Pengobatan Ida Dayak Digandrungi Warga, BPJS Pastikan Pasien Patah Tulang Ditanggung
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti akhirnya buka suara terkait fenomena masyarakat lebih memilih berobat gratis ke pengobatan tradisional seperti Ida Dayak lantaran akses BPJS Kesehatan sulit. Ghufron membantah bahwa akses BPJS sulit diakses masyarakat.
Pengobatan alternatif Ida Dayak tengah digandrungi warga. Salah satunya terlihat ketika warga membludak saat Ida Dayak membuka praktek pengobatan di Kostrad Cilodong, Depok, Jawa Barat.
Pengobatan alternatif Ida Dayak diklaim ampuh mengobati tulang bengkok, patah tulang, dan pelbagai penyakit lain. Tak hanya itu, pengobatan ini juga gratis.
-
Bagaimana cara pengobatan kebotakan tradisional ala warga Betawi di Ciganjur? Untuk mengobati penyakit kebotakan, warga Betawi di sekitar Ciganjur biasanya menggunakan beberapa jenis daun, seperti selederi, lidah buaya dan santan kelapa.Bahan-bahan tersebut biasanya dijadikan sari lalu bisa dicampurkan atau digunakan satu per satu sesuai kebutuhan. Untuk pengobatan, hasil sari tersebut langsung dioleskan di bagian kepala yang mengalami penipisan rambut atau kebotakan. Warga setempat biasanya melakukannya secara rutin, sebanyak dua sampai tiga kali per minggu. Dalam jangka waktu beberapa bulan, rambut dipercaya bisa tumbuh di area tersebut.
-
Kapan pengobatan tradisional Sunda berkembang? Sebelum munculnya pengobatan modern, masyarakat Indonesia telah menggunakan tanaman di sekitarnya untuk menyembuhkan penyakit.
-
Mengapa orang Sunda menggunakan tanaman tradisional untuk pengobatan? Sampai sekarang, pengobatan semacam ini masih dipercaya turun temurun, karena manfaatnya bisa dirasakan langsung di tubuh.
-
Dimanakah sumber pengetahuan pengobatan batuk tradisional di Jawa Kuno? Manuskrip kuno berjudul Serat Jampi Jawi, yang berasal dari sekitar abad ke-17, mencatat metode pengobatan tradisional yang telah digunakan masyarakat Jawa sejak dulu.
-
Apa yang membuat obat tifus tradisional di Desa Sindangkerta unik? Obat tifus ini dibuat tradisional oleh warga di Desa Wangunsari, Kecamatan Sindangkerta, Kabupaten Bandung Barat. Bahannya menggunakan cacing khusus yang direbus selama beberapa jam menggunakan air. Pembuatan obat tifus ini dilakukan oleh seorang warga di kediamannya, Desa Wangunsari.
-
Mengapa masyarakat Jawa Kuno menggunakan pengobatan tradisional untuk batuk? Catatan kuno Jawa mengungkapkan warisan pengetahuan dalam bidang pengobatan tradisional, terutama untuk meredakan penyakit batuk yang dapat menjangkiti berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak hingga lansia.
Maka dari itu, banyak warga yang lebih memilih pengobatan ini. Bahkan warga menilai mengakses Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan lebih sulit dibandingkan berobat ke Ida Dayak.
Penjelasan BPJS
Direktur Utama BPJS Kesehatan Ali Ghufron Mukti akhirnya buka suara terkait fenomena masyarakat lebih memilih berobat gratis ke pengobatan tradisional seperti Ida Dayak lantaran akses BPJS Kesehatan sulit. Ghufron membantah bahwa akses BPJS sulit diakses masyarakat.
"Sekarang saya tanya, akses BPJS sulit itu gimana? jangan cerita zaman dulu lho ya. Zaman sekarang ya terutama dua tahun ini. Itu di mana sulitnya?" kata Ghufron kepada wartawan di Kantor Pusat BPJS Kesehatan, Jakarta Pusat, Kamis (6/4).
Ghufron menjelaskan, BPJS kini sudah semakin mudah digunakan. Sekarang, jika warga ingin berobat, tak perlu lagi membawa foto copy BPJS. Warga hanya perlu membawa KTP jika ingin menikmati layanan kesehatan.
"Tolong kalau di rumah sakit peserta BPJS harus foto copy atau apa, laporkan kepada kami lewat 165 atau lewat WhatsApp tadi di 08118165165 atau lewat Chika atau lewat apa," ujar Ghufron.
"Enggak perlu foto copy, enggak perlu pakai KTP saja bisa, antar dari rumah saja bisa. Ini luar biasa lho," tambahnya.
Pasien Patah Tulang Ditanggung BPJS
Lebih lanjut, Ghufron memastikan bahwa pihak BPJS Kesehatan juga menanggung pengobatan patah tulang.
"Menanggung, asal secara medis itu ada indikasinya. Artinya tidak ngaran sendiri. Kalau ngarang sendiri ya enggak masuk. Umpamanya saya sakit ini loh, sakit beneran atau sakit hati umpamanya, itu enggak masuk," tambah Ghufron.
(mdk/gil)