Penjelasan RSAB Harapan Kita Penyebab Bayi Dua Bulan Sempat Kritis hingga Gizi Buruk
RSAB Harapan Kita berjanji menangani bayi berinisial LAH secara optimal.
Pihak RSAB Harapan Kita menyatakan bahwa kondisi yang dialami bayi itu tidak ada kaitannya dengan kesalahan susu yang diberi oleh perawat.
Penjelasan RSAB Harapan Kita Penyebab Bayi Dua Bulan Sempat Kritis hingga Gizi Buruk
Rumah Sakit Anak Bunda (RSAB) Harapan Kita, Jakarta Barat buka suara terkait bayi berumur dua bulan mengalami kondisi kritis hingga gizi buruk diduga akibat salah diberi susu oleh perawatnya. Pihak RSAB Harapan Kita menyatakan bahwa kondisi yang dialami bayi itu tidak ada kaitannya dengan kesalahan susu yang diberi oleh perawat. "Susu bukan salah satu penyebab bahwa pasien ini masuk ICU," kata Humas RSAB Harapan Kita Nia Kurniati saat ditemui wartawan di RSAB Harapan Kita, Jumta (18/8).
- Praka RM Dkk Beraksi 14 Kali Gerebek Toko Obat di Jabodetabek, Memeras Penjual hingga Ratusan Juta
- Soal Pungli Dialami Ibu Bayi Diduga Korban Malpraktik, Begini Penjelasan RSAB Harapan Kita
- Ibu Bayi Dugaan Korban Malpraktik Datangi RSAB Tuntut Klarifikasi Lengkap
- 6 Dokter Spesialis RSAB Harapan Kita Tangani Bayi Sempat Kritis dan Gizi Buruk Diduga Akibat Suster Salah Beri Susu
Sebelum dirawat di RSAB, bayi bernama LAH itu terlebih dahulu dilahirkan ibunya, Chintia Suciati (29) di RS Pelni, Jakarta Barat.
Bayi Sempat Dirawat di Rumah Sakit Pelni
Pada saat dilahirkan, menurut pihak RSAB Harapan Kita, bayi LAH memiliki kelainan dengan atresia usus halusnya. Pada saat di RS Pelni bayi berumur dua bulan itu juga sempat menjalani proses operasi. "Dengan operasi ini memang kondisinya adalah ususnya pendek, dengan kondisi usus pendek ini untuk penyerapan nutrisi ini juga sulit," kata Nia.
Bayi Sempat Dirawat di Rumah Sakit Pelni
Pada saat dilahirkan, menurut pihak RSAB Harapan Kita, bayi LAH memiliki kelainan dengan atresia usus halusnya. Pada saat di RS Pelni bayi berumur dua bulan itu juga sempat menjalani proses operasi. "Dengan operasi ini memang kondisinya adalah ususnya pendek, dengan kondisi usus pendek ini untuk penyerapan nutrisi ini juga sulit," kata Nia. Singkat cerita, bayi LAH dirujuk ke RSAB Harapan Kita untuk mendapatkan penanganan lebih intensif karena kondisinya yang sudah sangat memprihatinkan.
Bayi Dirujuk ke RSAB Harapan Kita
Adapun terpilihnya RSAB Harapan Kita merupakan rumah sakit dengan kategori tipe A yang artinya pelayanan kesehatan rujukan tertinggi alias pusat. Bahkan memiliki fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit 4 medik spesialis dasar, 5 spesialis penunjang medik, 12 medik spesialis lain, dan 13 medik sub spesialis. Nia mengatakan, RS tipe A sendiri merupakan rumah sakit dengan rujukan terkahir di mana biasanya kasus-kasus yang ditempatkan adalah kasus yang sudah berat. Seperti halnya yang terjadi pada bayi LAH yang pada saat dipindahkan sudah dalam kondisi yang memprihatinkan.
Bayi dua bulan itu sudah terinfeksi. Dengan terjadi infeksi yang menyeluruh di tubuh bayi LAH, Nia menjelaskan, pasien cenderung mengalami perdarahan sangat tinggi. Kemudian nutrisinya cairan yang keluar tidak terserap oleh tubuh sehingga berat badan sulit naik dan bisa terjadi gangguan hati. "Kemudian dengan terjadi gangguan hati akan timbul kuning, selain itu jika memang terjadi perdarahan, ini masalah-masalah lain bisa timbul, mungkin bisa terjadi kejang dan lain-lain," kata Nia.
Penyebab Bayi Gizi Buruk dan Kritis
Pihak RSAB Harapan Kita membantah perihal perbedaan susu yang diberikan perawat yang menangani LAH penyebab terjadinya gizi buruk dan sempat mengalami kritis. Sebagaimana diketahui, anak dari Chintia seharusnya mengonsumsi susu Pepti Junior namun diberikan susu merk Neocap yang pada akhirnya Ruangan NICU (Neonatal Intensive Care Unit). "Informasi dari tim medis kami disampaikan bahwa pasien masuk NICU ini memang karena kondisi pasien yang sudah sangat berat kondisi penyakitnya," kata dia.
Proses Penanganan Bayi di RSAB Harapan Kita
Kendati demikian, Nia mengatakan, penanganan bayi LAH saat ini akan diupayakan untuk tidak dilakukan kembali operasi, sebagai gantinya akan dilakukan proses refeeding. "Ada yang namanya refeeding, yaitu feses yang keluar ini ditampung selama tiga jam, kemudian yang cairnya diambil kembali, dimasukkan kembali. Harapannya adalah cairan elektrolit dan lain-lain bisa terserap," tutur dia.
Bayi Kejang-Kejang
Chintia juga sempat menceritakan bahwa pada saat anaknya mengalami kejang-kejang hingga posisi mata melirik ke atas. Dia mengaku kalau perawat itu hanya membenarkan posisi kepala sang bayi saja bahkan baru ditangani dua setengah jam kemudian. Nia mengatakan, kalau penanganan itu tidak bisa dilakukan sembarangan karena sudah ada aturan penanganan yang telah ditetapkan oleh seluruh perawat.
Penjelasan RSAB Harapan Kita Soal Bayi Kejang-Kejang
"Kaitannya dengan kondisi medis ini, ini sebetulnya ada SOP-nya. Ketika Ibunya menyampaikan, LAH ini kejang, misalnya matanya ke atas, tetapi ketika perawat masuk tidak kelihatan itu. Nah dengan kondisi itu, perawat harus melihat dulu, karena bisa saja itu bukan kejang. Untuk buktikan itu kejang atau tidak, maka harus dilakukan observasi dulu. Kalau memang perawat sudah melihat, dan disimpulkan itu kejang, maka tidak menutup kemungkinan harus dilaporkan ke dokter," ucap Nia.
6 Dokter Ahli Dikerahkan Tangani Bayi LAH
Nia juga menambahkan, RSAB Harapan Kita telah menerjunkan enam dokter untuk menangani bayi berinisial LAH yang berusia dua bulan. "Saat ini Pasien (L) dalam perawatan intensif diruang Pediatric Intensive Care Unit, dengan ditangani oleh beberapa tim dokter," kata dia. Nia menjelaskan dokter yang menangani bayi LAH, terdiri dari dokter Spesialis bedah anak dan dokter bedah. Bahkan turus sertakan juga sejumlah dokter subspesialis dari berbagai bidang seperti gastrohepatologi, nutrisi dan penyakit metabolik, Neurologi, dan Infeksi.