Tak mau ribut, Plt Sekda DKI tolak komentari Ahok soal bus hibah
"Kalau kemudian saya dianggap tidak loyal atau bagaimana, silakan saja lah. Saya tidak masalah," kata Wiriyatmoko.
Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Wiriyatmoko enggan mengomentari kemarahan Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) terkait 30 bus hibah dari tiga perusahaan swasta yaitu PT Telkomsel, PT Roda Mas dan PT Ti-phone. Ahok Marah karena birokrat DKI mempersulit proses hibah.
"Enggak mau ngomong lagi saya, saya enggak mau komentar, takut ribut lagi. Biarin saja, aku enggak mau komentar tentang itu," ujar dia di Balaikota, Kamis (27/3).
Menurut Moko, saat ini proses penerimaan bus hibah tersebut masih menunggu tanggapan dari Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan (BPKP). Pasalnya, ketiga perusahaan bus tersebut meminta agar pajak reklame iklan yang ada di bus dibebaskan. Sehingga, pembebasan pajak tersebut harus mendapatkan legal standing agar Pemprov DKI tidak melanggar aturan yang ada.
"Kalau kemudian saya dianggap tidak loyal atau bagaimana, silakan saja lah. Saya tidak masalah," kata Moko.
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) marah besar lantaran proses penerimaan bus hibah tersebut dipersulit. Selain itu, ketiga perusahaan tersebut juga dikenakan pajak reklame lantaran memasang iklan di dalam dan tubuh bus hibah. Masing-masing perusahaan bus itu akan menyumbang sebanyak 10 unit bus. Bantuan mereka terhambat sejak enam hingga delapan bulan yang lalu. 30 Bus hibah itu bernilai Rp 45 miliar.