Polda Metro Jaya izinkan warga gelar SOTR asal taat aturan
Plt Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, melarang warga melakukan aksi sosial pembagian sahur di jalan (Sahur on the road/SOTR) pada bulan Ramadan karena dianggap mengganggu. Imbauan itu tidak bisa diterapkan kepolisian. Mereka justru mempersilakan warga asal tidak melanggar peraturan.
Plt Gubernur DKI Jakarta, Djarot Syaiful Hidayat, melarang warga melakukan aksi sosial pembagian sahur di jalan (Sahur on the road/SOTR) pada bulan Ramadan karena dianggap mengganggu. Imbauan itu tidak bisa diterapkan kepolisian. Mereka justru mempersilakan warga asal tidak melanggar peraturan.
"Ya kita kan enggak bisa ngelarang juga yang pada mau SOTR," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (30/5).
Penindakan kepada warga melanggar aturan ketika melaksanakan SOTR merupakan tugas kepolisian. Sehingga dia mengimbau para peserta SOTR tetap sesuai aturan ketika melaksanakan aksi sosial.
"Ya masa orang lagi ramai-ramai di jalan naik motor tiba-tiba langsung kita tahan, ya enggak bisalah," ujar Argo. "Jika memang warga yang lakukan SOTR melakukan Tindak Pidana atau melanggar Peraturan Daerah (Perda), baru kita tindak," terangnya.
Sebelumnya, Djarot melarang adanya aksi SOTR di bulan Ramadhan. Mantan Bupati Blitar ini mengancam menindak tegas jika ada warga nekat melakukannya.
"Kami sudah koordinasi dengan Wakapolda, kalau ada seperti itu yah ditangkap, diperiksa suratnya, ditindak lanjut itu kan masalahnya kepolisian. Kalau ada seperti itu langsung ditertibkan," ujar Djarot.
Djarot menilai sahur on the road adalah kegiatan mengganggu. Karena biasanya warga yang sahur on the road berkeliling menggunakan sepeda motor yang knalpotnya di modifikasi.
"Kalau ada seperti itu langsung ditertibkan, selama ini gimana yang naik motor muter-muter, terus knalpotnya dibolongin suaranya kenceng, mereka tuh enggak sahur, cuma keliling-keliling doang biar nanti polisi yang menertibkan, ditanya suratnya pakai helm atau enggak yah kebanyakan enggak pake helm," pungkas Djarot.
Wakapolda Metro Jaya Brigjen Suntana juga sempat menyarankan untuk tidak melakukan sahur on the road selama bulan Ramadan. Sebab, pengalaman dari tahun ke tahun, ada beberapa kejadian justru berakhir dengan keributan antar kelompok masyarakat.
"Sahur on the road tiga tahun ini banyak kejadian antar kelompok ribut, bahkan yang menyedihkan adik-adik kita yang sahur on the road malah enggak puasa karena ribut dan lain-lain," kata Suntana.
Untuk itu, dia mengatakan, kegiatan sahur on the road harus kembali dikaji ulang manfaat dan mudaratnya. Dia juga mengimbau kepada warga untuk tak melakukan sahur on the road di jalanan. "Kalau memang melaksanakan sahur on the road silakan di masjid, untuk masyarakat wilayah Depok, Tangerang, Bekasi, dan sekitarnya, mau sahur on the road silakan di wilayahnya masing-masing enggak perlu datang ke Jakarta," tutur Suntana.