Perkuat Satgas Covid Hadapi Omicron, DKI Minta Semua Pihak Tak Lengah
"Ini masalah virus ini gak boleh dianggap enteng. Kemarin kita merasakan bagaimana dahsyatnya varian Delta, sekarang bagaimana varian Omicron yang cepat, sekalipun tidak berbahaya sebagaimana varian delta dan sebagainya," tutur Riza.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta memperkuat satuan tugas COVID-19 di sekolah untuk menghadapi lonjakan varian baru Omicron di Ibu Kota. Penguatan dilakukan di samping berbagai langkah mitigasi lainnya.
Mitigasi yang dimaksud dengan meningkatkan tes dan penelusuran kasus. Serta mempercepat pemberian vaksinasi bagi anak-anak dan vaksin booster (penguat).
-
Kapan P.K. Ojong meninggal? Sebulan kemudian, Ojong meninggal dunia pada 31 Mei 1980.
-
Kapan Habib Cikini wafat? Habib Cikini diketahui wafat pada 1879 silam.
-
Kapan Habib Ali Kwitang wafat? Sampai sekarang, jejak dakwah dari ulama yang wafat pada 13 Oktober 1968 itu masih ada.
-
Kapan KM Rezki tenggelam? Peristiwa tenggelamnya KM Rezki diperkirakan terjadi sekira pukul 13.25 WITA, Sabtu, 2 Desember 2023.
-
Kapan Mohammad Nazir Datuk Pamoentjak wafat? Ia wafat di Bern, Swiss pada tanggal 10 Juli 1965 di usianya yang sudah 68 tahun.
-
Siapa Habib Ali Kwitang? Di awal abad ke-20, Habib Ali Kwitang menjadi sosok ulama yang paling berpengaruh di masa penjajahan Belanda dan Jepang. Ia merupakan keturunan dari Rasulullah di Betawi yang turut membantu kelahiran Republik Indonesia.
"Penguatan Satgas Covid-19 di sekolah-sekolah, ini untuk yang terkait sekolah ya. Kemudian selanjutnya kami meningkatkan tes, tracing. Lalu percepatan vaksinasi khususnya bagi anak-anak, kemudian booster juga, terus kami percepat," kata Riza di Balai Kota Jakarta. Demikian dikutip dari Antara, Selasa (18/1).
Riza menambahkan, Pemprov DKI terus melakukan sosialisasi hingga pengawasan protokol kesehatan kepada masyarakat. Masyarakat juga diminta jangan lengah, jangan abai dan menganggap enteng varian Omicron tersebut.
"Semua kami upayakan. Kami juga minta kesadaran masyarakat, jangan tunggu kita atau keluarga terpapar, sekalipun telah mendapatkan vaksin jangan anggap enteng, jangan lengah, kita belajar dari banyak negara, jangan karena merasa divaksin santai-santai dianggap biasa, dan terpapar signifikan, akhirnya lockdown lagi, akhirnya kita seperti negara-negara tersebut," ujarnya.
"Ini masalah virus ini gak boleh dianggap enteng. Kemarin kita merasakan bagaimana dahsyatnya varian Delta, sekarang bagaimana varian Omicron yang cepat, sekalipun tidak berbahaya sebagaimana varian delta dan sebagainya," tutur Riza.
Diketahui, kasus positif COVID-19 varian Omicron di Jakarta pada Senin (17/1) berjumlah 825 pasien. Kasus Omicron tersebut didominasi oleh pelaku perjalanan dari luar negeri.
"Total kasus Omicron sebanyak 825, terdiri 582 kasus dari luar negeri, sedangkan 243 kasus non perjalanan luar negeri," ucap Riza.
Baca juga:
Masa Karantina Pelaku Perjalanan Luar Negeri Idealnya 10 atau 14 Hari
Dosis Keempat Vaksin Pfizer Kurang Efektif Lawan Omicron
Epidemiolog: Gelombang 3 Pandemi Covid-19 Sulit Dicegah
Ancaman Omicron saat Pembelajaran Tatap Muka
Bertambah Tiga Orang, Ini Kabar Terbaru Pasien Covid-19 Terduga Omicron di Madiun
Wagub DKI Tegaskan Sekolah Bukan Tempat Penularan Covid-19