Pria Cekcok di Cawang Keluarkan Senpi Dikira Kopassus, Ternyata Cuma PNS BNN
Atas kejadian tersebut, ternyata Diki turut melaporkan kejadian itu ke Polres Jakarta Timur membuat Pahala harus diperiksa.
Peristiwa itu terjadi di jalan Mayjen Sutoyo, Kecamatan Cawang, Jakarta Timur.
Pria Cekcok di Cawang Keluarkan Senpi Dikira Kopassus, Ternyata Cuma PNS BNN
Keributan yang terjadi di jalan Mayjen Sutoyo, Kecamatan Cawang, Jakarta Timur viral di media sosial. Merekam aksi seorang pengendara terlibat keributan dengan Prajurit Kopassus yang ternyata
Anggota BNN RI.
Kejadian itu sebagaimana unggahan akun instagram @lensa_berita_jakarta, merekam detik-detik keributan keduanya. Sampai pengendara yang cekcok dengan anggota BNN pun dipukul kepalanya, hingga terluka.
- Bertemu Kaesang, Pedagang Pasar Kebayoran Lama Curhat Sepi Pembeli dan Lapak Jualan Tak Nyaman
- Ketua DPRD Prasetio Edi Marsudi Ditunjuk jadi Plt Ketua Fraksi PDIP DKI
- Janjian di Sosmed, 2 Kelompok Remaja Tangerang Tawuran Jelang Subuh & Satu Tewas Kena Sajam
- Jenderal Kopassus Cari Pemimpin yang Berani, Prabowo Tertawa: Jangan Dijabarkan Lagi!
"Bermaksud melerai keributan, pemotor bernama Diki (40) menjadi korban penganiayaan yang dilakukan oleh seseorang yang mengaku sebagai oknum TNI dari kesatuan Kopassus, namun ternyata pelaku adalah ASN di BNN," tulis akun tersebut, dikutip merdeka.com, Rabu (8/11).
Menanggapi kabar viral itu, Kepala Biro Humas dan Protokol BNN RI Brigjen Sulistyo Pudjo Hartono membenarkan adanya keributan yang melibatkan anggotanya dengan seorang pengendara, sekitar pukul 09.00 Wib, Senin (6/11) kemarin.
"Anggota BNN atas nama Pahala Damaris Tambunan saat berangkat ke kantor dengan Honda Spacy Hijau yang bersangkutan kebetulan di sekitar depan Kodam. Ini sangat macet dari arah PGC menuju BNN,"
kata Pudjo dalam keteranganya, Rabu (8/11).
merdeka.com
Lalu, kata Pudjo, ada pengendara lain yang melawan arah untuk menyeberang dari Cawang menuju PGC. Tindakan itu, dianggap Pahala sangat membahayakan sehingga ia menegur si pengendara dengan keras.
"Kemudian dari arah belakang seseorang yang tidak dikenal yang kemudian dikenal saudara Diki. Menegur saudara pahala menyampaikan 'Bang jangan keras-keras itu orang yang sudah tua'," kata Pudjo.
Dari situ keduanya sambil jalan di atas motor malah terlibat cekcok semakin tinggi, dilanjutkan tendangan Diki ke motor Pahala.
Hal tersebut turut memancing keributan selanjutnya.
Ketika berhenti, Pahala yang menghampiri langsung mengeluarkan senjata api untuk memukul kepala Diki. Di situlah, Pahala yang memang tinggal di daerah Cijantung dianggapnya sebagai Anggota Kopasus.
"Terjadi debat di situ kemudian mengetuk memakai gagang senjata api (senpi) dinas ke kepala saudara Diki. Dan saudara Pahala menyampaikan saya tinggal di Cijantung. Betul saudara Pahala adalah penduduk dari Kalisari Cijantung," kata Pudjo.
Atas kejadian tersebut, ternyata Diki turut melaporkan kejadian itu ke Polres Jakarta Timur membuat Pahala harus diperiksa.
Karena ada anggotanya yang diproses hukum, pihak BNN pun langsung turun langsung memberikan pendampingan.
"Pimpinan kemudian mengecek langsung ke Polres Jakarta Timur dan terjadi kesepakatan antara anggota BNN atas nama saudara Pahala Damaris Tambunan dan saudara Diki. Dengan surat kesepakatan damai,"
kata Pudjo.
merdeka.com
"Dan saudara Diki diobati oleh saudara pahala di RS Polri Kramat Jati dengan ditemani atasan yang bersangkutan langsung dari saudara Pahala Damaris Tambunan," tambahnya.
Meskipun telah ada kesepakatan damai antara keduanya, sambung Pudjo, pihak BNN masih terus memantau kasus tersebut yang berjalan pihak polisi. Termasuk, memproses Pahala terkait apakah ada pelanggaran etik atau tidak.