Temukan Anggaran Alat Tulis Tak Masuk Akal, Anies Bilang 'Stop Doing This!'
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyoroti anggaran tak masuk akal saat memberikan pengarahan kepada kepala dinas di DKI Jakarta. Anies juga meminta kepala dinas berhenti menyusun anggaran-anggaran yang tak bisa dijelaskan dan tak masuk akal.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyoroti anggaran tak masuk akal saat memberikan pengarahan kepada kepala dinas di DKI Jakarta. Anies juga meminta kepala dinas berhenti menyusun anggaran-anggaran yang tak bisa dijelaskan dan tak masuk akal.
Arahan Anies itu terekam dalam video yang diunggah Pemprov DKI di akun Youtube pada Selasa (29/10). Video itu merekam rapat yang dipimpin Anies pada Rabu (23/10). Selama satu jam Anies menceramahi para kepala dinas. Mulai dari tujuan penyusunan Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 yang merupakan cikal bakal APBD DKI Jakarta, hingga dampak dan tujuan anggaran untuk kesejahteraan sosial.
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Apa yang disindir Anies Baswedan tentang Gubernur DKI? Anies Sindir Ada Gubernur DKI Tak Tuntas Janji Jabat 5 Tahun: Jangan Hukum Saya Capres Anies Baswedan menyinggung soal pemimpin yang tidak memenuhi janjinya.
-
Mengapa PDIP mempertimbangkan Anies Baswedan sebagai calon gubernur di Pilkada Jakarta? Bahwa Anies juga jadi bagian pertimbangan, iya, Anies bagian dari pertimbangan. Oleh karenanya kami juga dengan Cak Imin dalam rangka itu semua," jelas dia.
-
Siapa kakek dari Anies Baswedan? Sebagai pria berusia 54 tahun, Anies Baswedan adalah cucu dari Abdurrahman Baswedan, seorang diplomat yang pernah menjabat sebagai wakil Menteri Muda Penerangan RI dan juga sebagai pejuang kemerdekaan Indonesia.
-
Apa yang disampaikan Anies Baswedan di sidang perdana PHPU? "Karena memang sebagai prinsipal di awal kami hadir menyampaikan pesan pembuka sesudah itu nanti disampaikan lengkap oleh tim hukum," kata Anies, kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Mengapa PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta? Meski pernah menjadi kompetitor di Pilpres, PDIP belakang mulai rajin memuji Anies sebagai sosok yang layak diusung sebagai Cagub Jakarta. Bahkan, PDIP berencana menjodohkan Anies dengan kadernya di Jakarta. "Kalau memang misalnya Pak Anies berpasangan dengan kader kami jadi wagubnya," Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Utut Adianto kepada wartawan. Menurut Utut, sosok Anies memiliki modal yakni popularitas dan elektabilitas untuk bisa memenangi perebutan kursi Gubernur.
Salah satu pos anggaran yang disoroti Anies adalah belanja Alat Tulis Kantor. Dalam video itu terlihat, belanja ATK pada 2019 mencapai Rp409,6 Miliar. Anggaran ini melonjak drastis pada 2020 menjadi Rp1,722 Triliun. Dari total anggaran itu, Anies mengambil contoh pos anggaran ATK di Sudin Jakarta Timur.
Pada 2019, anggaran ATK Sudin Jaktim mencapai Rp35 miliar dan melonjak menjadi Rp337 Miliar. "Jelasin deh, penjelasannya 800 persen peningkatannya," ujar Anies.
Anies lalu mengambil contoh anggaran Badan Pajak dan Retribusi Daerah (BPRD) yang pada 2019 mencapai Rp4,09 miliar menjadi Rp6,9 miliar di 2020. Terjadi kenaikan 69 persen. Anies tidak ingin anggaran tak masuk akal semacam ini kembali muncul.
"Ini kalau bapak ibu ulangi, You are out. Out pak. Karena kita tidak bisa menjelaskan ini pada diri sendiri, pada publik dan pada Tuhan yang maha kuasa," kata Anies.
Dia kembali menyinggung anggaran lain yang terlalu boros. Dia menyebut anggaran untuk membeli balpoint sebesar Rp635 miliar. Lalu Anies mengambil tiga laser pointer.
"Masih mau belanja lagi? Di mana-mana ada begini. bapak ibu kirim uang ini ke pabrik. Teruskan saja kirim uang itu ke pabrik-pabrik," kata Anies.
"Stop Doing This! Berhenti kerjakan ini," tegasnya.
Mantan Mendikbud ini kembali menyinggung anggaran belanja lain yang tak masuk akal. Yakni anggaran pembelian kertas yang tertulis sebesar Rp213 miliar. Lalu anggaran untuk membeli tinta printer Rp407,1 miliar. Termasuk anggaran stabilo yang dipatok sebesar Rp3 miliar.
"What is going on bapak ibu? apa yang sedang terjadi? Kita sumbang ke pabrik stabilo Rp3 miliar."
Lalu Anies menyoroti anggaran pembelian penghapus. Dia menunjuk layar. "Penghapus Rp31 miliar gimana coba? Ini ngga punya kalkulator?" tanya Anies heran.
Menurutnya, anggaran semacam ini bisa lolos karena kecil-kecil. Karena itu Anies meminta seluruh jajarannya menyisir ulang proses penyusunan anggaran.
Baca juga:
DPRD DKI Cecar Soal Anggaran TGUPP Capai Rp19 Miliar
Anggaran-Anggaran Fantastis di RAPBD Pemprov DKI Jakarta 2020
Belum Pernah Unggah Rancangan KUA-PPAS, Pemprov DKI Duga Ada Kebocoran Sistem
Disdik DKI Sebut Tidak Ada Usulan Lem Aibon dari Sekolah Se-Jakarta Barat
PDIP DKI Soroti Perencanaan APBD 2020 Tidak Transparan