Kisah Warga 'Kota Kecil' di Kolong Tol Jakarta, Bertaruh Hidup Dalam Sesak
Untuk dapat memasuki pemukiman tersebut, bukan perkara mudah. Terlebih dahulu, warga harus melintas pinggiran Kali Ciliwung atau Jalan Kepanduan 1, Jelambar Baru, Jakarta Barat. Kondisi jalan beralaskan beton yang bergelombang, beberapa diantaranya juga ada retak parah.
Ibu Kota Jakarta dikenal dengan kawasan gedung-gedung pencakar langit dengan segala hiruk pikuknya. Ternyata di balik gemerlapnya lampu-lampu gedung, masih ada warga rela tinggal di rumah beratapkan Jalan Tol Pluit-Tomang. Mereka tinggal berdekatan dalam ruang yang sempit.
Untuk dapat memasuki pemukiman tersebut, bukan perkara mudah. Terlebih dahulu, warga harus melintas pinggiran Kali Ciliwung atau Jalan Kepanduan 1, Jelambar Baru, Jakarta Barat. Kondisi jalan beralaskan beton yang bergelombang, beberapa diantaranya juga ada retak parah.
-
Mengapa konten video Jakarta di masa depan menjadi viral? Karena kreativitasnya, postingan @fahmizan kemudian menjadi viral dan di repost oleh banyak akun di berbagai sosial media.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kapan kemacetan di Jakarta terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Di mana kemacetan parah di Jakarta sering terjadi? Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Rani Mauliani menerangkan, kemacetan parah di beberapa titik di Jakarta kerap terjadi pada jam berangkat dan pulang kerja.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang terjadi di jalan Tol Jakarta - Cikampek pada Senin siang? Banyak pemudik yang melanggar batas jalur contraflow saat melintas di jalan Tol Jakarta - Cikampek (Japek) atau selepas Exit Tol Cikampek Utama mengarah ke Jakarta di KM 70 sampai KM 65, pada Senin (15/4) siang.
Pemandangan di sebelah kanan hanya terlihat sungai Ciliwung mengalir yang di seberangnya terdapat rumah penduduk, namun di sebelah kiri hanya tembok menjulang tinggi. Itu adalah perbatasan jalan tol.
Hingga akhirnya, bertemu sebuah pos dengan kayu sebagai penopang utamanya. Tidak jauh dari itu, terselip tembok beton berwarna oranye dengan sedikit celah.
Merdeka.com menelisik masuk ke dalamnya dan menemukan pemukiman yang berada di kolong tol.
Untuk dapat masuk ke dalam, terdapat celah antara beton bawah jalan tol dengan tanah sekitar 150cm.
Kehidupan Kecil
Sambil berjalan dengan setengah badan yang tertunduk terlihat jelas bangunan rumah yang ditopang dengan kayu di sisi kanan kiri. Lampu berwarna kuning dengan sensasi remang-remang di masing-masing rumah selalu terlihat mengingat kawasan yang gelap.
Hawanya pengap. Suara bising kendaraan melintas di tol terdengar jelas. Meskipun demikian, warga tetap dapat tertidur lelap sambil menemani anaknya yang masih mungil.
Bukan hanya rumah biasa saja, beberapa diantaranya ada juga yang membuka warung kecil dengan menyajikan jajanan anak-anak dan juga gorengan.
Sekitar kurang lebih sembilan meter berjalan dari lorong sempit. Akhirnya badan dapat kembali berdiri tegak sambil berdiri diantara celah ruas tol yang lebarnya kurang dari satu meter.
Ada Sekolah
Tidak seperti sebelumnya rumah warga di kolong tol, di antara celah rol tersebut dapat menghirup udara dengan tenang serta sinar ada sinar matahari. Meskipun terkadang aroma dari kotoran binatang, menyengat di hidung.
Sekitar 100 meter mata memandang, terlihat di sisi kanan kiri juga terdapat kayu yang dibuat sedemikian rupa menjadi rumah yang beratapkan jalan tol dengan jalanan tanah diselingi kerikil-kerikil kecil. Bahkan, terdapat sebuah sekolah TK dan SD terselip diantaranya.
Jemuran depan rumah, perabotan dapur, dan alat mandi juga terlihat mejeng di depan rumah. Sesekali juga ada orang yang sedang berbincang dengan tetangganya di teras rumah.
Salah seorang warga bernama Tuti (bulan nama asli) mengaku kehidupan di kolong tol hanya perkara membiasakan diri saja.
Seperti halnya untuk mandi tersedia kamar mandi umum, namun beberapa rumah diantaranya juga ada yang memiliki kamar mandi tersendiri.
"Di sini kita air ngebor sendiri. Nah kalau listrik ada kita bayar ke orang lain," sebut Tuti salah satu penghuni yang berprofesi sebagai ibu rumah tangga kepada merdeka.com Senin (19/6).
Hidup di Tengah Kebisingan
Bising kendaraan yang melintas seperti truk, mobil, hingga suara ambulan sudah hal biasa baginya. Bagaimana tidak, Tuti sudah menghuni kolong tol selama delapan tahun.
"Denger tuh suara sirine ambulan, kadang polisi. Malah juga pernah denger suara kendaraan tabrakan," bebernya.
Sedangkan untuk mengkonsumsi makanan setiap harinya mereka tetap mengandalkan untuk berbelanja di pasar.
Dengan upah yang sangat minim ibu dengan 4 anak itu mengaku dapat bertahan hidup hingga saat ini.
"Dua anak saya sudah misah (nikah) anak yang ketiga jadi kuli bangunan, terus keempat masih kecil. Kalau suami kerjanya tukang kemana di daerah Kalijodoh," ucap Tuti.
Kebutuhan yang dirasanya serba cukup sudah puas meskipun sehari-hari harus tinggal di kolong tol. Ia hanya berharap istana kecilnya tidak menjadi gusuran oleh pemerintah setempat.