PDIP Soal Revitalisasi Kampung Akuarium: Anies Mencoba Mengelabui & Melanggar Aturan
Gembong menjelaskan, kepala daerah saat ini harusnya menjalankan pemerintahan yang berkesinambungan dengan yang lama. Jangan sampai karena lawan politiknya, justru kepala daerah yang sekarang mengeluarkan kebijakan sebaliknya padahal tidak sesuai dengan aturan.
Ketua Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gembong Warsono mendesak Gubernur Anies Baswedan untuk mengkaji rencana pembangunan rumah lapis di kawasan Kampung Akuarium, Jakarta Utara. Alasannya karena rencana tersebut bertentangan dengan Peraturan Daerah Nomor 1 tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) 2030, apalagi status lahannya milik Perumda Pasar Jaya.
Sebelumnya, Anies berencana melakukan revitalisasi kawasan Kampung Akuarium menjadi kawasan budaya sejarah. Dimana penetapan kawasan tersebut akan dimulai dari kawasan Masjid Luar Batang hingga Kawasan Kota Tua.
-
Kapan Bunga Amarilis di taman Pak Sukadi mekar? Saat ini, bunga-bunga Amarilis yang berada di taman itu sedang bermekaran.
-
Di mana letak Agrowisata Bhumi Merapi? Ini merupakan tempat wisata edukasi yang terletak di lereng Gunung Merapi.
-
Apa keunikan Kampung Paniis di Sumedang? Kampung Paniis di Desa Cienteung, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, memiliki bentuk atap bangunan yang unik. Tiap warga di sana masih mempertahankan bentuk suhunan atau atap rumah yang bergaya khas zaman penjajahan Jepang.
-
Kapan Agro Wisata Bhumi Merapi buka? Tempat ini buka mulai pukul 09.00 hingga pukul 17.00 WIB setiap hari.
-
Kapan Taman Kusuma Bangsa diresmikan? Sebelumnya, Taman Kusuma Bangsa diresmikan oleh Presiden Joko Widodo pada Senin (12/8) lalu.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
"Pemerintah harus patuh pada rencana detil tata ruang yang sudah ditetapkan bersama. Apapun yang dilakukan oleh Pak Anies itu kan harus tetap berpedoman pada RTRW," kata Gembong saat dihubungi, Kamis (10/10).
Pada masa pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), dia mengungkapkan, pemukiman di kawasan tersebut telah diratakan dengan alasan menjaga sejarah dan budaya di kawasan Kampung Akuarium. Sehingga, Gembong menduga, Anies berupaya mengelabui aturan dalam penataan kawasan itu dengan dalih tidak menghilangkan wisata budaya yang ada di Kawasan Museum Bahari.
"Pak Anies mencoba mengelabui dan melanggar aturan dengan dalih tidak menghilangkan wisata budaya kita. Yah tidak boleh seperti itulah," tegasnya.
Gembong menjelaskan, kepala daerah saat ini harusnya menjalankan pemerintahan yang berkesinambungan dengan yang lama. Jangan sampai karena lawan politiknya, justru kepala daerah yang sekarang mengeluarkan kebijakan sebaliknya padahal tidak sesuai dengan aturan.
Karena tersebut, dia memastikan legislator tidak akan menyetujui rencana Pemprov DKI dalam membangun rumah lapis di Kampung Akuarium.
"Jadi yang namanya pemerintahan itu harus berkesinambungan dalam konteks perencanaan pembangunan kota. Jangan karena dilakukan oleh lawan politiknya, maka yang dikerjakan semuanya salah," tutup Gembong.
Anies Kembali Bangun Kampung Akuarium
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berencana melakukan revitalisasi kawasan Kampung Akuarium, Jakarta Utara menjadi kawasan budaya sejarah. Dimana penetapan kawasan tersebut akan dimulai dari kawasan Masjid Luar Batang hingga Kawasan Kota Tua.
"Dalam revitalisasi, dengan bangunan cagar budaya, semua ketentuan mengenai cagar budaya, kita akan ikuti. Jadi, dalam perencanaannya pun, kita mendengarkan warga, mendengarkan pakar cagar budaya sehingga nanti tempat ini benar-benar menjadi semacam kawasan wisata budaya sejarah," katanya di Jakarta, Rabu (10/10).
Kawasan wisata budaya sejarah tersebut, dia mengungkapkan, akan membentang mulai dari Masjid Luar Batang, Pelabuhan Sunda Kelapa, Kampung Akuarium, sampai ke Kota Tua.
Sementara itu, Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman, Kelik Indriyanto mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan perencanaan untuk melakukan pengerjaan fisik revitalisasi Kampung Akuarium yang bersebelahan dengan bangunan Museum Bahari.
"Pada waktu pelaksanaan fisik, kami akan sampaikan ke pelaksananya untuk berhati-hati, karena di sana ada benda-benda cagar budaya yang memang harus diselamatkan. Kami juga terus berkoordinasi dengan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) di bawah Disparbud," jelasnya.
Kampung Akuarium sendiri, bersama dengan Museum Bahari, dia menjelaskan, berada di lahan milik Pemprov DKI Jakarta. Namun status rumah lapis yang akan didirikan bagi warga di situ dalam bagian revitalisasi, belum dipastikan.
"Lahan itu aset Pemprov, status rumahnya belum dipastikan. Kami tugas membangun dulu, tugas dinas perumahan membangun saja," kata Kelik.
Kampung Akuarium Diratakan Ahok
Sebelumnya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta telah melakukan beberapa kali penertiban bangunan liar di area Kampung Akuarium, Jalan Pasar Ikan, Jakarta Utara. Menurutnya penertiban tidak perlu lagi sosialisasi karena lahan tersebut sebenarnya adalah milik pemerintah DKI Jakarta.
"Kamu membangun di atas lahan Pasar Jaya, ngapain (kalau mau gusur) mesti sosialisasi? Kamu udah tau itu daerah terlarang kok. Kamu masih nekat bangun," katanya di Taman Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (5/5/2017).
Oleh karena itu, mantan Bupati Belitung Timur ini berkeras untuk kembali menertibkan lahan yang dulunya pernah digusur pada 16 April lalu. "Kita akan bereskan, jadi kalau mereka bilang Pak Anies janji tidak akan bongkar, ya tunggu Pak Anies, baru bangun," ujarnya.
Ahok-pun sudah memberikan perintah pada Wali Kota Jakarta Utara untuk segera menertibkannya. "Saya sudah minta ke Wali Kota untuk bongkar," tegasnya.
Rencananya, kata Ahok, lahan penggusuran di Kampung Akuarium itu akan dibuat cagar budaya. Namun hingga saat ini pemerintah provinsi (pemprov) masih menunggu kajian tentang hal tersebut.
"Kita tunggu kajian untuk cagar budayanya," pungkasnya.
Sebelumnya, pantauan merdeka.com di lokasi Kampung Akuarium warga membangun bangunan kembali untuk tinggal. Bangunan semi permanen itu dibangun dari balok kayu dan triplek.
Sementara bangunan permanen yang masih berdiri hanya sebuah musala. Saat ini warga tengah memperbaikinya.
"Ini warga sini (Kampung Akuarium) semua, ini kerja bakti buat bangun musala, soalnya buat dipakai salat tarawih nanti," kata Tapos salah seorang warga Kampung Akuarium kepada merdeka.com, di lokasi, Jumat (28/4).
"Cuma musala doang ini yang dipakain tembok, yang lainnya mah cuma pakai triplek doang," ujarnya.
(mdk/fik)