Sosok Ini Diyakini Bisa Mengungkap Misteri Kematian Bapak & Anak di Jakut
Penyidik akan melakukan uji forensik seperti histopatologi forensik, dan toksikologi forensik guna memastikan penyebab kematian.
Jasad keduanya sedang diautopsi. Diduga waktu kematiannya berbeda-beda.
Sosok Ini Diyakini Bisa Mengungkap Misteri Kematian Bapak & Anak di Jakut
Polisi masih menginvestigasi penyebab kematian ayah dan anak yang jasadnya ditemukan di sebuah rumah di kawasan Tugu Selatan, Koja, Jakarta Utara. Istri korban disebut menjadi saksi kunci dalam kasus ini.
Kepala Rumah Sakit RS Polri Kramat Jati, Brigjen Pol Hariyanto menerangkan, istri dari bapak H saat ini sedang dirawat di RS Polri Kramat Jati. Kondisinya juga sangat memprihatinkan.
"Kita masih fokus untuk perbaikan kondisi umum," kata dia dalam keterangannya, Selasa (31/10).
- Sosok Djaja Surya Atmadja, Dokter Forensik yang Sebut Kematian Wayan Mirna Bukan karena Kopi Sianida
- Dalami Keseharian Ibu & Anak Jasadnya Ditemukan di Depok, Ini Cara Kerja Psikolog Forensik
- Psikolog Forensik Ungkap Makna Tulisan 'To You Whomever' di Lokasi Ibu dan Anak Tinggal Kerangka di Depok
- Tim Forensik Ungkap Penyebab Meninggalnya Siswa SPN
Hariyanto mengatakan, istri korban diperkirakan sudah beberapa hari tidak makan, HB sangat rendah, kondisinya lemah. Atas kondisi itu, maka penyidik belum bisa mengambil keterangan sebagai saksi.
"Mungkin dalam beberapa hari ini penyidik baru bisa meminta keterangan daripada istrinya. Ini kan baru perawatan ya, jadi dari penyidik belum ada permintaan untuk pemeriksaan barang kali kejiwaan," kata Hariyanto.
Kedua jasad atas nama H (58) dan AQH (11 bulan) dikirim ke Rumah Sakit Polri Kramat Jati untuk dilakukan proses autopsi. Hariyanto menduga waktu kematian kedua korban berbeda-beda.
Untuk AQH perkiraan kematian sekitar dua sampai lima hari. Sementara itu, Untuk H diperkirakan sudah meninggal dunia sejak 10 hari lalu.
"Hasil autopsi hanya usia kematian dari korban bapak tadi sekitar 10 hari sementara anak kematian tiga hari."
Kapolres Metro Jakarta Utara, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan menimpali.
Gidion kemudian menerangkan, hasil olah tempat Kejadian Perkara (TKP) menunjukan kondisi rumahnya seperti tidak berpenghuni.
"Ketika masuk ke TKP ada mayat atau jasad seorang lelaki yang menurut ciri-ciri fisik dari keluarga yang bersangkutan berinisial H. Dan satu mayat lagi (AQH) di kamar tidur," ujar Gidion.
Gidion memyampaikan, secara kasat mata tidak ditemukan luka terbuka pada tubuh H. Kendati, penyidik akan melakukan uji forensik seperti histopatologi forensik, dan toksikologi forensik guna memastikan penyebab kematian.
"Itu perlu karena penelusuran jejak gejet sebelum H dengan keluarganya ada menyebut keluhan tentang sakit tenggorokan. Tapi apakah ini kemudian signifikan dengan hasil kondisi pada waktu terakhir," ujar dia.
"Lalu pada anak, jejak kematian 3 hari itu kita akan terus lakukan uji jaringan untuk melihat penyebab kematian yang signifikan," sambung Gidion.
Gidion mengatakan, pihaknya juga harus menjaga kondisi psikologis dari istri korban. Karena satu-satunya saksi yang sangat diharapkan mumpuni adalah istri.
Tidak ditemukan luka pada tubuh istri korban, hanya ada bercak darah menempel di tubuhnya tapi itu bukan berasal dari luka isterinya.