Perjuangan orang-orang kecil ini buat Ahok iba sampai beri santunan
Ahok dikenal kerap melontarkan ucapan tak mengenakkan hingga membuat seseorang sakit hati.
Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, dikenal sebagai orang yang keras dan ceplas-ceplos. Sering kali pula Ahok, sapaan Basuki, melontarkan ucapan tak mengenakkan hingga membuat seseorang sakit hati.
Ahok masa bodoh bila sikapnya itu membuat seseorang tersinggung. Sebab selama ini memang kemarahan Ahok masih seputar permainan proyek dan dan anggaran yang terjadi di lingkungan kerjanya.
"Saya akui memang saya arogan. Tapi ini saya lakukan demi menyelamatkan konstitusi dan sumpah jabatan yang sudah saya ucapkan," kata Ahok di sela pelantikan Wali Kota Jakarta Selatan, Tri Kurniadi, di Balai Kota DKI, kemarin.
Meski dikenal emosional, ternyata Ahok tetap berusaha menunjukkan rasa empatinya. Rasa peduli itu dia tunjukkan dengan coba memberikan bantuan pada orang-orang yang dianggapnya penuh semangat menjalani hidup di tengah keterbatasan fisik dan ekonominya.
Berikut cerita Ahok beri santunan pada mereka yang tetap semangat berjuang hidup:
-
Bagaimana Ahok memulai karier politiknya? Ia memulai karier politiknya sebagai anggota DPRD DKI Jakarta setelah terpilih pada tahun 2004.
-
Apa yang dirayakan oleh Ahok dan Puput? Ahok dan Puput merayakan ulang tahun putri mereka dengan acara yang sederhana, namun dekorasi berwarna pink berhasil menciptakan atmosfer yang penuh semangat.
-
Apa yang dikerjakan oleh Kepolisian Republik Indonesia (Polri) di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang mendapat pujian dari Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni? “Sebagai mitra kerja kepolisian, Komisi III bangga sekali dengan kinerja Polri di bawah kepemimpinan Pak Kapolri Listyo Sigit. Polri tak hanya menjadi lebih humanis, tapi juga jadi jauh lebih inklusif. Kita bisa sebut semuanya, mulai dari kesetaraan gender, kesetaraan akses masuk tanpa pungli, dan kini pemberian kesempatan bagi penyandang disabilitas untuk mengabdi. Terobosan yang luar biasa,” ujar Sahroni dalam keterangannya, Selasa (27/2).
-
Kapan Tiko Aryawardhana memenuhi panggilan polisi? Tiko Aryawardhana, suami penyanyi Bunga Citra Lestari memenuhi panggilan penyidik Polres Metro Jakarta Selatan. Ia diperiksa terkait laporan Arina Winarto (AW) yang merupakan mantan istrinya soal dugaan penggelapan dana Rp6,9 miliar.
-
Apa yang dikhawatirkan oleh Ahmad Sahroni terkait tindakan oknum polisi? “Ini berbahaya sekali kalau benar terjadi. Jangan sampai ada jajaran di bawah melakukan intimidasi terhadap siapa pun, apalagi ada kaitannya dengan konteks kepemiluan." Justru kalau kalian melakukan itu, kalian mencoreng komitmen netralitas Kapolri. Dan ini sayang sekali karena masa kampanye sebentar lagi. Jangan nodai trackrecord netralitas Polri yang sudah bagus,” ujar Sahroi dalam keterangan (6/2).
-
Apa yang ingin ditampilkan film tentang Ahok? Dalam cerita ini, kita akan melihat bagaimana Ahok menjadi sosok yang kita kenal sekarang dan hubungannya dengan ayahnya, Kim Nam, seorang pengusaha tambang di Belitung Timur.
Sumbang motor untuk polisi yang tinggal di kandang sapi
Perjuangan Bripda Taufiq, anggota Sabhara Polda Jateng, membuat Ahok iba. Bripda Taufiq hidup dalam keluarga yang sederhana tak membuatnya patah semangat menggapai cita-cita menjadi keluarga besar Korps Bhayangkara.
Dia tinggal di rumah berukuran 4x7 meter di kawasan Jongke Tengah, Sendangadi, Sleman. Rumah tersebut berdiri di atas tanah kas desa. Rumah tersebut dikelilingi kandang sapi
Melalui ajudannya, Ahok, menelepon Taufiq. Ahok menaruh simpati pada perjuangannya.
"Saya cuma lihat berita itu, saya minta nomor teleponnya Bripda Taufiq. Kasihan. Saya telepon dia nggak angkat, mungkin nggak tahu nomor telepon saya. Saya suruh orang saya teleponin," kata Ahok, di Balai Kota DKI Jakarta, Kamis (15/1).
Ahok mendapatkan nomor itu dari Wakapolda Jateng, Brigjen Imam Sugianto. "Saya sudah dapat nomornya," tambahnya.
Saat ditanya, apakah Ahok ada maksud lain sehingga butuh berkomunikasi dengan Bripda Taufiq, mantan bupati Belitung Timur menegaskan hanya ingin ngobrol.
"Nanya saja," pungkasnya.
Rupanya, dalam perbincangan itu, staf Ahok mengatakan pria asal Belitung Timur itu akan menyumbang sepeda motor untuk opersional Taufiq sehari-hari.
"Ini benar dengan Bripda M Taufik, saya staf pak Ahok, Ririn. Pak Ahok ingin membantu sepeda motor, bagaimana?" kata Ririn via telepon dengan Bripda M.
Mendengar pertanyaan itu, Bripda M Taufik tampak bingung dan tak mampu menjawab. Ia pun meminta pertimbangan Wadir Sabhara Polda DIY AKBP Prihartono yang berada di sampingnya.
"Ya, kamu mau atau tidak? Jawab saja sesuai hatimu. Kalau mau, ya bilang mau," jawab AKBP Prihartono.
Ahok bantu biaya pengobatan pasien mata palsu
Penderitaan bocah Azmi Abdul Malik (13) rupanya menggugah hati Ahok untuk membantu. Ahok berjanji akan menanggung biaya pergantian bola mata palsu bagian kiri milik bocah warga Kampung Jembatan, RT 03/17, nomor 29, Penggilingan, Cakung, Jakarta Timur tersebut yang sedang dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).
"Jadi sebenarnya, bukan karena bola matanya. Tetapi, kedudukan bola matanya enggak pas, makanya sering jatuh. Kalau soal itu, staf saya sudah ngurusin. Saya minta staf saya untuk urus terkait administrasinya," ujar Ahok di Convention Hall JIC, Koja, Jakarta Utara, Rabu (12/8).
"Kalau administrasi BPJS tuh susah. Biar saya yang bayarin untuk keperluan biaya operasinya di RSCM. Pokoknya harus diperbaiki. Daripada nunggu peraturan, kan kelamaan. Lagi pula bukan salah BPJS-nya kok," katanya menambahkan.
Terkait ketentuan dalam pelayanan BPJS, Ahok menjelaskan bahwa Case mix (campuran kasus) yang menjadi salah satu sistem plafon di BPJS, merupakan biaya satuan per diagnosis atau kelompok penyakit. Hal itu sama sekali bukan biaya satuan per jenis pelayanan medis atau non-medis, yang diberikan BPJS kepada para pesertanya.
Seperti diketahui, dianggap sebagai bagian dari estetika, BPJS menolak menanggung operasi mata kiri Azmi Abdul Malik, bocah yang masih duduk di kelas VIII. Azmi harus menjalani operasi setelah mata kirinya terkena anak panah yang dilepaskan oleh temannya.
Ahok bantu hajikan marbot
Suweha (65) mulanya hanya bisa bermimpi bisa beribadah ke Tanah Suci. Dengan profesinya sebagai marbot (penjaga masjid), keinginannya untuk berdoa di depan Kabah, dirasa sangat tidak mungkin. Apalagi dia sempat gagal berangkat untuk umroh pada 2012 lalu.
Tapi takdir berkata lain. Pria kelahiran Kebumen itu terpilih dalam rombongan 30 marbot se-Jakarta yang dipilih Ahok beribadah umroh.
Saat ditemui di rumahnya di Jalan Papanggo II RT 07/03, Kelurahan Papanggo, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu (17/12) siang, Suweha tak mampu menahan rasa haru dan bahagia. Sesekali, ayah dari enam anak ini tertawa lebar, namun matanya tampak berkaca-kaca.
Suweha mengaku, terkejut begitu tahu bakal dilepas Ahok untuk umroh.
"Tadi kayak mimpi indah bisa ketemu pak Ahok dan bisa pergi umroh gratis," ujar Suweha kepada wartawan di rumahnya, sekitar tahun lalu.
Meski keberangkatannya saat itu ditunda, namun Suweha tak berkecil hati. Dia terus beribadah dan berdoa, agar keinginannya pergi ke Mekkah bisa terkabul. Benar saja, di awal kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo pada 2013 lalu, pemerintah berencana memberangkatkan marbot ke tanah suci. Perlahan namun pasti, rupanya rencana tersebut kini teralisasi.
"Awalnya saya sudah putus asa dan berpikir tidak akan jadi pergi ke tanah suci. Ternyata, Tuhan berkata lain. Saya dan puluhan marbot lainnya bisa berangkat ke tanah suci," kata Suweha.
Suweha mengatakan, dengan upah sebesar Rp 800.000 per bulan sebagai marbot, sangatlah sulit untuk bisa pergi umroh. Terlebih upah sebesar itu, baru ia dapatkan sejak beberapa tahun terakhir.
"Saya jadi marbot sejak tahun 1971. Selama puluhan tahun jadi marbot, saya baru menerima gaji sejak tiga tahun lalu. Besaran upahnya dulu Rp 300.000 dan terus naik sampai sekarang Rp 800.000 per bulan," jelas Suweha.