Sempat Dicibir karena Dianggap Gosong, Pisang Goreng Bu Nanik Kini Tembus Pasar Ekspor
Kudapan berbahan dasar Pisang dan berwarna coklat kehitaman itu kerap menjadi sajian di banyak acara.
Kudapan berbahan dasar Pisang dan berwarna coklat kehitaman itu kerap menjadi sajian di banyak acara.
Sempat Dicibir karena Dianggap Gosong, Pisang Goreng Bu Nanik Kini Tembus Pasar Ekspor
Sempat Dicibir, Pisang Goreng Bu Nanik Kini Tembus Pasar Ekspor
Sebagian masyarakat mungkin pernah mencicipi Pisang goreng Bu Nanik.
Kudapan berbahan dasar Pisang dan berwarna coklat kehitaman itu kerap menjadi sajian di banyak acara.
Pisang goreng Bu Nanik Pertama kali dijual pada 2007. Awalnya, Pisang goreng ini tak cukup menarik bagi publik.
Sebab, warna kehitaman yang dipersepsikan pisang goreng gosong jadi pangkalnya.
Pisang goreng Bu Nanik juga menuai kritik karena bentuknya yang acak-acakan dan tak seragam hingga sering dikomplain konsumen.
Namun sebenarnya, warna kehitaman itu bukanlah akibat gosong. Nanik Soelistiawati, sang pemilik bisnis, menciptakan menu itu tak sengaja.
Dia bercerita, pisang goreng yang memiliki nama merk Pisang Goreng Bu Nanik, bermula saat ibunda yang sakit diabetes ingin mencicipi gorengan yang dibuat Nanik.Nanik pun menggunakan madu pada pisang gorengnya, sebagai pengganti gula.
Melihat respons baik, Nanik yang saat itu masih mengelola bisnis katering, akhirnya menjajakan pisang goreng kreasinya ke pasar.
Namun, penerimaannya tak sesuai yang diharapkan.
Awal menjual, Nanik mengaku tak ada yang melirik. Namun sekarang dia bisa menjual lima peti pisang atau setara 50 kilogram pisang.
Bisnis tersebut berkembang lantaran ia beradaptasi dengan permintaan pasar. Bahkan, Nanik sampai menutup bisnis kateringnya pada 2008 karena ingin fokus menggarap usaha gorengan.
Hal itu tak terlepas dari keikutsertaan kedua anaknya, Kevin dan Michelle K. Molloy, dalam bisnis tersebut.
Sang anak pula yang memberikan ide agar pisang dicetak seragam. Bentuk pisang goreng yang dia produksi sudah terbentuk rapih, memiliki ukuran yang sama.
Bahan utama pisang goreng madu itu adalah jenis pisang raja. Michelle, anak Dari Nanik mengungkapkan pisangnya didapat dari empat lokasi berbeda, yakni Cianjur, Bogor, Lampung, dan Semarang.
Setiap kali akan produksi, Nanik dan keduanya akan terjun langsung memastikan kualitas bahan baku.
Nanik mengaku sudah berkeliling dapur sejak pukul 03.30 WIB untuk memantau proses produksi.
Bila tak sesuai standar, pisang yang sudah dibayar sekalipun bakal dikembalikan ke produsennya. Semua demi menjaga kualitas produk akhir.
Hingga kini, resep inti pisang goreng madu hanya diketahui oleh Nanik dan kedua anaknya.
Sementara, para pegawai hanya bertugas mencampur bahan-bahan yang lain, seperti menambahkan tepung atau mencampur air.
Takarannya ditetapkan agar cita rasanya tetap sama.
Meski begitu, ia menyebut hal itu tak bisa menjamin keseragaman cita rasa lantaran kadar air tepung yang digunakan turun naik.
Setelah mantap dengan perkembangan bisnis dan operasional dapur pusat di Tanjung Duren, Jakarta Barat, Pisang Goreng Madu Bu Nanik kini berani berekspansi.
Bekerja sama dengan start up logistik Paxel yang memelopori pengiriman paket dalam satu hari ke antarkota antarprovinsi itu, ia kini bisa mengirim antara 3 sampai 4 ton pisang per hari ke 12 kota di Jawa dan Bali.
Pisang goreng Bu Nanik bahkan sudah menembus pasar international di Singapura, Australia, Dan Hongkong.
"Di Australia dijual 10 dolar Australia untuk lima pieces. Pakai jastip gitu," ujar Nanik.