Seorang Pemuda Disekap dan Barang Dirampas Usai Terlibat Kecelakaan di JLNT Antasari
Melalui kuasa hukum keluarga AKI, Suryantara menjelaskan update kasus yang telah dua kali dilaporkan kliennya ke Polres Metro Jakarta Selatan sampai saat ini belum ada perkembangan. Baru ada belakangan keluarga korban sempat dipanggil Paminal Polda Metro Jaya.
Seorang pemuda bernama Amadani Ksatriaismaya Triharjo (AKI) masih menanti kejelasan kasusnya, usai jadi korban penyekapan dan perampasan kendaraan motor oleh sejumlah orang akibat terlibat kecelakaan di atas Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari, Jakarta Selatan pada Sabtu 7 Januari 2023 silam.
Melalui kuasa hukum keluarga AKI, Suryantara menjelaskan update kasus yang telah dua kali dilaporkan kliennya ke Polres Metro Jakarta Selatan sampai saat ini belum ada perkembangan. Baru ada belakangan keluarga korban sempat dipanggil Paminal Polda Metro Jaya.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa Pantai Cemara Cipanglay sempat viral? Sebelumnya, Pantai Cemara Cipanglay sempat viral di media sosial, karena jadi salah satu pantai yang tersembunyi dan belum banyak diketahui masyarakat umum.
-
Kenapa kata-kata lucu hari ini penting? Ya, kata-kata hari ini lucu tidak bisa dianggap sepele. Sebab, kata-kata ini justru sering kali membantu Anda dalam mengatasi kebosanan dengan cara menyenangkan dan menghibur.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
"Itukan kejadiannya sekitar Januari lapor sampai Juni tidak ada perkembangan yang signifikan. Mungkin karena ke media kemarin itu, terus kita diundang Paminal di Polda Metro Jaya mohon klarifikasinya," kata Suryantara saat dikonfirmasi merdeka.com, Kamis (22/6).
Lantas, Suryantara menjelaskan ketika klarifikasi dilakukan oleh Paminal Polda Metro Jaya pihak keluarga meminta agar kasus ini segera ditindaklanjuti. Supaya ada kepastian hukum dalam kasus mengakibatkan kerugian AKI anaknya yang masih berusia 15 tahun.
"Intinya kita menyampaikan, dilanjutkan saja secepatnya. Kalau memang salah dihukum, kalau tidak ya di SP3 begitu saja. Demi kepastian hukum. Kan motor masih di sana jadi barang bukti. Sekarang di polisi," tuturnya.
Sebab, keluarga korban telah melayangkan berbagai upaya hukum. Seperti laporan nomor LP/B/110/ 2023/SPKT/Polres Metro Jakarta Selatan/ Polda Metro Jaya, Senin 9 Januari. Atas dugaan perampasan sepeda motor Pasal 368 KUHP terhadap korban AKI.
Kemudian ada juga dokumen lainnya yakni surat permintaan Visum Et Repertum yang dikeluarkan Polres Metro Jakarta Selatan kepada AKI, dengan nomor 18/VER/I/2023/Res Jaksel tertulis adanya dugaan kekerasan fisik.
Sebagaimana disebutkan, AKI mengalami luka bagian pelipis kiri, bagian ulu hati akibat dugaan kekerasan terhadap anak di bawah umur Pasal 76 C Jo Pasal 88 UU RI No. 35 Tahun 2014.
"Jadi ada dua laporan pertama, Pelapor orang tua korban Dananjaya utk pemukulan dan penyekapan anak di bawah umur. Kedua Suryantara, untuk perampasan motor alami kerugian capai Rp25 juta," ujarnya.
Kronologi Kejadian
Insiden penyekapan dan perampasan itu bermula ketika AKI dengan motornya melintas di JLNT Antasari untuk konten visual di media sosialnya. Namun sebuah mobil Mercy hitam tiba-tiba mengerem mendadak dan tak lama mobil lainnya di belakangnya menubruk.
Terhadap insiden tabrakan tersebut, kedua pihak mobil itu malah menyalahkan AKI karena menuding jadi penyebab kedua mobil tabrakan. Lalu meminta ganti rugi sebesar Rp20 juta kepada AKI.
"Nah di situ ditarik lah dia masuk mobil, ayo ikut-ikut. Motor dibawa orang itu 5-7 orang itu. Lalu dibawa ke rumah di lebak bulus. Samp pagi, ditanyain lah segala macam hp di situ disaat," kata Suryanta.
Ketika itu AKI terlihat dikerumuni oleh sekitar lima sampai tujuh orang yang mengaku sebagai keluarga anggota Polisi. Hal itu dilayangkan sembari mengintimidasi korban.
Pengakuan itu didapat dari orang tua korban yang esok harinya datang untuk menjemput AKI di rumah kawasan Lebak Bulus. Ketika itu tidak ada kesepakatan antara kedua belah pihak sampai akhirnya korban melapor ke Polres Metro Jakarta Selatan.
"Kalau yang mengerubungi korban ada 4 apa 5 orang. Info dari orangtua korban, saat mediasi di polisi ada yg bilang kami dari keluarga polisi semua ini. Iya (mengaku keluarga polisi) sama orangtua korban," beber Suryantara.
Atas kejadian ini, merdeka.com telah mencoba mengkonfirmasi ke Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Irwandhy Idrus untuk menanyakan update penanganan kasus. Namun sampai berita ini diterbitkan belum ada jawaban.