharap situasi seperti ini segera berakhir, namun nampaknya tidak akan berakhir hanya dengan modal pengharapan saja. Kita harus sama-sama berikhtiar kita sama sama berdoa agar semua ini bisa wujudkan," ucapnya.
Namun demikian, Fadil menegaskan jika alasannya menyampaikan hal tersebut bukanlah untuk mencari siapa yang salah. Akan tetapi, Jenderal Bintang Dua itu mengajak untuk menyelesaikan masalah itu.
"Kami justru ingin mengajak semua yang hadir di sini untuk mencermati apa, bukan siapa yang menyebabkan kondisi ini rasanya tanpa akhir. Jadi kita tidak ingin mencari siapa, tetapi apa yang menyebabkan. Agar persoalan ini bisa kita segera selesaikan," imbuhnya.
Adapun kegiatan mengusung tema 'Munajat Awal Tahun Guna Terciptanya Situasi Kamtibmas Aman dan Kondusif'. Turut dihadiri sejumlah tokoh agama, seperti Habib Muhammad Luthfi bin Yahya, KH Ahmad Jaid Badri, KH Abdul Jalal, sampai Ketua MUI DKI Jakarta KH Munahar Muchtar.
(mdk/fik)